Chapter 10

438 9 0
                                    


Suara tepuk tangan dari pengunjung cafe sangat memekakan telinga Annya dan Fernan.

"Sekian dari kami,selamat malam" ucap Fernan sambil menarik Annya menuruni panggung.

"Suaramu tidak buruk" Annya memutar kedua bola matanya malas.

"Itu pujian atau kritikan tuan" jawab Annya, Fernan tekekeh geli.

Annya melihat jam tangannya.

"Saya duluan tuan" ucap Annya sambil mengambil sling bag nya.

"Tunggu" Fernan menahan Annya.

"Ada apa tuan?" tanya Annya.

"Ini sudah larut lebih baik aku mengantarmu pulang" tawar Fernan.

"Terima kasih atas tawaran anda,saya sudah memesan taksi online,saya permisi" Annya berjalan meninggalkan Fernan.

"Apa itu tadi dude?!" teriak Jacob dari belakang Fernan.

"Apa kau benar jatuh cinta?" tanya Liam.

"Maybe" Fernan mengangkat bahunya acuh dan meninggalkan kedua sahabatnya itu.

"Wah Fernan kita sudah besar" ucap Liam.

Sedangkan Jacob hanya menatap kepergian Fernan.

"Ada apa dengan tuan Fernan?mengapa ia bersikap seperti itu?" guman Annya.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan,akhirnya Annya sampai didepan apertement nya.

"Ini uangnya pak"

"Terima kasih nona" kemudian Annya berjalan memasuki gedung apertement nya.

Disis lain Fernan sedang berbaring diatas tempat tidurnya sambil tersenyum,ia membayangkan bagaimana jika ia menikah dengan Annya kelak.

"Aku akan tidur nyenyak malam ini" ucap Fernan,kemudian ia terlelap.

🍁🍁🍁

Kring kring kring

Alaram dinakas membangun seorang wanita cantik dari tidurnya.

"Perasaan aku baru tidur beberapa menit,kenapa sekarang sudah pagi" lirih Annya sambil mengucek matanya. Ia pun menyibakkan selimutnya dan bersiap untuk bekerja.

Ting

Annya keluar dari dalam lift dan ia dikejutkan saat melihat Fernan sedang bersandar dimobil mewahnya.

"Morning" sapa Fernan. Annya hanya tersenyum tipis.

"Apa yang sedang anda lakukan disini tuan?" tanya Annya.

"Aku sedang menunggu seseorang" jawab Fernan.

Annya mengangguk.

"Kalo begitu saya duluan tuan"

"Tunggu" tahan Fernan

"Apa kau tidak ingin tau siapa orang yang aku tunggu?"

"Maaf tuan,saya tidak ada hak untuk ikut campur dalam urusan pribadi anda karena anda memiliki pri..."

"Aku menunggumu" Fernan memotong ucapan Annya.

"Anda menunggu saya" ucap Annya bingung, Fernan mengangguk.

"Kenapa?" tanya Annya.

"Entahlah,aku hanya ingin berangkat kekantor bersamamu" jelas Fernan. Tanpa menunggu jawaban Annya, Fernan langsung menarik Annya dan memasukkannya kedalam mobil.

Cobaan apalagi ini ya tuhan,batin Annya.

Hening,satu kata yang menggambarkan suasana didalam mobil Fernan.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Fernan memecah keheningan diantara mereka.

"Sure" balas Annya singkat.

"Apa kau memiliki kekasih?"

"No"

"Kenapa?"

"Saya hanya malas berurusan dengan cinta tuan"

Fernan mengangguk.

Beberapa menit kemudian,mereka sampai dikantor.

"Terima kasih atas tumpangannya tuan" Annya langsung keluar dari mobil Fernan.

"Huftt dia sangat dingin" guman Fernan. Kemudian ia turun dari mobil.

Ting

Pintu lift terbuka, Fernan berjalan menuju ruangannya.

"Permisi tuan,siang nanti anda ada meeting dengan Camello crop" ucap Dean,sekertaris Fernan. Kenapa sekertaris Fernan seorang pria?karena setiap wanita yang menjadi sekertarisnya selalu saja menggodanya dan ia sangat membenci itu.

"Siapkan berkas untuk meeting nanti" balas Fernan.

"Baik tuan" Dean keluar dari ruangan Fernan.

.

.

.

.

.

Danger BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang