Hari demi hari berlalu, ku pikir hidupku tak akan bahagia setelah ku tinggalkan Stefan, laki-laki yang dulunya sangat aku cintai. Ku pikir keputusan ku salah, tetapi nasi sudah menjadi bubur, waktu tak bisa diulang kembali. Stefan sudah milik orang lain, bukan diriku lagi.
Aku juga berpikir, hidupku tak akan lama lagi dengan penyakit ini. Namun, dengan kerja keras El selama ini, aku jadi tak takut akan kematian. Tetapi bagaimana dengan anakku?"
"Rei.."
Dia mengetuk pintu kamar mandi. Yap, dari tadi aku merenung sendirian dikamar mandi.
"Ya?" Jawabku sambil membuka pintu kamar mandi
"Ini waktu kita kontrol sekarang"
"Aku gak mau"
"Kenapa?"
"Gak apa-apa"
"Yaudah, gini aja. Kita ke toko peralatan bayi, beli susu buat kamu, beli ice cream, habis itu kontrol kandungan"
"Ihh El, gak ahh, males"
"Ihh Rei, itu bayi bentar lagi keluar"
"Ihh El, masih lama"
"Ihh Rei, kalo hari ini gimana?"
"Ihh El,..."
"Ihh ihh mulu, buruan"
Dia menarik tanganku keluar kamar mandi, lalu menuntunku keluar apartemen menuju parkiran
"El.." aku mengajaknya berbincang saat didalam mobil
"Ya?"
"Kalo misalnya aku meninggal, apa anakku juga akan meninggal?"
Tiba-tiba ia menginjak rem mobil, mungkin terkejut akan pertanyaanku
"Kamu ngomong apa sih?"
"Kan misal"
"Itu kehendak tuhan, gak ada yang tau, rei."
"Aku rasa, semakin kesini, perutku terasa sakit"
"Mungkin karena bayinya"
Ia kembali menyetir mobilnya
"Waktu itu aku pernah periksa ke dokter, dan katanya rahimku harus diangkat, tetapi aku selalu menunda itu, karena aku tahu. Sudah ada bayi didalam sana"
"Rei, penyakit rahim tidak harus diobati dengan operasi, buktinya dengan tekad mu yang kuat, kamu akan bisa sembuh, dan lihat, bayi mu akan lahir"
"Tapi El..."
"Jangan bicara tentang itu lagi, kita harus kontrol hari ini. Karena kandungan mu sudah seharusnya lahir besok"
"Besok?"
"Iya, besok"
"El, kontrolnya nanti aja ya, kita jalan-jalan dulu. Aku masih takut kalo benar bayi ini akan lahir besok"
Aku mengoyak-ngoyakkan pundak El, membujuknya untuk mengajak ku jalan-jalan
"T-tapi kan..."
"Ihh El, nanti aja kontrolnya"
Aku menjambak rambutnya sampai kepalanya miring-miring
"IYA IYA, LEPASIN RAMBUT COGAN BERANTAKAN, ADUH"
"Bener ya?"
"IYA, LEPASIN DULU"
"Oke, rambut cogan Rei rapihin lagi"
"Jangan suka jambak-jambak mendadak gitu dong, kaget kan, kalo misal rontok trus pitak gimana?"
"Jadi lah dokter pitak" celetukku
KAMU SEDANG MEMBACA
The Star Shine Again
De Todo❛❛Ku pikir Bintang itu dingin, ternyata kehangatan Bintang melebihi kehangatan seribu selimut yang menyelimutiku. Namun sekarang aku kedinginan, dimana Bintang?❜❜ ╔━━━━━━━━━━━━━━━┅⟦ೄྀ࿐ ║ ║▓❏┃ Tιтʟᴇ : Tнᴇ Sтᴀʀ Sнιɴᴇ Aԍᴀιɴ ║ ║▓❏┃ Mᴀᴅᴇ : 2 мᴀʏ 2...