"I-iya"
"Terus kenapa lo malah boncengan sama cowok lain? Kenapa gak sama Adit aja? Kan Adit cowok lo"
"Lo gak tau ceritanya, gak usah sok ngatur, udah gue mau mandi"
Aku pergi menuju kamar, meninggalkan Dirga sendirian di ruang keluarga***
"Ish apaan sih, Adit aja jalan sama cewek lain gue gapapa tuh, sampe ngasih bunga inilah itulah, gue gak perduli juga, terus gue harus yah? Ngejaga hati ngejaga diri buat deket sama cowok lain? Cuma sebatas teman doang aja ribet banget sih, dia aja yang sampe pacaran dibelakang gue, gue gapapa, abis mau gimana, diputusin gak mau, egois banget tuh orang, untung orang, kalo kambing udah gue sembelih pake samurai tetangga, haduh Abel... Abel... Lu ngebunuh orang aja gak modal, pake samurai tetangga, orang mah sekalian aja lemparin bensin, terus bakar tuh orang" Ocehku sambil membereskan buku-buku dimeja belajar
"Makanya cerita"
Suara Dirga yang berdiri didepan pintu mengagetkanku. Dia mungkin sudah menyimak ocehanku dari tadi
"Kalo masuk ketuk dulu, jangan kayak jailangkung, datang tak diundang pulang tak diantar"
"Gue ngomong serius" Dia menatapku sambil melipat tangan didadanya
"Huh, terserah" suaraku melemah, sambil menghela nafas dan berbaring ditempat tidur
Dirga memasuki kamarku, dan duduk disamping ranjang tidurku
"Lu kenapa sih"
"Bodo" aku membalikan badan, berbaring membelakangi Dirga dan beralih ke ponsel ku
"Gak lagi pms kan? Pr lu banyak? Ada tugas? Badmood kenapa? Starbuck?"
Dia memang satu-satunya orang yang mengerti keadaanku sekarang, memang kalau aku sedang seperti ini kunci yang bisa Dirga pakai hanya satu kata "starbuck?". Dia memang ngeselin, tapi jangan salah, dia adalah pengganti ayah sekaligus bunda, kalau mereka sedang ada dinas ke luar kota
Aku membalikkan badan dan tersenyum menatapnya, saat mataku teralihkan dengan sweter Bintang yang tergantung di dinding kamarku, aku berpendapat lain tentang starbuck
"Ke mall aja yuk" ajakku
"Mau beli apaan?"
"Udah ayoook, sana siap-siap, gue ganti baju dulu"
"Tapi kan-"
Aku mendorong Dirga keluar dari kamarku dan menutup pintu, lebih tepatnya memotong apa yang ingin ia katakan
***
"Lama nih, dandannya 5 jam kali yak"
"Dah yukk" aku memperlihatkan penampilanku
Dia mengamatiku dari kaki sampai kepala
"Gak salah? Bintang semua hahahah"
"Malah ketawa, emang salah yak" aku berkaca dicermin besar yang berdiri disampingku
Memang sekarang penampilanku agak aneh, dari mulai bajuku yang dipenuhi gliter bintang, celanaku yang bertuliskan "star" disisinya, dan tas kecilku dipenuhi pernak pernik bintang, ntah kapan aku membeli semua itu, sepertinya lama tak ku pakai
"Nggak, aneh aja, yaudah yuk, ntar gue mules ngeliat lu kuning-kuning"
"Kalo ngomong jangan asal ceplos, nih remote auto melayang" Sambil mengangkat remote tv ditanganku

KAMU SEDANG MEMBACA
The Star Shine Again
Aléatoire❛❛Ku pikir Bintang itu dingin, ternyata kehangatan Bintang melebihi kehangatan seribu selimut yang menyelimutiku. Namun sekarang aku kedinginan, dimana Bintang?❜❜ ╔━━━━━━━━━━━━━━━┅⟦ೄྀ࿐ ║ ║▓❏┃ Tιтʟᴇ : Tнᴇ Sтᴀʀ Sнιɴᴇ Aԍᴀιɴ ║ ║▓❏┃ Mᴀᴅᴇ : 2 мᴀʏ 2...