00.10

3K 536 50
                                        

Serangkaian acara sudah semua dilakukan, mulai dari tunangan, lamaran, kasih ini itu. Tinggal nikah doang. Hari ini hari terakhir mereka bertemu sebelum dipingit, Jeno memutuskan untuk mengajak Renjun jalan-jalanㅡoh iya ada berita menyenangkan, Renjun akhirnya sudah dapat pekerjaan, dia magang. Gak lama setelah nikah juga Renjun bakalan wisudaㅡjalan kemana ya kira-kira?

Gak tau. Jeno belum memutuskan. Jeno ngajak jalan juga sekalian mau ngerayain keterimanya Renjun diperusahaan tempat dia kerja. Rezeki Jeno banget, 'kan?

Anak sholeh!!!

"Hai, calon suaminya mas."

Renjun terkekeh kecil. "Apaan sih?" Jawabnya malu-malu. Aduh gemas!!!

"Mau kemana kita?" Tanya Jeno setelah Renjun sudah siap dengan duduknya, memasang seatbelt.

"Mana adek tau? Mas yang ajak adek," Sahutnya.

"Kuliner jalanan aja kali, ya? Mau?" Jeno sedikit menoleh menatap Renjun sekilas.

"Mau!!!" Serunya riang.

Mobil Jeno terparkir 500 meter jauhnya dari kawasan food street. Mereka berdua jalan sambil pegangan tangan, mentang-mentang sudah resmi. Sombong banget mau nunjukin ke orang-orang kalau kalian couple goals ditambah bajunya samaan, denim.

Pasangan baru, masih hangat.

"Mas, nanti adek mau mam sosis ya!!!"

"Apapun, ambil aja, Dek."

Setelah membeli semua makan dan minuman yang mereka mau, Renjun menarik Jeno untuk duduk di pinggiran sungai di atas hamparan rumput dekat kawasan food streetnya. Banyak orang juga yang duduk di sana.

Jeno membuka minumannya terlebih dahulu, Thai tea, katanya!!! Sambil sesekali Renjun menyuapi makanan ke Jeno. Gak tau lagi pingin saja Renjun nyuapin calon suaminya ini. Di sela-sela mereka makan, mereka berbicara, berbagi cerita, cekikikan saling melemparkan lelucon garing bagi orang lain, tapi lucu bagi mereka. Gak tau tuh lucunya dimana? Mereka doang yang tau.

Sakin berisiknya juga banyak mata yang melirik mereka berbagai jenis tatapan mereka lemparkan.

Halah mereka jomblo, makanya iri.

"Gimana ceritanya, sih kamu sama Lia bisa jadi mantanan gitu? Mas belum tau..."

"Loh, masa sih mas belum tau?" Renjun mengernyit heran. Perasaan Renjun sudah cerita.

"Iya belum, Dek."

Sebelum cerita, Renjun menghela nafasnya dulu.

Jeno jadi gak enak, kayaknya Renjun enggan buat cerita.

"Gak apa, Dek kalau gak mau cerita, ndak maksa."

"Santai, gak apa-apa, kok," Balasnya dengan tersenyum baik-baik saja.

⌚⌚⌚

"... jadi gitu, mas." Renjun kembali menyondongkan sendok ke depan bibir Jeno. "Lia sama adek bisa pacaran, karena sama-sama pernah disakitin. Jadi pelampiasan, deh. Sebentar pacarannya 3 hari doang. Abis kata Haechan kita kayak idiot gitu kalau bertingkah layaknya sepasang kekasih." Renjun terkekeh kecil.

"Nih, Mas sekali lagi habis. A..."

Jeno mengangguk tidak membalas apapun pernyataan dari Renjun. Emang siapa sih yang berani nyakitin bidadaranya? Separuh jiwanya? Minta dikubur hidup-hidup kayaknya tuh manusia.

Eit, tapi kalau Renjun gak disakitin, belum tentu 'kan sekarang mereka bisa menjalin kasmara? Bisa saja Renjun masih sama pacarnya yang dulu.

"Ren..."

Renjun menoleh sedikit kaget. Loh tumben mas Jeno ndak manggil 'adik' melainkan namanya. Matanya juga terlihat serius menatap Renjun.

Renjun jadi ngeri sendiri. Dia melirik kanan dan kiri salah tingkah.

"Ada apa, Mas? Kok ngeliat adek-"

"Mas janji sama kamu, atas nama Tuhan kita..."

Jeno menggantungkan kalimatnya.

"Mas gak akan ngecewain kamu sekecil pun. Mas janji. Mas bersumpah. Mas akan memperlakukan kamu sebaik mungkin."

Renjun tersenyum haru dan menyemburkan tubuhnya memeluk Jeno erat banget.

"Aku percaya sama mas seratus persen. Makanya aku mau nikah sama mas."

Jeno membalas pelukan Renjun gak kalah erat. "Cinta adek," Ucapnya

"Cinta mas Jeno juga!!!"

A/N : Gak tau nih nulis apaan? -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N : Gak tau nih nulis apaan? -.-

Love O'clock; NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang