Lelahnya Cayla setelah seharian ini terbayar dengar suara penutup kegiatan ekstrakurikuler hari ini. Ya, Kak Nando sudah menyuruh mereka untuk pulang. Benar benar lelah setelah pelatihan kata kata dan pengisian website ekstra.
Seharusnya, Cayla dan Anggi sudah pulang sejak lima belas menit yag lalu. Namun pelatihan khusus dan berbagai kegiatan lainnya membuat mereka harus bertahan terlebih dahuku untuk mengikuti kegiatan dan belajar lebih banyak.
Berbeda dari Cayla, ekstrakurikuler basket sudah selesai sejak dua puluh menit yang lalu. Namun sekumpulan anak yang tidak ingin pulang sedang bersantai dengan segelas limun dipinggir lapangan.
“Apa sih yang ngebuat lo pengen banget tinggal disini? Udah panas, tapi untung si kita dibawah pohon” ujar salah satu murid dari gerombolan itu.
“Iya nih, emang lu nunggu apaan? Oooww atau jangan jangan lo mau nginep disini?”
“Ya nggak laa.. gue cuma pengen aja si. Lagian anginnya sepoi-sepoi kan juga enak buat dinikmatin. Lo pada kalo mau pulang gapapa kok” ujarnya.
Yang tak lain dan tak bukan adalah Rafaz.
Ya, pria itu sedang duduk dipinggir lapangan dengan teman temannya untuk sekedar menikmati angin. Padahal sisi lain Rafaz bukan menunjukkan maksud tersebut.
Ada tujuan lain yang membuatnya sampai berlama lama disini.
'Plus nunggu Cayla' batinnya. Ia menambahkan kalimatnya tadi sambil sesekali tersenyum.
“Nggak ah.. gue kan temen yang setia” ujar siswa yang bernama Rangga.
“Eh.. btw, lu pengen update video apaan?”
“Iya nih.. gue kepo lohh”
“Awas lo ya kalo gak bagus. Traktir kita semua bakmienya mang Johan”
“Iya dahh.. liat viewersnya aja berapa. Kalo nggak lebih dari sepuluh ribu, gue traktir dehh” ucap Rafaz santai.
Begitu mudahnya untuk berkata baginya. Sekedar mentraktir urusan gampang bagi Rafaz. Lagipula, ia melakukannya dengan tujuan untuk berbagi.
Namun disisi lain, Cayla baru saja keluar dari ruang jurnalistiknya. Ia terlihat begitu merepotan memasukkan bertumpuk kertas putih yang penuh dengan ketikan tulisan yang hitam, rapi dan kecil.
Begitu susah ia memasukkan tumpukan kertas yang lumayan berantakan. Hingga Rafaz sang manusia santai menolehnya. Ia melihatnya beberapa saat dan membiarkannya tetap kesusahan seperti itu.
Sambil sesekali tersenyum, ia terus memandang gadis itu. Beruntung sekali ia tidak kepergok oleh teman temannya.
“Gitu gimana lo nggak tetap jomblo. Ya kan Faz?” Rayhan menyenggol Rafaz hingga membuat pria itu tersadar akan lamunannya.
“Lho liatin apa sih Faz?” kepo Gaza. Ia berusaha meluruskan arah pandang Rafaz.
Namun tetap saja. Dengan kemampuan matematikanya yang sedikit #apahubungannya, Rafaz dengan cepat membuang tatapannya dan beralih kepada objek lain. Kemana lagi jika bukan langit yang sedang penuh oleh awan.
“Oohh.. lo lagi ngeliatin masa depan ya? Tapi kok kosong gitu” ledek Faiz. Padahal langit sedang tidak kosong hari ini.
“Lo nggak bisa lihat? Masa depan gue penuh dengan cinta. Bulatan bulatan awan menandakan betapa penuhnya hati gue besok bersama kekasih yang perfect dan setia.
Membuat video bersama, bermain bersama, dan.. entahlah.. Meski awan itu kecil, namun banyak makna yang tersirat dalam gumpalan putih itu” akhir Rafaz membuat semuanya tercengang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Girl
RomanceIntrovert? Sebuah kepribadian yang sangat cuek dengan keadaan lingkungan sekitar, susah terhadap sesuatu yang ramai, umumnya seluruh temannya real. "You changed me without my knowledge" -Cayla-