Part 13

32 6 4
                                    

Happy Reading😉😘
~~~~~
"Harapan gue adalah Lo"

*

****
Varo mendekati Icha yang duduk diatas bangku dengan memandang danau yang terpampang luas di depannya. Icha menikmati hembusan angin sore.

Icha tidak menyadari Varo sudah berdiri tepat di belakangnya. Varo memukul pundak Icha pelan supaya Icha menoleh.

Saat Icha menoleh, Icha terkejut melihat Varo membawa kue kecil dengan dua lilin kecil diatasnya.

"Happy Birthday Merica gue," ucap Varo saat Icha menoleh.

Icha merasa sangat bahagia, semua kekesalannya lenyap seketika itu juga.
Di tambah senyum Varo yang begitu manis, membuat Icha merasa hidupnya begitu indah hari ini.

"Gue nggak terima, ucapan selamat ulang tahun udah gue tutup, jadi lo terlambat." Icha sok merajuk.

"Yaudah, tiup lilinnya Merica, keburu habis," ucap Varo dengan senyum mengembang. Varo gemas dengan tingkah Icha yang sok merajuk itu.

"Dari tadi lo nggak nyanyi, gue akan tiup lilin kalo lo nyanyi," tantang Icha.

Varo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Icha memang tau bahwa Varo tidak suka bernyanyi. Icha sengaja menantangnya, bagi Icha suara Varo sangat merdu di telinganya, Icha ingin mendengar itu.

"Mericanya Taro, tiup lilinnya ya," rayu Varo. Icha terkejut mendengarnya, tapi Icha pura-pura mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah, kita pulang kalo lo nggak nyanyi."

Varo terdiam dan memutuskan untuk mengeluarkan suara cemprengnya demi Icha.

"Happy birthday Icha..."

"Happy birthday Icha..."

"Tiup lilinnya... Tiup lilinnya"

Varo mengakhiri lagu nya, dua lagu yang di gabung menjadi satu lagu.  Aransemen lagu yang bagus.

"Tiup lilinnya Merica," ucap Varo.

Icha tertawa mendengar suara Varo.
"Aransemen yang bagus Taro," puji Icha yang diikuti gelak tawa.

Varo bahagia melihat tawa Icha. Setidaknya lagunya yang begitu singkat itu bisa membuat Icha bahagia.

Akhirnya Icha meniup kedua lilin itu dengan sekali tiup.

"Kok nggak buat wish dulu."

"Wish gue udah terkabul hari ini," ucap Icha bangga.

"Apa?"

"Kepo lo," ucap Icha sambil mencuil sedikit kue itu dan memberinya pada Varo.

Saat Icha mau memasukkan kue itu ke mulut Varo, tangan Icha terhenti. Icha terdiam lama menatap Varo. Varo bingung kenapa Icha tidak jadi menyuapinya. Varo memutuskan memegang tangan Icha dan mengarahkannya ke mulut Varo sendiri.

Setelah Varo mengunyah kue itu, kini giliran Varo menyuapi Icha. Varo dengan sengaja mengambil potongan kue yang besar dan tanpa permisi Varo langsung memasukkan potongan  kue itu ke mulut Icha. Sekarang mulut Icha penuh dengan kue.

Setelah menghabiskan kue itu, Icha dan Varo duduk bersama di atas bangku itu. Tempat itu tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu sunset.

"Makasih ya Varo, gue kira lo lupa."

"Gue nggak pernah lupa hari ulang tahun lo Merica."

"Iya gue tau kok."

Gadis LangkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang