Bagian 10

29 29 2
                                    

"Beli coklat aja ya?"

Aku mendongakkan kepala ku ke wajah El, sudah ku bilang, El lebih tinggi dari ku

"Dimana?"

Tiba-tiba ia menunduk dan mendekatkan wajahnya. Ia menempelkan keningnya ke keningku lalu menatapku

"Kira-kira dimana?"

"Ngapain deket-deket?"

"Mau cium rei"

"Ihh El modus"

"Nggak lah, ngapain El cium rei"

"Beneran gak mau cium rei?"

"Enggak"

"Yaudah bagus"

"Kok bagus?"

"Nanti rei rabies kalo dicium El"

"Kalo gitu gak jadi beli coklat"

"Yaudah rei pergi"

"Yaudah El juga"

Kami berdua saling membelakangi satu sama lain

"Kayak anak kecil ya, gemes"

Tiba-tiba ada seseorang yang menegur kami, berdiri dengan menggunakan Jaket hitam

"Melvin? Ngapain disini?" Tegur El

"Lagi jalan-jalan aja, kamu ngapain? Pacaran malem-malem gini"

"Lagi cari ice cream" Sahutku

"Ohh cari ice cream" Jawab Melvin

"Oh ya, kenalin, ini Reina, teman ku. Dan rei, ini Melvin"

Kami berjabat tangan, lalu El melanjutkan perbincangannya, dan mengacuhkan aku. Dia selalu begitu kalo ada temannya

"El, pulang yuk, dingin" ucapku

Dia tetap tidak mendengarkan ku

"EL IH DINGIIIIIIN!!!!"

Aku berteriak, emosi, sampai mereka berdua menatapku bingung

"Iya iya ayo pulang. vin, duluan ya"

Akhirnya dia merespon ku, dan menuntunku pulang

"Harus diteriakin dulu yah? Ih untung gak khilap, tadinya mau sambit El pake tiang listrik, kalo gak nih tong sampah melayang"

***

El mengajak ku berbincang didalam mobil saat ia menyetir, tapi aku tidak ingin berbicara. Ada saatnya aku ingin terdiam disaat orang lain mengajakku bicara, entah sedang mengkhayal atau merenungkan sesuatu.

"Rei" tegurnya

"Hm?"

"Rei laper gak?"

The Star Shine AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang