Parkiran
"Gue duluan yah semua, bye" kata Agni yang pulang terlebih dahulu karna Agni akan ada acara dirumah nya.
"Oke Ag, hati-hati, bye" kata Shilla dan yang lain. "Balik sekarang yuk Vi, ntar kesorean lagi ke Mall nya," ajak Shilla kepada Via, karena mereka sudah janjian akan pergi ke Mall hari ini.
"Gue balik duluan ya Fy, balik sama siapa?"
"Gue balik sama bang Alvin, udah kalian duluan aja nggak apa-apa,"
"Yaudah kalo gitu, kita duluan ya Fy, dah" pamit Shilla dan juga Via.
Setelah Shilla dan Via pergi, Ify merasa bosan karena menunggu abang nya terlalu lama, hampir sekitar setengah jam ia menunggu abangnya. Karena bosan Ify yang melihat kaleng minum bekas, ia gulung-gulungkan dengan kakinya, kemudian ia memainkannya seperti seorang pemain bola, juggling.
Tiba-tiba tanpa sadar Ify melakukan Juggling terlalu tinggi hingga ia tidak bisa menangkapnya dan mengenai kepala seseorang.'Jdukkk'
"Aw! Siapa sih yang main lempar nih kaleng!" erang seseorang itu sambil mengelus dahinya yang terkena kaleng tadi. Ify yang sadar akan kehilangannya pada kaleng itu, langsung menghampiri orang tersebut.
"Ya Tuhan, ganteng maaf ya, Ify nggak sengaja beneran, tadi tuh Ify lagi bosen, trus main kaleng tadi, eh malah terbang tinggi banget, kena deh ke kepala ganteng, sorry ya," ucap Ify sambil ikut mengelus-elus dahi si gantengnya Ify, siapa lagi kalo bukan Rio.
Rio yang merasa dahinya makin hangat, tanpa sadar tangan Ify sudah berada di dahinya, membantu mengelus bagian yang tadi terkena kaleng. Rio yang terlalu fokus memperhatikan Ify, dan Ify yang terlalu fokus mengelus dahi Rio karena terlalu khawatir, Rio yang merasa ada yang menyusup ke jantungnya, tiba-tiba ritme jantungnya makin cepat, dan mereka terlarut dalam posisi tersebut terlalu lama. Hingga disadarkan oleh sebuah deheman seseorang.
"Ehemmm!" Alvin yang merasa sudah terlalu lama menikmati pemandangan yang tidak mengenakan langsung menyadarkan mereka.
"Eh. Sorry ya Rio, beneran nggak sengaja tadi," ucap Ify sambil menarik kembali tangannya dari dahi Rio.
"Hmm," Rio hanya menjawab seadanya, dan tangannya masih berusaha menghilangkan rasa nyeri di dahinya.
"Hehe abang, abang kemana aja sih, Ify tuh udah lama nunggu dari tadi, abang pasti berak dulu ya, makanya lama banget, kan bisa nanti dirumah aja!"
"Asal ngomong aja lo," Alvin menoyor kepada Adiknya, karena apa yang diucapkan adiknya tidaklah benar. Setelah bel pulang berbunyi Alvin dan Rio disuruh bu Desi untuk mengembalikan buku paket ke Perpustakaan dan sebelum pulang, mereka tadi ngobrol dengan teman-temannya, biasa cowo nongkrong dulu.
"Aduh Ify cantik, lo nggak apa-apa kan? Lo Vin, sama cewek kok kasar gitu sih? Ify kan jadi kesakitan,"
"Lebay lo," kata Gabriel ikut menoyor Cakka.
"Cewek kaya dia nggak perlu dilembutin, aslinya aja cewek, badan kuli!" Kata Alvin menanggapi Cakka yang terlalu lebay pada Ify. Rio hanya geleng-geleng kepala.
"Abang mah gitu! Jahat banget sih sama adek sendiri! Awas nanti aku bilangin ke Ayah sama Bunda tau rasa,"
"Sana ngadu!"
"Ntar-ntar, tadi apa lo bilang Fy? Abang? Adek? Lo adeknya Alvin?" kata Cakka yang kaget dengan apa yang diucapkan Ify. Gabriel juga sempat kaget, sedangkan Rio yang sejak awal Ify masuk dan mengajaknya bicara sudah mendengarkan pembicaran Alvin dan Ify, dan ternyata mereka sodara kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG KITA RASA [Hiatus~]
Fiksi Remaja#RIFY #ALVIA #SHIEL #CAGNI Kembar sangat tidak identik ternyata memang ada. Contohnya, Ralvino dan Raifyana. Belum cukup dengan wajah mereka yang jauh berbeda, sifat mereka pun berbanding terbalik. Ralvino adalah cowok incaran Arviana, sahabat R...