Part 1

69 21 13
                                    


Hai...
Terimakasih buat yang membaca cerita ini. Saya akan sangat bahagia jika kalian memberikan vote dan komentar terhadap cerita ini. Percayalah voment kalian sangat berharga dan voment kalian menjadi semangat bagi para penulis, termasuk saya.😊
Happy reading😉😘
~~~~~

"Bukanlah hal yang bodoh dalam memperjuangkan cinta yang tulus"

*****

Bodoh. Kata yang selalu diucapkan setiap orang kepada Icha, jika Icha berbagi sedikit kisah cintanya kepada orang lain.

Mereka mengatakan bahwa Icha telah dibutakan oleh cintanya kepada si cinta pertama. Orang yang selalu menghantui pikirian Icha. Yang tidak pernah absen di mimpi Icha tiap malamnya.

Dan dipandang dari sudut manapun, Icha memang bodoh dan suka melakukan kebodohan. Dia juga sadar bahwa yang dilakukan memang adalah hal bodoh. Tapi dia tetap melanjutkan kebodohan ini hanya karena satu alasan.

Alasannya adalah karena hanya ada satu orang yang mengatakan bahwa Icha tidak bodoh. Tidak ada hal bodoh dalam memperjuangkan cinta yang tulus. Dan orang yang mengatakannya adalah dia, si cinta pertama.

*****
Berkali-kali Icha mengotak-atik ponsel yang berada di tangannya. Raut gelisah terukir di wajah cantiknya. Dia bingung apa yang harus dia lakukan untuk saat ini.

Sekali lagi dia membuka aplikasi yang digemari banyak orang untuk saat ini yaitu WA. Tidak ada notifikasi baru disana. Pesan yang sudah dia kirim dua jam lalu belum dibaca. Dan itu yang membuat dia gelisah seperti sekarang.

Karna hasilnya tetap nihil. Akhirnya dia bangkit dari kasur empuknya dan pergi ke dapur. Mengambil jus kueni dan meletakkanya di atas meja belajarnya.

Dia mulai menyalakan laptopnya dan membuka lembar kerjanya yang ada di microsoft word. Besok adalah jadwal kuliahnya dan tugas kuliah belum selesai. Masih banyak yang harus dia ketik dan kerjakan.

Sepuluh menit jarinya menari- nari diatas keyboard laptop nya. Helaan napas panjang terdengar dan Icha menghentikan kegiatannya.

Icha hanya menatap ponsel yang berada di samping jus kueni. Tidak ada notif baru disana. Kalaupun ada, itu adalah notif baru dari grup-grup yang dia ikuti. Banyak sekali grup chat di ponselnya itu. Dia mengambil jus tersebut dan mulai menyesapnya.

Dia mendengus kesal dan mulai menatap foto berukuran mini yang ditempel nya di dekat meja belajarnya. Fotonya dengan si cinta pertamanya.

Akibat foto itu, dia mengingat kembali kejadian di foto tersebut yang terjadi beberapa bulan lalu. Yang mengakibatkan dia kembali berharap bahwa cinta pertamanya tidak akan gagal. Dia mulai bertopang dagu dan pikirannya melayang ke peristiwa itu.

*****
Kejadian beberapa bulan lalu.

Hari ini adalah hari pernikahan seorang pendeta yang melayani di gereja Icha yang berada di kampung. Hubungan Icha dengan pendeta ini sangat dekat. Dan mau tidak mau Icha harus menghadiri acara nikah ini. Walau hanya sebentar. Karena dia akan membawakan sebuah lagu di acara pemberkatan nikah, sesuai dengan permintaan pendeta tersebut.

Icha melirik jam tangannya, sudah pukul sebelas. Tapi pengantinnya belum datang di gereja. Padahal rencana awal, acara akan di mulai pada jam sepuluh. Ini sudah molor satu jam. Dia tidak yakin bahwa dia masih punya waktu untuk menyumbangkan suaranya.

Dia tidak punya banyak waktu untuk tetap berada disini. Jam dua dia harus kembali ke tempat kerjanya. Dan tempat kerjanya lumayan jauh dari tempat ini.

Icha memanggil adik perempuannya Angely Shalom, dipanggil Lysha.

Lysha bersama temannya sedang merapikan kostum yang mereka pakai. Mereka akan menjadi pengiring tarinya. Lysha melirik ke sumber suara. Dia sangat tahu siapa yang memanggilnya.

"Apa?" gumam Lysha lalu melangkahkan kakinya mendekati kakaknya.

"Gue takut kalo pengantinnya belum datang bentar lagi. Gue hanya punya waktu 30 menit lagi. Kalo nanti mereka belum datang kalian nari cuma make musik doang ya," ucap Icha memburu. Raut wajah gelisah begitu jelas di wajah cantiknya.

"Aduh kak, emang nggak bisa ya kakak telat datang kesana. Kan masih ada Miss yang lain yang bisa ngajar,"  ujar Lysha jengkel.

"Lys, gue nggak bisa libur hari ini. Jadwal disana padat banget hari ini."

"Ohh... Yaudah. Cuma mau ngomong itu kan?" Ujar Lysha setengah membalik tubuhnya.

"Lysha gue serius tahu, gue lagi panik nih, gue takut inang pendeta kecewa sama gue." Icha takut jika dia memang nggak bisa.

"Kalo nggak pengen ngecewain, ngak usah kerja hari ini. Kak kita udah capek latihan, masa yang tampil cuma kami aja. Penyanyi nya mana?" sungut Lysha.

"Ahkk... Gue benar- benar bingung. Pengantinnya belum datang juga."

Tiba-tiba segerombolan mobil datang. Yang ditunggu-tunggu telah datang membuat kepanikan di wajah Icha memudar digantikan dengan senyum indah ketika melihat kedua orang yang disayanginya turun dari mobil tersebut.

Senyum Icha makin melebar ketika kedua pengantin tersebut melambaikan tangan ke arah Icha. Mereka begitu serasi dan hari ini akan menjadi hari bersejarah buat mereka berdua.

Tanpa Icha sadari, Icha sudah terlalu lama berdiri disana dan entah apa yang dia pikirkan. Suara Lysha yang menyadarkannya supaya sedikit bergeser dari posisinya karena Icha menghalangi jalan pengantin dan para anggota keluarga yang mengikuti dari belakang serta semua juru foto yang ikut serta mengabadikan setiap momen di hari ini.

Lysha mendekati Icha yang sedikit gelagapan tadi. "Kak Cha, kakak kenapa sih?" Icha menggeleng.

"Lysha tau, pasti kakak jadi pengen cepat nikah kan?" gumam Lysha yang mendapat jitakan keras di kepalanya.
Sementara pemberi jitakan mulai melenggangkan kakinya untuk pergi.

Lysha yang mengaduh kesakitan sedikit berteriak supaya Icha mendengar ucapannya. "Kak Icha, pasti menghayalkan jika kak Icha sama bang Varo yang ada disana."

Mendengar nama itu, Icha menghentikan langkahnya spontan. Dan menatap Lysha tajam. "Kemarin Varo pulang dari Medan, dia berada di rumahnya sekarang. Temui aja dia kak, ajak cepat nikah." Tawa Lysha menggelegar setelah mengucapkan hal tersebut.

Icha ingin merobek mulut Lysha yang kelewat lancang itu. Tangannya sudah panas ingin menjewer telinga Lysha. Untunglah salah satu teman Lysha, yang juga ikut menari, memanggil mereka berdua dan mengatakan barisan prosesi akan dimulai.

Yang berarti sudah saatnya Icha akan menyumbangkan suaranya. Icha langsung berlari kecil menuju tempatnya, dimana dia akan melantunkan suaranya. Yang orang bilang suaranya cukup bagus. Padahal menurut Icha suaranya biasa aja.

Icha mencari lirik lagu yang akan dia bawakan, karena dia tidak terlalu hapal semua lirik. Baru seminggu yang lalu dia mendengar lagu ini. Tapi dia langsung jatuh cinta pada lagu tersebut. Dia akan menyanyikan lagu dari Duncan James dan Keedie Babb yang berjudul 'I Believe My Heart' lagu kesukaan pengantin.

Barisan prosesi dimulai dan musik sudah mulai terdengar. Barisan penari yang berada paling depan. Icha mulai melantunkan suara merdunya. Nampak semua orang yang berada disana tersenyum bahagia melihat pengantin wanita yang sangat cantik dengan gaun putih bersih dan pengantin pria yang dibalut dengan setelan kemeja dan jas yang pas ditubuhnya.

~~~~~

Jangan lupa tekan tanda bintang ya😂

Senyum hangat dari saya😊
~Ma_Cha

Gadis LangkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang