"Aku merindukanmu, Lili. Aku merasa belakangan ini kamu menghindariku"
Aku juga merindukanmu, Nini balas Lisa dalam hatinya.
Jennie hanya menatap Lisa yang tertidur. Ia mengelus pipi lembut Lisa lalu secara perlahan ia cium dahi Lisa.
Lisa merasa hatinya bergetar, tidak bisa menahan nya lagi dan dia membuka matanya.
"Lisa... aku-" kata Jennie gugup.
"Jennie..."
Lisa mulai bangkit dan duduk dihadapan Jennie.
"Kenapa belum tidur?" tanya Lisa lembut.
"Aku tidak bisa tidur" Jennie menjawab sambil melihat kebawah memainkan jemarinya.
"Mengapa begitu?"
"Karena- Lisa apakah kamu mencoba menghindariku lagi? Apa aku ada melakukan kesalahan padamu?"
Lisa merasa tidak enak, karena membuat Jennie berpikir seperti itu.
It's not like that, Jennie jawab Lisa dalam hatinya.
Lisa perlahan memegang wajah Jennie.
"You didn't do anything wrong, Jennie"
"Lalu mengapa, Lisa? Awalnya aku mengabaikan perasaan ini, kupikir kamu begitu karena jadwal kita yang ketat dan kamu kelelahan tetapi awmakin kesini, aku merasakan ada jarak diantara kita, dan aku tidak suka itu"
"Aku minta maaf jika kamu merasa seperti itu, okay?" Lisa mengelus pipi Jennie. "Tapi aku janji ini semua tidak ada sangkut pautnya denganmu. Hm? Sekarang kita tidur, besok sore kita harus sounds check"
Jennie masih merasa kurang akan jawaban Lisa, pembicaraan ini tidak membuatnya lebih baik.
Satu hal kejelekan Lisa adalah dia tidak gampang terbuka, hanya pada orang tertentu. Dan tentu saja Jennie adalah orang tertentu bagi Lisa, tetapi bagaimana dia bisa berbagi dengan Jennie sementara semua ini tentang dia dan dirinya. Lisa juga selalu bisa memendam semua masalah yang dia alami, dan itu tidak sehat. Dan bersikap seolah semua baik-baik saja padahal tidak.
"Apakah ini tentang aku pacaran dengan Jong-In?" tanya Jennie yang nampaknya tidak ingin menyelesaikan pembicaraan ini.
Lisa tidak menyangka Jennie akan membawa topik ini.
Iya, Jennie itu salah satunya pikir Lisa.
"Tidak Jennie"
"Ya Tuhan! lalu apa Lisa? Tolong, cerita padaku. Aku tidak bisa terus begini" Mata Jennie mulai berkaca-kaca.
"Ku mohon, Jennie. Jangan menangis. Suatu hari aku akan memberi tahumu. Aku sangat terluka melihat mu menangis seperti sekarang ini"
Lisa pun mulai memeluk Jennie dan mendekapnya didadanya.
Aku takut, Jennie. Biar saja aku takut sendiri saat ini. Aku tidak ingin membuatmu khawatir.
"Lisa, jika kamu mengkhawatirkan aku dan Jong-In. Itu semua hanyalah urusan bisnis. Aku dan Jong-In bahkan tidak pernah berpacaran seperti yang publik tahu, aku sering menemuinya karena kami berteman dan kami memiliki suatu kesamaan, yaitu memiliki hubungan yang rumit dengan anggota sendiri. Percayalah padaku, Lisa. Sajangnim mengatur semuanya, dan dia memanfaat keadaan ini untuk melindungi perusahaan. Sebenarnya aku tidak boleh memberi tahu tentang ini kepada siapapun termasuk teman sendiri, tetapi jika hal ini yang membuatmu ragu padaku, aku harus menjelaskan semuanya padamu, aku tidak ingin kamu menjauh dariku, Lisa"
Tentu saja Lisa kaget mendengar pernyataan Jennie, semuanya campur aduk, disisi lain dia merasa di tipu tapi disisi satunya dia merasa lega.
Lisa hanya bisa diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone You Can't Have (JENLISA) ✓
Fanfic[EDITED VERSION] Bagaimana jika selama ini kamu mencintai teman mu sendiri? Teman satu grupmu? Yang selama bertahun-tahun telah tinggal bersama dan mengenal satu sama lain. Tentu saja semua itu tidak mudah karena perasaan terluka datang silih berga...