Sekolah
Sesampainya di Sekolah, Alvin langsung memarkirkan mobilnya dan langsung bergegas ke kelas. Saat ia melewati koridor depan kelasnya, tiba-tiba ada yang belok dari arah kelas, tanpa sengaja menabrak tubuh Alvin, tepat dibagian dada dan dagu Alvin terkena. Mereka sama-sama mengaduh sakit, sedikit nyeri akibat yang tidak diharapkannya. Belum apa-apa sudah ada kejadian yang tidak diharapkan.
"Aduh! Jalan pake kaki dong, matanya dibuka lebar-lebar biar bisa liat jalan, jadi nabrakkan. Untung bukan truk gede, bisa hancur nih lapangan di jidat gue," ucap gadis Itu sambil mengelus dahinya.
Kemudian Alvin hanya memegang dagunya, yang tadi menyentuh kepala gadis itu. Mendengar ocehan gadis didepannya ini, Alvin hanya geleng kepala, 'siapa yang nabrak, siapa yang ngoceh' kemudian Alvin hanya berdehem.
"Eh, gantengnya Via. Sorry ya, tadi nggak sengaja nabrak, ini sakit nggak?" setelah tau siapa yang ditabrak nya, Via malah menyentuh dagunya dan turun ke dada dan bertanya.
"Hm," kemudian Alvin menggenggam tangan Via dan menurunkannya dari badannya. "Sekali lagi, hati-hati," ucap Alvin kemudian hendak melanjutkan masuk ke kelas, tangannya diraih oleh Via.
"Sweet banget sih. Makin Cinta deh. Mau kekelas kan? Bareng yuk," kemudian Via berbalik dan menggandeng tangan Alvin. Alvin yang tangannya dipegang oleh Via hanya pasrah, padahal dalam hatinya gemetar.
Baru satu langkah kaki mereka menginjak lantai kelas, tiba-tiba semua yang ada dikelas berseru 'cie'.
"Cie Abang Apin udeh baikan sama neng Pia."
"So sweet banget lagi, pake gandengan tangan. Kaya truk aja, sama-sama punya gandengan,"
"Hahaha," Alvin yang sadar genggaman nya jadi bahan tawa anak-anak dikelas, langsung melepaskannya. Kemudian berjalan menuju ke bangkunya.
Via hanya mendengus kesal, "Berisik banget sih lo pada, jadi dilepaskan sama Alvin,"
"Ngarep banget sih di gandeng trus,"
"Biarin wle, iri kan lo,"
"Siapa juga yang iri, huuu" lalu Via mendudukan dirinya dengan tampang bete. Kemudian berbalik menghadap Alvin.
"Nanti kita gandengan lagi ya Vin, ngantin bareng." kata Via sambil cengengesan.
"Hm,"
"Lo sendirian? Si Ify mana? Masa anak baru udah main kaga berangkat aja. Emang nggak baru banget, tapi aneh aja, masa kembar tinggal serumah tapi salah satunya belum sampai di sekolah. Kalian nggak berangkat bareng?"
Alvin baru sadar bahwa Ify belum sampai di sekolah, padahal Ify yang berangkat terlebih dahulu, harusnya dia sudah sampai sejak tadi.
***
'Jdug!'
Terdengar suara hantaman dari arah tengah Rio dan Ify. Rio yang menginjak rem motornya mendadak membuat helm Rio dan Ify bertubrukan. Kemudian Ify melepas helmnya karena merasa kepalanya bergetar akibat hantaman tadi.
"Pelan-pelan dong Yo, pusing nih!" kata Ify sambil memegangi kepalanya.
"Itu gerbang mau ditutup," kemudian Rio menyapa pak Ujang yang biasa menjaga dan mengatur parkiran anak-anak di sekolah. Kemudian Rio teriak, "Pak Ujang jangan tutup dulu,"
"Owalah nak Rio, tumben sekali telat,"
"Iya pak, tadi ada sedikit masalah dijalan,"
"Yaudah masuk den, baru bel tadi" kata pak Ujang, kemudian Rio menuntun Motornya dan Ify mengikuti dibelakangnya menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG KITA RASA [Hiatus~]
Teen Fiction#RIFY #ALVIA #SHIEL #CAGNI Kembar sangat tidak identik ternyata memang ada. Contohnya, Ralvino dan Raifyana. Belum cukup dengan wajah mereka yang jauh berbeda, sifat mereka pun berbanding terbalik. Ralvino adalah cowok incaran Arviana, sahabat R...