(3)

4.3K 384 45
                                    


[Joohyun pov]

Aku membuka mataku saat aku merasa tangan dan kakiku terikat. Aku memgedarkan pandanganku. Disini dingin dan gelap dan aku sangat benci lagi disaat sendirian diruangan seperti ini. Suara langkah kaki seseorang membuatku memusatkan pandanganku padanya. Sial, wanita rubah itu lagi.

"Hai Irene-ssi, apa kabarmu? Apa kabar janin yang ada dikandunganmu" Senyum miring yang terpampang jelas diwajahnya.

"Kau mau apa jalang?! Lepaskan aku?!" Aku memberontak mencoba melepaskan ikatan ini.

Wanita itu memutari badanku dan tersenyum miring.

"Sederhana saja, tinggalkan kekasihmu itu atau anak itu habis ditanganku."

"Dasar psikopat! Anak ini tidak memiliki salah apapun!"

"Memang Irene-ssi, tapi sayangnya dia adalah anakmu dengan suamiku! Dan bodohnya lagi suamiku amat menyayangimu!" Dia hampir menggoreskan pisau lipatnya ditanganku.

"Ah aku lupa jika kau kehabisan darahmu maka anak itu ikut tidak selamat Irene-ssi. Berapa bulan ia sekarang? 7 bulan? 8 bulan?" Lanjutnya tetap mempertahankan smirk andalannya.

"Dengarkan aku jalang! Setelah anak ini lahir kupastikan aku akan meninggalkan kehidupan kalian!" Ucapku bergetar, aku takut. Anakku harus tetap hidup! Kulihat sekarang kandunganku ikut bergerak.

"Tenanglah nak, kita akan baik-baik saja." Aku menenangkam diriku, sesaat kandunganku berhenti menendang.

"Ah anak pintar, Ku pegang kalimatmu itu Irene-ssi. Tapi aku memiliki syarat Irene-ssi, jika anak itu lahir. Berikan anakmu itu pada suamiku maka aku akan membebaskanmu."

"Terserah kau saja" Ucapku putus asa.

Lalu bodyguard wanita itu melepaskan ikatanku dan membawaku keluar ruangan. Aku hafal alamat ini. Tapi sayangnya, wanita rubah itu lebih dulu mendorongku menuju jalan raya. Dan kulihat mobil dengan kecepatan diatas rata-rata menuju kearahku. Dan,

"Eonni, irieonna! Eonni, tetaplah denganku! Eonni!" Aku membuka mataku melihat Seungwan yang membangunkanku dengan cemas dan kulihat Yerim yang ikut menangis. Aku segera memeluk Seungwan dengan ketakutan yang masih teramat jelas.

"Wan-ah! Wanita itu! Wanita itu datang lagi! Wanita itu ingin membunuh anakku!" Aku terus menangis tanpa suara dipelukan Seungwan.

"Eonni dengarkan aku, kau harus tetap melanjutkan hidupmu. Anakmu sudah remaja sekarang, bahkan kupastikan dia mirip denganmu dari wajah serta sifat."

"Tapi wanita itu.." Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, Seungwan memotong ucapanku.

"Kami disini, menjagamu dan mengawasi anakmu. Kami disini, ada aku dan yang lainnya termasuk Kim Yerim." Seungwan mengucap dengan menatap Yerim yang menangis. Aku melepaskan pelukanku dan mendekat pada Yerim.

"Eommonim."  Yerim memelukku seraya menangis.

"Kenapa memangis Yerim-ah? Eommonim tidak apa-apa."

"Eommonim tadi menangis sambil menghentakan kaki saat tidur aku takut, aku takut eommonim pergi saat Tante Seungwan bilang eommonim berada dimimpi buruk eommonim." Ucap Yerim sambil menatap Seungwan aku melihat Seungwan juga. Seungwan menatapku dan Yerim sendu tapi aku tidak dapat menangkap arti tatapan itu.

"Yerimmie, dengarkan eommonim nee? Eommonim berada dimimpi bukan berarti eommonim akan ikut pergi, tapi itu berarti mimpi yang mengingatkan eommonim pada sesuatu hal." Ucapku membalas pelukannya dan mengelus rambut panjang Yerim dan mencoba menenangkannya.

Yours [Bae Joohyun x Kim Junmyeon] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang