Tak terasa, hari Minggu pun telah tiba. Setelah menerima pesan dari GC Bambam dan Lisa, ia langsung bersiap dengan pakaian miliknya.
"Dimana kalian akan berkumpul?" Jungkook kembali melihat GC-nya.
"Di Mall, akan kutunjukkan nanti." Taehyung mengangguk. Ia segera membantu Jungkook berdiri.
"Sudah bisa berjalan?" Jungkook mengangguk kecil.
"Tapi masih sakit." Taehyung meringis.
"Maaf." Jungkook mengangguk, ia menarik tangan Taehyung agar segera berangkat.
"Ayo kita berangkat! Aku tidak ingin membuat Bamie, Lisa, dan temannya menunggu terlalu lama!" Taehyung mengernyit.
"Temannya?" Jungkook mengangguk.
"Ya, Lisa mengajak temannya yang baru saja datang dari Paris." Taehyung mengangguk paham, ia pun masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh Jungkook.
Jungkook menunjuk tempat dimana mereka akan berkumpul melalui ponselnya, Taehyung pun menancapkan gasnya menuju Mall itu.
"Kenapa tidak bilang."
"Huh?"
Taehyung mendengus. "Itu Mall milik Appaku." Dan seketika Jungkook langsung membulatkan kedua matanya.
"Benarkah?" Taehyung mengangguk.
"Ya, hanya saja Mall itu akan diwariskan padaku sebentar lagi. Tapi aku tidak mau, aku memberikannya pada sepupuku saja." Jungkook mengangguk paham, masih takjub akan fakta yang ia temukan.
Taehyung benar - benar kaya, pikirnya.
"Jadi, tidak masalah jika aku kesana?" Taehyung mengerut.
"Tentu saja, itu adalah pusat Mall terbesar di Seoul. Mereka telah mengenalku, kau tidak perlu khawatir." Jungkook hanya menghembuskan nafasnya, Taehyung benar - benar tidak terduga.
Sesampainya disana, Jungkook langsung turun diikuti oleh Taehyung. Ia berjalan mendahului Taehyung menuju tempat para sahabatnya berkumpul.
"Ah, itu mereka!" Tunjuknya pada dua orang wanita dan satu laki - laki di sebuah cafe.
Jungkook langsung berlari kecil menuju cafe itu diikuti oleh Taehyung, sejujurnya Taehyung tengah meringis melihat Jungkook yang tampak berjalan dengan cepat walau sedikit tertatih.
'Salahku..' Batinnya.
"Hai! Maaf membuat kalian menunggu." Bambam dan Lisa tersenyum pada Jungkook.
"Tidak apa - apa, kami juga baru saja sampai." Ujar Bambam yang diangguki oleh Jungkook.
"Begitulah. Ah ya, Kookie, kenalkan ini temanku. Jennie Kim, dia adalah seorang model di Paris." Jungkook menoleh pada seorang wanita yang sedari tadi menunduk sembari melihat ponselnya.
Wanita itu menatapnya kemudian tersenyum dengan sangat manis. Ia menyodorkan sebelah tangannya pada Jungkook.
"Hai, aku Kim Jennie." Jungkook membalas jabatan tangannya dengan senyuman.
"Aku Jeon Jungkook."
"Jungkook? Maaf aku harus mengangkat telepon tadi." Taehyung kembali dengan sebuah ponsel yang ingin ia kantungkan.
Namun seketika pandangannya terpaku pada sosok wanita yang juga menatapnya syok.
"Kau?" Geramnya tanpa sadar.
Jungkook memandang Taehyung dan Jennie bingung. Begitu juga dengan Lisa dan Bambam.
"Kalian saling kenal?" Tanya Jungkook pun mewakili kedua sahabatnya.
Taehyung mendengus.
"Tidak/iya." Jungkook menatap Taehyung bingung.
"Katakan apa yang sebenarnya terjadi disini." Pusingnya membuat mereka menatapnya.
Jennie tersenyum canggung. "Aku-"
"Jungkook, bisa aku duduk di sebelahmu?" Jungkook mengangguk. Ia menggeser tubuhnya hingga Taehyung duduk satu sofa dengannya.
"Jadi, bisa jelaskan apa hubungan kalian?" Tanya Lisa.
Taehyung mengernyit. "Tidak ada." Mengabaikan tatapan Jennie padanya.
Lisa mengernyit tidak percaya. "Sudahlah, lebih baik kita bersenang - senang hari ini." Ujar Bambam mengalihkan pembicaraan.
Jungkook diam. Sejujurnya ia penasaran akan hubungan Taehyung dengan Jennie, namun ia tidak berani bertanya pada Taehyung. Terlihat sekali dari wajahnya yang tampak menahan kesal.
Jungkook menghela nafasnya. "Kudengar ada taman yang baru dibuka, kita bisa bersenang - senang disana." Usulnya mengikuti Bambam.
Mereka mengangguk, kecuali Jennie dan Taehyung. Taehyung hanya menatap ke arah lain, mengabaikan Jennie yang terus menatapnya sedari tadi.
"Kita berangkat kesana sekarang." Ujar Taehyung merasa risih dengan tatapan Jennie.
Mereka pun berjalan keluar dari cafe dengan Taehyung yang terus berdiri di samping Jungkook. Membuat Jennie kesal tanpa disadari oleh mereka.
"Hyung, aku ikut denganmu?" Taehyung merengut.
"Tentu saja!" Jungkook mengangguk.
"Anu.." suara Jennie menginterupsi semuanya.
"Ada apa?" Tanya Lisa dan Bambam yang bersiap memasuki mobilnya— lebih tepatnya mobil Lisa.
Jennie menatap Taehyung. "Bisa aku ikut dengannya?" Taehyung mengernyit.
"Kau? Ikut aku?" Jennie menganggukkan kepalanya perlahan.
"Cih." Sedangkan Bambam dan Lisa hanya diam, mereka tahu ada sesuatu yang di sembunyikan baik oleh Jennie mau pun Taehyung.
"Tidak sudi." Jennie menatap Jungkook.
"Bolehkah?" Jungkook bingung. Ia tidak bisa menjawab karena ia pun juga ikut dengan Taehyung.
Ia tau bahwa Taehyung adalah tuannya, Taehyung yang menyelamatkan hidupnya dari segala tunggakan hidup, jadi ia hanya bisa menuruti segala perintah dan keinginan Taehyung.
"Maaf, tapi aku hanya mengikuti apa kata Tae Hyung." Membuat Jennie mengernyit kesal.
Taehyung mendengus, ia menyeringai menatap Jennie. "Sudah dengar? Berhenti mengatakan hal yang menggelikan, kau tidak pantas mengatakan hal - hal seperti itu lagi." Ujarnya lalu memasuki mobilnya diikuti oleh Jungkook.
Jennie mendengus kesal. Ia pun memasuki mobil Lisa.
"Sebenarnya apa hubunganmu dengan presdir Kim?" Jennie tersenyum canggung, ia mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
Bambam dan Lisa saling melirik, mereka tidak berani lagi untuk bertanya dan memutuskan untuk langsung berangkat menuju tempat tujuan.
Sedangkan di mobil Taehyung, seorang lelaki manis tengah diam dengan segala pemikirannya tentang Taehyung.
Ingin bertanya, tapi ia takut Taehyung marah.
"Aku tahu kau ingin bertanya." Celetuk Taehyung membuatnya terkejut.
Ia menatap Taehyung ragu. "Sebenarnya.. Apa hubunganmu dengan Jennie?" Taehyung menghela nafasnya.
"Cukup rumit, aku tidak bisa menjelaskannya padamu sekarang. Singkatnya, dia adalah masa laluku." Jungkook diam, otaknya masih bekerja untuk berpikir.
"Masa lalu?" Taehyung mengangguk.
Dalam hati Jungkook kembali bertanya - tanya, hubungan seperti apakah yang pernah terjalin antara Taehyung dengan Jennie?
Dan lagi, kenapa disini terasa sedikit menyakitkan?
Ia meraba dadanya yang terasa sesak, tanpa disadari nafasnya kian memburu dengan sesuatu yang seakan membuat dadanya terasa sakit. Seakan tertimpa dengan sesuatu yang sangat berat.
'Kenapa?'
T
B
C_______________________________________
Konplik in your areahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch Bunny with Lion Daddy 🔞 [END]
Fanfic[Season 1 & Season 2] #Wattys2019 Bagaimana, jika seorang pemuda yang tampak polos melakukan hal di luar penampilan polosnya? Manis namun menggairahkan, imut namun binal. Siapa yang tidak suka? "Be my slave.." "Yes, Daddy~" _________________________...