Bab 2: Curnita

2.4K 298 35
                                    

"ALINGGAAAAAA!"

Suara teriakan raja Rugyan menggema di istana keesokan harinya. Bagaimana dia tidak marah saat prajuritnya memberi laporan kalau batu permata rampasan dari Tanah Luho telah direbut oleh pangeran yang usianya baru 750 tahun. Artinya pangeran masih remaja. Selisih usia antara Raja Rugyan dengan pangeran sangat jauh. Bisa dibilang Raja Rugyan sudah dewasa karena usianya mencapai ribuan tahun.

Setelah menyerang Kerajaan Luho, Raja Rugyan memerintahkan prajurit untuk membawa hasil rampasan yang ada di tambang permata dengan kereta udara. Seharusnya peti-peti berisi hasil bumi Tanah Luho itu sudah tiba di istana Rugyan, namun laporannya justru melenceng dari apa yang raja perkirakan. Jangan salah kira karena mereka jin lantas bisa melakukan segala sesuatu dengan 'bim salabim abrakadabra' lalu benda-benda akan berpindah sendiri. Kemampuan ini hanya bisa dilakukan oleh jin dengan kesaktian tinggi, strata tinggi, dan sudah bertapa selama lebih dari ribuan tahun.

"Sebaiknya kuserang saja Istana Merapi. Hasil buminya kujarah, istananya kuhancurkan, naga-naganya kujadikan tungganganku lalu----pangeran kujadikan anggota baru Wadya Seseliran. Hahahaha!"

"Paduka Prabu harap bisa menahan diri. Ingat! Kita dilarang menyakiti Pangeran Alingga karena----"

"Aku tahu, Paman Penasehat. Hanya saja ... Pangeran Alingga sangat mengganggu. Yang dia lakukan melebihi batas usianya. Seharusnya dia tunduk dan hormat padaku, tapi apa yang dia lakukan benar-benar membuat kesabaranku habis." Raja mengepalkan tangan.

"Paduka terlalu banyak berpikir. Pangeran Alingga masih muda. Dia hanya ingin bersenang-senang dan mencari perhatian, mengingat dua puluh kakaknya sudah berkeluarga dan memilih jalan takdirnya sendiri."

"Jadi menurutmu dia menganggapku sebagai pengganti kakaknya untuk bersenang-senang, begitu?" Raja Rugyan menatap penasehatnya tidak percaya.

"Betul, Prabu. Dari pada merisaukan Pangeran yang membuat keributan, bagaimana jika Paduka memikirkan tentang seorang pendamping? Kerajaan ini butuh permaisuri, Prabu."

"Aku menolak. Aku tidak mau menikah."

"Tapi Prabu butuh penerus."

"Aku sangat hebat dan kuat. Di dunia ini tidak ada satu jin pun yang pantas duduk sebagai permaisuriku. Dia harus lah jin hebat, karena aku ingin penerus tiada tanding sepertiku!" seru Raja bongah. "Dan lagi, paman tentu tahu seleraku. Aku belum siap bersentuhan dengan jin perempuan."

"Ampun, Prabu. Menurutku masih ada cara lain supaya Prabu punya keturunan tanpa harus bersentuhan dengan jin perempuan."

"Apa maksud Paman?" Alis Raja Rugyan hampir saling tertaut. Dahinya mengernyit heran.

"Di dunia ini, jin terbagi antara laki-laki dan perempuan, namun belakangan lahirlah para hermaprodit. Dia berkelamin ganda. Jumlahnya sangat langka, karena itu keberadaannya sangat dijaga. Bila Prabu bisa menjadikannya pendamping, maka semua jin akan segan pada Prabu, sekaligus dia bisa melahirkan keturunan."

"Hm, ide yang bagus, Paman," Raja Rugyan tersenyum kemudian bertanya lagi. "Di mana aku bisa mendapatkan hermaprodit?"

"Dia sangat dekat, Prabu. Sangat dekat."

****

Eldora terbang di atas langit lalu mendarat di salah satu lembah bernama Curnita, di mana terdapat bangunan dengan pilar tinggi serta atap berbentuk kubah raksasa dan dikelilingi tanaman bunga yang dipangkas berbentuk bundar. Bangunan itu berundag-undag menempel pada bukit serta tangga berjumlah jutaan.

Di lembah itu berdiri Sekolah Curnita. Sekolah untuk para jin muda; baik jin air, udara, maupun jin darat. Karenanya sekolah ini sangat terkenal di kalangan bangsa jin. Terlebih, banyaknya kaum jin muda yang belajar di sana.

Wedding Proposal The King Of RugyanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang