Chapter 6

2.6K 203 6
                                    

Matahari dengan bangganya naik perlahan menuju langit untuk menerangi bumi. Sinarnya telah memenuhi seluruh celah-celah yang ada. Karena sinarnya itu pula, membuat pemuda ini menggeliat.

Tangannya mencoba mencari-cari sesuatu yang ada didekatnya untuk menghalangi sinar matahari tersebut. Namun nihil dia tidak menemukan apa-apa. Dengan terpaksa pemuda tampan ini membuka matanya perlahan. Mengerang disertai dengan gerakan tangan yang diangkat keatas.

Mengambil posisi duduk bersandar pada kepala ranjang, pemuda yang masih belum bisa membuka matanya dengan benar ini masih saja mengerang tidak jelas. Seperti tidak terima. Mungkin karena tidur tampannya terganggu.

Setelah bisa membuka mata dengan benar, matanya langsung tertuju pada jam dinding yang terpampang di atas televisi--posisinya: didepan ranjang itu ada televisi, nah terus diatas televisi itu ada jam dinding.

Tok~ Tok~ Tok~

Ketukan pada pintu kamarnya membuatnya tersadar lalu bergegas membuka benda mati tersebut. Keningnya sedikit mengerut ketika disuguhi sebuah paket ditangan seseorang yang ada didepannya.

"Aku menemukan ini didepan pintu depan rumah. Dan namamu tertera di kertas itu. Cepat ambil lah. Aku harus membantu Appa." Kata kakaknya. Jeon Junghyun.

Tanpa membalas perkataan hyungnya itu, Jungkook langsung mengambilnya lalu menutup pintu tepat dihadapan Junghyun. Dongsaeng kurang ajar memang batin kakaknya itu. Berlalu dari kamar sang adik.

Jungkook menatap heran paket yang ada ditangannya. Setahunya, dia tidak sedang membeli sesuatu yang harus dibeli secara online. Tidak mungkin juga kerabat dekatnya mengirim paket. Oh ayolah, teman-temannya itu jika ingin memberikan sesuatu padanya pasti akan mengajak Jungkook keluar lalu dikasihkan lah barang tersebut. Tidak pakai cara seperti ini. Ini aneh pikir Jungkook.

Jungkook duduk diatas ranjang dengan kedua kaki yang disilangkan. Paket itu ada di pangkuannya. Sambil berpikir, tangan pemuda bermarga Jeon itu perlahan membukanya.

Sempat berpikir yang tidak-tidak. Mungkin saja ini bom pikirnya. Namun setelah dibuka, isinya adalah--

Jungkook POV

"Apa ini?" Gumamku. Isinya adalah sebuah kotak dan ada amplop diatasnya. Mengesampingkan suratnya, aku memegang kotaknya lalu aku mengguncangkan nya pelan. Mencoba untuk berpikir namun nihil.

Ini masih pagi, dan aku baru saja bangun tidur. Jadi jangan salahkan aku jika aku masih belum berpikir maksimal. Otakku masih loading kalau kalian ingin tahu.

Menyerah dengan kotaknya, aku mengambil amplop yang ada disebelahnya. Mencoba untuk membukanya. Setelah terbuka, didalamnya ada satu lembar kertas. Aku mengeluarkan kertas itu dan membacanya.

Terkejut. Itu yang aku rasakan. Otakku dipaksa untuk mengingat kejadian yang telah lalu. Ini sebuah surat. Mengalihkan pandangan sejenak kembali pada kotak didepanku. Mengambil kembali kotak itu lalu membukanya.

Ratusan atau mungkin ribuan foto yang ada didalamnya. Mengeluarkan semua isinya. Aku mengambil salah satu foto. Orang yang ada di dalam foto itu adalah aku. Foto yang aku pegang ini, foto dimana aku sedang berbincang dengan teman-teman ku di sebuah bar.

Takut. Itu yang aku rasakan sekarang. Di setiap foto itu, selalu ada aku disana. Mencoba untuk meredam rasa takut, aku merapikan foto-foto itu pada tempatnya kembali. Setelahnya, aku merapikan ranjangku. Menaruh kotak dan surat itu ditempat yang aman. Jangan sampai seorang pun tahu. Pilihannya jatuh pada lemari pakaian.

"Jungkook! Cepat turun dan makan sarapan mu!" Teriakan Eomma membuat ku sedikit terkejut. Sambil terburu-buru aku langsung keluar kamar dan melesat menuju ruang makan.

New GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang