Part 27. Permintaan Maaf
***
Aku terbiasa sendiri. Tapi, aneh rasanya ketika suara riuh pembicaraan tidak lagi terdengar di telinga. Jujur, aku merindukannya.
***
"Kalau gue jawabnya 'Lo' gimana dong?"
Cayla nyaris menampar Rafaz. Kebiasaan Cayla memukul seseorang saat lawan bicaranya bercanda berlebihan berhasil terkendalikan. Hal tersebut sebenarnya kerap Cayla lakukan namun pukulannya juga sama maksudnya, yaitu bercanda. Kedua kakaknya dan Kazra Shafa lah yang sering mendapatkannya. Ia juga sama sekali belum pernah mendapatkan perkataan seperti ini dari orang lain. Singkatnya, ia bingung untuk bereaksi. Sekarang ia hanga terdiam di tempatnya berusaha mengatur ekspresi. Baginya, cara bercanda Rafaz tidak lucu sama sekali.
"Ga lucu tau ga si?" Cayla berbalik kembali menghadap kumpulan lukisan.
"Yee.. kan tadi Lo sendiri yang nanya. Yaudah laa gue jawab"
"Oh" singkat Cayla masih menghadap lukisan.
Karena pertanyaan tidak jelas, Cayla jadi benar-benar membulatkan tekadnya untuk segera pulang. Berada di situasi seperti ini membuatnya sedikit canggung dan bingung harus menjawab apa.
"Kalo misalnya ya, Lo ..."
"Eh, Maap maap ada telpon mendadak ini tadi"
Beruntung! Cayla sangat bersyukur dan bersorak gembira dalam hatinya. Rupanya, dewi fortuna berbaik hati padanya kali ini, meskipun hanya detik terakhir saja. Pertanyaan lanjutan Rafaz benar-benar membuat dirinya bingung. Kak Raja menjadi penyelamatnya kali ini. Tidak bisa dipercaya!
"Hahaa, iya kak gapapaa" tawa Cayla paksa.
"Enak tehnya?" tanya Kak Raja basa-basi dan kemudian dibalas anggukan oleh Cayla.
"Ah, enak kak!" Cayla menjawabnya setelah meneguknya habis-habisan.
Pembicaraan mulai mengalir diantara ketiganya. Kak Raja dan juga Rafaz cukup baik untuk mencari topik pembicaraan. Sebaliknya, Cayla masih harus kebingungan untuk menjawabnya. Biasanya, ia akan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Tapi, situasi kali ini berbeda. Mereka terlihat encer dalam berbicara. Saling menanggapi satu sama lain tanpa ada rasa canggung. Cayla sempat berpikir, apa karena mereka sudah terbiasa tingal bersama jadinya lebih mudah untuk berbicara.
"Canggung amat Cay, seberapa lama si ngga ketemu" canda Kak Raja.
Sepertinya, lelaki itu melihat suasana canggung yang dirasakan Cayla. Raja juga sempat bingung, biasanya Cayla akan berbicara lancar jika mereka bertemu. Pikirnya, mungkin Rafaz penyebabnya. Tapi disisi lain, Cayla yang Raja tahu tidak akan memperhatikan orang baru yang masuk dalam pembicaraan mereka. Ia akan berbicara bebas sesuai dengan siapa lawan bicara yang ia kenal. Yang penting, ada yang ia kenal pasti akan lancar dalam menanggapi.
"Haha, iya" jawab Cayla terpaksa.
Sebenarnya, pembicaraan mereka cukup ringan. Sekedar menanyakan kabar satu sama lain. Kabar kedua kakak Cayla, siapa perempuan kecil di foto yang dipandangi Cayla sedari tadi, dan sebagainya. Hanya saja, Cayla yang bingung menjawabnya. Ia takut kata-katanya aka membuat kesalah pahaman dan berakibat sesuatu yang tidak diinginkan.
Ya, itu salah satu kelemahan Cayla yang orang lain abaikan. Cayla susah untuk berbicara bersama orang baru, meskipun ada beberapa orang yang ia kenal dalam lingkup pembicaraan itu.
Pembicaraan berlangsung lama sampai hujan sedikit reda. Setelahnya, Cayla berdiri tiba-tiba sehingga hampir mengagetkan kedua remaja tersebut. Dengan tatapan serius dan niat yang sungguh-sungguh, ia ingin mengucapkan keinginannya sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Girl
RomansaIntrovert? Sebuah kepribadian yang sangat cuek dengan keadaan lingkungan sekitar, susah terhadap sesuatu yang ramai, umumnya seluruh temannya real. "You changed me without my knowledge" -Cayla-