Bab 5: The Golden Arrow

2K 262 24
                                    

Pangeran Alingga ikut bersama pangeran muda dari Tanah Rugyan. Mereka berdua pergi ke hutan untuk berburu rusa. Mereka jin. Mereka sakti. Mereka bisa bertarung fisik maupun menggunakan tenaga dalam. Untuk itu mereka perlu mengasah ketangkasan juga kejelian. Sudah jadi tradisi bagi tiap jin yang telah cukup umur pergi berburu, termasuk pangeran muda Rugyan.

Pangeran Leik Rakmaronk dari Tanah Rugyan menurunkan pangeran kecil di atas batu-batu besar bertumpuk. Sekitar tempat itu cukup aman karena terletak di hamparan rumput yang luas.  Pangeran muda Rugyan merasa tenang jika mendudukkan pangeran kecil di sana.

"Dimas tunggu di sini! Jangan ke mana-mana sampai Kangmas kembali."

"Ya, Kangmas," jawab pangeran kecil menganggukan kepala sambil tersenyum.

Selagi Pangeran Leik Rakmaronk berburu, Pangeran Alingga duduk dengan tenang. Dia tidak takut karena kangmasnya tidak pergi jauh. Dari tempatnya beristirahat dia masih bisa melihat sosok tegap pangeran muda Rugyan. Namun, karena Pangeran Alingga masih kecil dia mudah bosan. Begitu melihat kelinci melompat, dia tertarik lalu mengejarnya.

Beberapa lama berselang, pangeran muda datang dengan hasil buruan dan sekantung air jernih dari sungai untuk mereka minum. Begitu melihat pangeran kecil hilang dia panik. Di hutan selain lebat juga ada banyak binatang buas. Meski Pangeran Alingga jin, tapi saat ini kekuatannya tidak stabil. Dengan tubuh tak kasat matanya dia bisa muncul lalu menghilang tiba-tiba tanpa bisa dikontrol. Binatang buas bisa saja melihat dan menganggapnya makanan.

"Dimas?! Dimas Aling, di mana kau?!"

Pangeran Leik Rakmaronk menjatuhkan buruannya begitu saja. Pandangannya dialihkan ke kanan dan ke kiri, berharap pangeran kecil ada. Tapi Pangeran Alingga tidak terlihat di manapun. Pangeran muda sudah tidak peduli dengan rusa yang baru saja dia dapatkan. Dia bergegas masuk ke dalam hutan rimbun untuk menemukan pangeran kecil sebelum hal buruk terjadi.

"Wa! Kangmas, tolong aku!"

Pangeran muda kaget begitu melihat Pangeran Alingga berlari terbirit-birit dari balik semak-semak. Si kecil terlihat ketakutan.  Di belakangnya ada singa yang mengejar dengan mulut menganga lebar. Seperti dugaan pangeran muda, wujud pangeran kecil muncul-hilang, muncul lagi lalu hilang. Ekspresi pangeran mungil sangat lucu dengan air mata bercucuran. Antara kesal, cemas, dan ingin tertawa akhirnya Pangeran Leik Rakmaronk menunduk. Si kecil segera masuk ke dalam pelukan begitu dia merentangkan tangan.

"Pergi! Jangan ganggu dia!" Pangeran Leik Rakmaronk memasang wajah sangar pada seekor singa yang mengejar Pangeran Alingga. Dengan bekal busur panah dan senjata kujang, sang pangeran muda tetap bertahan.

Si singa akhirnya pergi karena takut dengan aura Pangeran Rugyan. Di usia muda, Pangeran Leik Rakmaronk cukup sakti. Dia termasuk jin yang pandai karena mampu menyerap pelajaran dari gurunya. Dia juga diramal akan jadi cikal bakal penguasa Rugyan yang menguasai setengah daratan Bumi.

Pangeran Alingga gemetar ketakutan. Dia terus memeluk pangeran muda dan membenamkan wajahnya di ceruk leher kangmasnya. Ketika tadi dia pergi mengejar kelinci, ada singa sedang beristirahat. Karena tertarik, pangeran kecil pun mendekati sang singa. Sang singa yang terusik jadi terbangun dan akhirnya mengejar pangeran. Wajah singa tadi sangat besar, si kecil jadi ketakutan setengah mati.

"Singanya sudah pergi, Dimas."

Pelukan Pangeran Alingga malah semakin erat.

"Apa pesan Kangmas tadi? Jangan ke mana-mana sampai Kangmas kembali, tapi kau malah melanggar," ucapnya sedikit galak, tetapi tidak membentak.

Wedding Proposal The King Of RugyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang