Happy Reading😉😘
~~~~~"Percayalah, namamu selalu ada disetiap doaku"
*****
Icha ingin mulai menyerang Varo dengan segala pertanyaan yang sudah tersusun rapi di otaknya. Tetapi Icha enggan untuk memulai pembicaraan. Varo hanya diam melajukan motor itu dengan kecepatan normal.
Setelah berpikir pendek Icha bersuara. "Varo agak cepat dikit ya, gue udah hampir telat nih!"
Varo hanya mengangguk dan mempercepat laju motor. Icha merutuki dirinya sendiri. Kesal dengan apa yang di ucapkannya barusan. Alhasil sekarang tidak ada lagi kesempatan untuk bertanya. Varo sudah fokus mengebut.
Sesampai di terminal, Icha turun dan dia heran, pasalnya Varo juga ikut turun. Varo yang melihat wajah heran Icha mengerti apa yang di pikirkan gadis itu. "Gue mau nemani lo nunggu bis, karena gue tau menunggu itu hal yang membosankan. Setidaknya dengan adanya gue nemani lo, lo tidak terlalu bosan," ucap Varo santai tanpa beban.
Icha jadi bungkam setelah mendengar ucapan Varo barusan. Dia hanya mengangguk membalasnya. Akhirnya mereka menyebrang ke tepi jalan yang lain dan duduk di sebuah bangku yang terbuat dari semen.
Varo mengeluarkan ponselnya dan mulai asyik dengan dunianya sendiri. Icha juga melakukan hal yang sama. Tapi dia sama sekali tidak tertarik dengan ponsel yang ada di genggamannya.
Icha melirik jam tangannya, masih ada waktu sekitar dua puluh menit lagi supaya bis yang lain lewat. Dia sudah yakin bahwa dia pasti telat. Dia sangat cemas. Karena dia sudah berjanji pada boss nya dia akan sampai tepat waktu.
Icha sudah ketinggalan bis yang lewat sekitar sepuluh menit yang lalu. Icha menghela napas panjang. Kacau dengan perasaannya saat ini. Dia pasti akan kena omelan di rumah atau mess nya.
Ditambah Varo yang duduk di sampingnya, membuatnya perasaannya makin kacau. Tidak ada yang ingin buka suara. Icha sedikit jengkel dengan sikap Varo yang tidak pernah mau memulai pembicaraan.
Dari dulu memang Varo seperti ini. Tidak mau memulai pembicaraan kalo dia rasa tidak ada yang perlu di bicarakan. Dia tidak akan mau berbasa-basi dengan siapapun.
Icha memberanikan diri untuk membuka suara. "Varo..." panggilnya pelan."Hm..." jawab Varo singkat tanpa menoleh, masih fokus dengan ponselnya. Sepertinya dia main game online yang sangat di gemari para kaum cowok sekarang. Bahkan bukan hanya cowok ada juga cewek yang memainkannya.
Icha sama sekali tidak tertarik, kalo punya waktu luang Icha akan menghabiskan waktunya membaca novel baik buku atau melalui aplikasi wattpad. Kalo bosan membaca, dia akan menonton atau membaca komik di webtoon.
Icha berdecak kesal atas jawaban Varo yang begitu singkat dan tidak menoleh sama sekali kepadanya. Tapi Icha tidak mungkin marah. Dia menarik napas dalam dan bertanya lagi.
"Lo ngelanjut kemana? Jadi ngambil polisi lagi tahun ini?"
Mendengar kata 'polisi' membuat Varo menghentikan aktivitasnya. Dia menoleh ke arah Icha dan menatapnya. Icha jadi salah tingkah di tatap seperti itu.
"Iya gue jadi ngambil polisi tahun ini Cha, makanya gue pulang, gue mau ngurus berkas. Pendaftarannya dua hari lagi. Gue harap gue nggak gagal lagi seperti tahun kemarin, "jelas Varo panjang lebar.
Walaupun tidak ada raut sedih disana. Icha yakin Varo sedang sedih jika mengingatnya lagi. Tahun lalu Varo mengambil tes kepolisian juga. Tapi dia gagal di tahap akhir.
Varo terobsesi menjadi polisi. Jadi tahun ini dia mencobanya lagi.
"Lo pasti berhasil. Setiap gue berdoa, gue selalu doain lo kok, berharap yang terbaik buat lo," gumam Icha pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Langka
Teen FictionCerita ini bukan cerita biasa Mengisahkan seorang gadis yang langka. Kenapa dikatakan langka? Karena memang dia langka, dia berbeda dari gadis lainnya. Dengan keanehan dan kebodohannya serta prinsip anehnya. Gadis yang berprinsip tidak akan pacaran...