Bagian 12

38 7 1
                                    

"Akan ku namakan dia... Bintang"

Nitt nitt

Bunyi alarm membangunkan Bintang, yang semalam tertidur saat membaca buku diary ibunya. Itu buku diary, bukan buku dongeng, bagaimana ia bisa tertidur dengan air mata yang masih menetes dari matanya? Entahlah, mungkin dia lelah dengan kegiatannya kemarin

Dia bangun dari kursinya, keluar dari kamarnya, dan segera menuju kamar mandi.

Setelah itu ia kembali ke kamar dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Dan saat ia berkaca di cermin, ia memperhatikan wajahnya, terutama kedua matanya.

Dia melotot ke arah cermin, lalu memalingkan matanya ke atas meja belajarnya dan melihat cairan softlens yang tertera disana.

Saat itu juga ia panik, mencari dimana softlens yang ia taruh. Ia tidak pernah memakai softlens nya saat tidur, itu berbahaya. Itu berarti ia tak pakai softlens dari kemarin pulang sekolah.

Bintang mengubrak-abrik laci meja belajarnya, mencari dimana ia letakkan benda itu.

Ckrek

Ada yang membuka pintu kamarnya. Namun ia tak sadar akan hal itu dan tak mendengarnya.

"Lo cari ini?"

Bintang tersentak dengan suara itu, ia menoleh dan melihat benda yang ia cari ada ditangan orang yang berdiri di ambang pintu kamarnya

"Dit, bisa balikin gak? Gue butuh itu"

Bukannya mengembalikan benda itu, justru adit membuka tutup tempat softlens itu dan melihat isinya

"Warna coklat? Buat apa lo pake softlens warna coklat?"

Saat Adit mengutarakan kalimatnya, Bintang menundukkan kepalanya, tak berniat untuk menjawab apa yang Adit tanyakan

"Kenapa nunduk? Gue gak suka ya, kalo lagi ngomong, lo nya nunduk, gue gak marahin lo, gue nanya dan lo harus jawab"

Bintang masih terdiam. Adit geram karena lawan bicaranya tak menjawab apa yang ia tanyakan. Ia menghampiri Bintang dan mendongakkan dagunya secara paksa. Bintang tersentak dan memejamkan matanya.

"Tatap gue! Atau gue banting softlens lo!"

Bintang pasrah, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Perlahan ia membuka matanya, dan benar. Adit yang terkejut saat melihatnya

"Jangan bilang lo pake softlens lagi?"

Bintang hanya bergeleng pelan. Segera Adit melepaskan tangannya dari dagu Bintang. Lalu perlahan ia mencoba tertunduk lagi

"Mata lo biru, lo pake softlens kan? Jangan bercanda lo!"

"Justru karena ini gue pake softlens coklat"

"Jangan nunduk, tatap gue!"

Bintang mengangkat kepalanya, menurut Adit yang masih penasaran akan matanya. Memang Bintang sudah tinggal bersama Adit sejak kecil, tetapi mereka adalah musuh bebuyutan. Mungkin dulu birunya mata bintang belum begitu terlihat, namun, semakin ia dewasa, warna matanya yang biru itu semakin terang. Bahkan sangat terang.

"Dit, gue mohon, balikin ya? Gue butuh itu"

Saat Bintang mencoba merampas benda yang ada ditangan adit, niat jahat Adit pun muncul saat itu, ia sengaja menjatuhkan tempat softlens yang masih terbuka

"Yah tumpah" ledeknya

Bintang hanya menghela nafas, dan mengambil tas nya. Lalu melewati tubuh Adit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Star Shine AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang