Chapter 10

1.8K 130 7
                                    

Tungkainya berjalan dengan lancar mencapai tujuan. Berdiri sejenak menatap kagum pada gedung yang ada dihadapannya. Wah. Kata itu yang sedang berkeliaran di pikirannya sekarang. Hebat sekali Jiyeon Eonni bisa bekerja di gedung sebesar ini.

Mimpinya dari kecil yaitu ingin bekerja di sebuah perusahaan besar, dan gedung tinggi. Tapi itu hanya mimpi dari seorang Heesoo kecil. Semenjak tahu bibinya yang bekerja di gedung tinggi sering pulang malam dan terkadang tidak pulang untuk menyelesaikan pekerjaannya, Heesoo kecil menghapus mimpinya itu. Tidak asik, tidak bisa tiduran di kasur nanti. Itu pikirnya dulu.

Heesoo melanjutkan langkahnya menuju resepsionis untuk memberi surat kakaknya.

"Selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu?" Sapa sang resepsionis dengan manisnya.

"Ini." Sahut Heesoo seraya memberikan suratnya.

Tangan si resepsionis pun dengan terampil membuka suratnya.

"Nona Jiyeon sakit?" Tanya resepsionis yang ditanggapi anggukan oleh Heesoo.

"Apa ada yang bisa kami bantu lagi?" Heesoo menggeleng lalu berpamitan pergi.

•••••

"Jungkook!"

Pemilik nama berbalik dan menghampiri seseorang yang telah memanggil namanya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Kau dipanggil ketua. Hampiri dia di ruang rapat." Sahut Byun, teman Jungkook yang lain.

Tanpa banyak bicara tungkai Jungkook langsung menuju ruang rapat.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan fokus semua orang yang ada didalam, untuk menatap siapa pelaku yang membuka pintu lalu kembali fokus pada yang dikerjakan.

Jungkook langsung menghampiri si ketua yang sedang berkutat dengan kertas-kertas yang menghiasi permukaan meja. Mendudukkan diri disebelahnya lalu bertanya,

"Ada apa ketua yang tampan ini memanggil Jungkook yang lebih tampan darinya, eoh?"

Mendengar suara yang tak asing disebelahnya, membuat kepala ketua lekas menoleh.

"Akhirnya kau datang juga. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Raut muka si ketua menjadi serius.

"Eiy, santailah sedikit bro. Memang kenapa Deokyom-ah?" Paham jika sang lawan bicara sudah tidak dapat diajak bercanda, Jungkook akhirnya menghela nafasnya.

"Mengenai acara yang akan kita laksanakan ini, apa perusahaan ayahmu bisa ikut andil?"

Alis Jungkook mengernyit bingung. Bukan sebuah rahasia lagi jika Jungkook ini anak dari perusahaan Jeon Corp.

"Kenapa harus?" Tanya Jungkook.

"Karena kita kekurangan dana Jungkook-ssi." Keluh ketua.

"Bagaimana bisa? Begini Deokyom-ah, perusahaan itu sekarang ada di kendali kakakku. Semenjak ayah meninggalkan kami, kakakku yang mengambil alih perusahaan itu. Kau tahu sendiri kan, bagaimana hubungan aku dengan Junghyun Hyung sekarang?" Bisa diliat dari raut wajah Jungkook yang seolah mengatakan aku tidak mau berurusan lagi dengan si sialan itu.

New GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang