"You like it?"
Mia menoleh cepat ke sumber suara. Di ambang pintu, Kyne berdiri tanpa baju, memamerkan ABS-nya yang terbentuk sempurna.
"Oh, hai," sapanya canggung.
Lelaki itu mendekat. "Boleh aku ikut?" tanyanya dengan bahasa Korea yang patah-patah.
"Ya, of course. Silahkan." Mia mengangguk.
Kyne turun dan mendekat ke Mia yang benar-benar canggung. "Are you fine?" tanya lelaki tampan itu.
"Ya, I'm fine." Mia berusaha tersenyum. Sedikit, ia merasa malu karena memamerkan tubuhnya seperti ini.
"Kamu tidak berenang?"
"I can't swimming."
"Really?"
Mia mengangguk. Toh, dari kecil sampai sebesar ini, dia memang tidak bisa berenang.
"I can teach you."
Mata sipit si cantik mengerjab.
"You want?" Kyne mengulurkan tangan, benar-benar siap untuk mengajari.
"Eum... thank you."
Sedikit ragu Mia menerima uluran tersebut. Tetapi, dia mengikuti semua arahan teman barunya hingga akhirnya ia bisa berenang meski harus dipegangi.
"Good girl!" puji Kyne dengan ekspresi bangga.
Mia tertawa senang. Rambut yang basah ia rapikan sedikit, dan hal itu malah membuatnya semakin cantik. "Because you're my teacher," katanya dengan dua jempol teracung.
Kyne tersenyum, tapi kemudian jemarinya dengan perlahan menyentuh pipi si cantik.
"Kyne?"
Dengan lembut si tampan mengecup bibir Mia, membuat gadis Kim itu mengerjap tak percaya. Tetapi, ia tak bisa memungkiri bahwa ciuman ini sangat manis dan membuai. Tetapi, tak ada sedikitpun niatnya ada untuk membalas.
Di saat yang sama itulah, Jungkook berdiri di ambang pintu dan menatap tajam ke mereka berdua. Tak sanggup berlama-lama melihat pemandangan yang jauh dari kata menyenangkan, ia pun berdehem keras dan berjalan ke kursi santai.
Mia dan Kyne buru-buru menghentikan ciuman mereka. Jungkook mengembuskan napas kesal saat ia duduk di kursi berwarna putih.
"Kyne, kupikir kau harus kembali," kata Mia pada teman lelakinya tersebut.
"Ya, oke."
Kyne naik duluan, disusul oleh Mia yang langsung mengambil gaunnya. Tetapi, sedikit perasaannya tidak tenang karena Jungkook yang terus memandang tajam.
"Ahjussi—"
"Jangan bicara denganku!"
Mia bungkam. Ini pertama kalinya ia melihat Jungkook marah.
"Berciuman dengan lelaki yang baru dikenal. Bagus sekali!" Lelaki Jeon itu tersenyum sinis.
"Kupikir, itu bukan urusan Ahjussi." Mia berkata lirih saat otaknya malah mengingat bahwa seharian ini Jungkook terus bersama Nana.
Apa dia cemburu? Entahlah.
Jungkook bangun dan langsung menghadap Mia yang membatu di tempat. "Di mana saja dia menciummu?" tanyanya tegas.
"Buat apa—"
Tanpa persetujuan, bibir pink yang lembut sudah diraup lebih dahulu. Mia terdongak saat tengkuknya ditekan, sedangkan Jungkook tak mengenal kata penolakan. Bibir lelaki itu menyesap, tanpa jeda dan penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M A Z E] 🔞
FanfictionJika dirimu mengira hubungan mereka hanya sebatas mahasiswi dan dosen, maka perkiraanmu salah besar. Hubungan mereka rumit, seperti labirin. Tentang mencintai tapi tak bisa mengungkapkan. Tentang masa lalu yang menghantui. Tentang dendam, dan lainny...