00.04; Penilaian Jeno

3.4K 633 85
                                    

Selama seminggu terakhir Jeno terus-terusan bareng Renjunㅡyang Jeno sadari, lho kok dia goblok banget mau-mauan makan siang kantor bersama calon tambatan hatinya ini? Biasanya juga dia lebih memilih nyemilin roti sama seseruput kopi hitam di rooftop kantor daripada harus keluar kayak giniㅡJeno menyadari bahwa Renjun itu bukan manusia unik yang biasanya orang gandrungi sebagai 'Manusia 4D' bukan! Renjun menurut Jeno lebih dari itu.

Dalam sehari kelakuan dia tuh aneh-aneh.

Renjun sudah gak malu lagi sekarang. Sudah mulai terlihat sifat aslinya...

Dia bisa saja setiap hari berganti logat dan cara berbicaranya. Itu lucu kok! Sumpah! Tapi, bingung saja... ada ya orang yang cepat nangkap logat orang lain?

Yang Jeno tau... Renjun itu tidak ahli dalam bermain peran, gitu-gitu dia juga gugupan depan kameraㅡfakta dari Renjun sendiriㅡmaka dari itu... postingan Insta-nya jarang sekali menampakkan wajah manisnya. Tapi lho ya...

Renjun kenapa begitu ahli dalan memerankan orang lain dalam kehidupan nyata? Pandai sekali dia berperan sebagai Haechan dan Liaㅡ sahabatnya. Bahkan! Renjun begitu ahli menirukan dirinya sebagai Lee Jeno di seminggu belakangan ini.

Jeno tau... dia unik dengan caranya sendiri. Jeno semakin tertarik. Kayaknya.

"Makan yang benar, Dek. Jangan buru-buru nanti kesedak." Ingat Jeno. Tangannya bebas terangkat mengusap pinggiran bibir-yang-kayaknya-manis-banget itu.

Renjun mengerjapkan matanya lalu mengangguk, lanjut makan lagi seperti tadi.

Kayak gak pernah makan sebulan full. Jeno jadi gemas!!!

"Jadi gimana? Kapan kamu wisuda, Dek?" Tanya Jeno.

"Sebulan lagi kali ya? Gak tau! Heran aku, Mas. Teman-temanku itu terlalu goblok apa gimana sih? Mereka benar-benar lamban kayak siput! Aku udah ngebet wisuda, Mas!!! Mau kerja! Mau cari uang!" Ujar Renjun dengan wajah geregetnya.

Ya Ampun Ren!!! Jeno mau nabok tapi, takut Renjunnya gepeng!!!

Dan ini yang kedua. Jeno juga menilai Renjun ini punya sifat yang ceplas-ceplos! Dulu, Jeno pernah suka sama orang, dia dekati lalu, setelah tau sifat asli sang empu... Jeno jadi ilfil. Terlalu ceplas-ceplos!

Cuma... kenapa kalau Renjun yang bicara semuanya jadi beda? Jeno malah suka!!! Sukaaa banget sama cara Renjun berbicara apalagi saat sedang ceplas-ceplos seperti ini.

"Kamu mau cari uang?" Jeno bertanya lalu berdeham.

Dibalas anggukan antusias dari Renjun. "Mau dong, Mas!!!" Balasnya.

"Kayaknya kantor mas lagi butuhin anak magang deh. Mau coba?"

"Mauuu!!!!" Renjun berbicara tanpa berfikir panjang.

"Oke! Nanti mas cari tau informasi lebih lanjutnya."

"Wahhh!!! Makasih ya, Mas jadi ngerepotin gini. Padahal Renjun gak mau lho ngerepotin orang."

Jeno bergeming.

Acara makan kembali khidmat, cuma ada suara sendok, sumpit dan garpu.

Renjun sedang mengambil lauk lainnya untuk di santap. Sekarang sudah mangkuk nasi kedua yang akan segera dia habiskan.

Maruk juga.

Jeno saja baru tiga. Laper banget sih, sumpah!

Lagi asik-asiknya menikmati santapan mangkuk ketiga, Jeno harus tersedak karena...

"Aw!"

"Eh, Dek kamu gak apa-apa kan?"

Reflek Jeno meraih tangan Renjun dan mengeceknya, apakah ada yang terluka?

"Gak kok, Mas gak apa-apa. Tadi 'kan Renjun mau ambil cumi pakai garpu, eh sikutnya malah nyenggol panci panas itu." Bibirnya dimanyun-manyunkan menunjuk panci bisu tak bersalah.

Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya.

Nah ini yang ketiga dan... kayaknya ini yang terakhir. Jeno rasa.

Renjun itu orangnya ceroboh pakai banget! Pernah Jeno jalan mau nyebrang bareng Renjun, Jeno sudah berhenti di depan jembatan penyebrangan jalan ancang-ancang menaiki anak tangganya sementara Renjun, dia jalan terus sampai nabrak tiang.

Pernah juga, Renjun menabrak meja makan orang lain sampai minuman orang itu tumpah. Semua karena, Renjun jalan lurus tapi pandangannya ke keripik manis yang ada di sebelah kiri.

Sekarang! Sikutnya memerah panas karena nyenggol panci panas. Jeno harus memberinya salep dingin agar sakitnya bisa mereda. Kasian juga matanya sudah mau nangis.

Dasar Renjun!

Dasar Renjun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love O'clock; NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang