17. Apa lagi

126 11 7
                                    

Hari ini Hari Sabtu. Salah satu hari kebanggaan para murid disekolah Cayla maupun Rafaz. Banyak kegiatan bebas dan tidak terlalu memeras otak. Jadi mereka bisa sedikit bersantai untuk hari ini.

Seperti biasanya, Cayla datang dengan berjalan kaki. Tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang. Jadi netral-netral saja. Bel masuk belum berbunyi. Entah berapa menit lagi akan berdering. Yang penting, Cayla sudah duduk di bangkunya dengan novel yang ada di tangannya. Lagi-lagi dan seterusnya.

Ya, akhir-akhir ini ia sedang malas untuk kembali berkutat pada buku fisika maupun bahasa iggris untuk latihan soal. Ia lebih mementingkan novel sebagai bahan bacaan dan kesibukan lainnya.

Berbeda lagi dengan Rafaz. Sudah lima belas menit ia datang dari rumah dan sibuk dengan handphonenya. Percayalah, ini Hari Sabtu dan ia harus mencari bahan videonya yang baru. Cayla yang melihatnya hanya bisa mendengus kesal. Namun, seseorang datang dan merusak semua dengusan kesal Cayla.

"Alo calon pacarnya Rafaz dan calon pacarnya Caylaa"siapa lagi kalau bukan Kazra. Sepagi ini ia rela datang kemeja Cayla untuk menggoda keduanya. Kalau Shafa mahh... jangan tanya. Ia sedang kumpul ekstrakurikuler. Karate.

Rafaz sedikit menaikkan kedua ujung  bibirnya. Namun senyuman kecil itu hampir tak terlihat. Sedangkan Cayla hanya bisa menyembunyikan kepanikannya.

"Yahh.. nggak ada jawabannya. Yawdah deh" Kazra menghentikan ucapannya. Sengaja memberikan kemisterian dalam setiap kalimatnya.

"Oh ya, Calon pacarnya Rafaz, aku pinjem PR matematikanya donggg" ujar Kazra membuka telapak tangan kanannya. Senyumnya

"Yahh.. nggak denger"

"Gue nggak nganggep" sinis Cayla.

"Yawdahh.. Cayla yang es nya kayak kutub... pinjem PR matematikanya dong.." ujar Kazra dengan nada yang dilembut lembutkan. Refleks, Cayla memberikan buku PR yang tadi sudah ada dilokernya. Sejurus kemudian, gadis itu pergi.

Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Guru yang mengajar juga sudah datang. Setelah berdoa, pelajaran dimulai. Namun, berita misterius datang ketelinga Cayla.

"Cayla sama Rafaz nanti istirahat keruang guru yaa. Oh ya sama Iqbal trus Cacha" ujar Pak Handoko setelah membuka bukunya.

What? kabar apa lagi ini?. Apa ia terkena hukuman lagi?. Tapi seharusnya kan keruang BK, bukan ruang guru. Apa ia akan mengikuti lomba? Tapi kenapa harus dengan Rafaz, Iqbal dan Cacha?. Apa ia akan ikut olimpiade?. Tapi bisa apa Rafaz jika ikut olimpiade.

Aneh. Bersama Rafaz sicowok pengganggu itu. Iqbal, ketua OSIS yang super multitalenta. Dan Cacha yang imut, pintar, dan famous itu? Mana mungkin ia digabungkan dengan ketiga orang yang bisa dibilang superakrif itu. Intinya, semoga bukan lomba model yang ia lakukan.

***
Setelah melewati masa masa keemasan Pak Handoko guru Bahasa Jerman itu, akhirnya bel istirahat berbunyi juga. Para murid yang sudah kelaparan tingkat dewa itu langsung saja menyerbu jajanan kantin yang sudah merayu lambai ria.

Berbed lagi dengan Cayla yang lelah dan sudah siap meletakkan kepalanya diatas meja. Matanya juga sudah bersiap untuk terlelap menjemput mimpi-mimpi yang pasti tidak akan menjadi nyata.

'Biarinlah. Nanti aja ke ruang gurunya. Pulang sekolah juga bisa kan. Lagian napa harus sekarang si? Kalo Iqbal, Cacha and Rafaz itu mau duluan juga pasti duluan. Bomat. Bocan dulu aa..'

Demi apapun, Cayla sudah mengantuk dan segera memejamkan matanya. Namun, belum sampai lima menit, tangannya ditarik gemas, yaa bisa dibilang ditarik paksa. Siapa lagi kalau bukan Rafaz.

"Oi oi.. bangun oi.. jungkook dateng tuu" Rafaz mengeluarkan candaannya. Bagaimana dia tahu kalau Cayla adalah seorang Army. Dan bagaimana ia juga tahu bahwa biasnya adalah jeon jungkook. Ah.. sudalaa..

Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang