"Lo jangan pernah merendah didepan gue. Gue pacar lo, bukan hatters lo."
**
Di tengah senja dan ramainya jalanan ibu kota, sepasang manusia itu tengah terduduk ditemani kebisuan di balkon kamarnya. Lebih tepatnya, balkon kamar milik lelaki pujaannya-Na Jaemin Adrian.
"Shasa beneran kakak lo ya, The?" Tanyanya memecahkan keheningan.
Athea hanya mengangguk pelan dan menatap sosok lelaki di sampingnya.
Dia terhanyut kembali dalam lamunan. Melamuni kisahnya beberapa bulan terakhir, mengejar cinta seorang Jaemin, lelaki berparas Zeus dan hati selembut kapas. Dan malamuni masalah di keluarga kecilnya. Terutama kakaknya, Shasa.
Wanita mana yang imannya tak terguncang dengan sifat Jaemin yang sebenarnya itu?
Walau faktanya, Athea sudah berjuang keras dan penuh hujatan di masa SMA nya hanya untuk mendapatkan hati seorang Jaemin yang kini tengah duduk di sampingnya, sambil menyeruput secangkir coffee latte.
"Jae, makasih ya, lo udah ngizinin gue jadi budak cinta lo,"
"Walaupun gue tau, lo enggak suka kegaduhan dan semacam nya. Maaf, Jae." Lirih Athea ditemani air mata yang mulai mengalir deras membasahi pipinya.
Jaemin yang masih menyeruput coffee latte nya pun tersedak. Ia tak menyangka, jika gadis disampingnya itu mempunyai sisi lemah lembut yang sama sekali belum ia dan teman-temannya ketahui.
"Thea, ini beneran lo, kan?"
Athea menghentikan tangisannya dan beralih menatap Jaemin dengan kata sembab nya.
"Gue serius lho, Jae. Kaget banget ya liat gue jadi lembut gini?" Jawab Athea.
Jaemin hanya terkekeh pelan sambil menganggukan kepalanya pelan.
"Gue juga sama kok, Jae. Gue enggak nyangka banget kalo lo itu orangnya lembut, care juga ke perempuan. Padahal, kalo di sekolah lo kasar banget,"
"Tapi gue bersyukur sih, karena hal itu gue jadi jatuh hati sama lo. Sampai saat ini hehe." Sambung Athea.
Jaemin terdiam. Menimbang ucapan gadis cantik di sebelahnya yang sedang asik terkekeh namun air matanya malah menetes.
Rasa bersalah pasti ada didalam dadanya. Lelaki mana yang tak merasa bersalah ketika kepribadian lainnya telah menyakiti banyak orang?
Jaemin hanya ingin hidup di sekolah menengah atasnya dengan damai tanpa teriakan histeris para wanita di sekelilingnya.
Sewaktu Jaemin SMP, memang tak ada hentinya para wanita meneriaki namanya dalam sehari. Membuat Jaemin merasa mempunyai banyak selir dan beban.
Lelaki itu tak mau semuanya kembali terjadi di sekolah menengah atasnya.
"Ma-Maaf, karena gue sempet bersikap kasar sama lo bahkan ke yang lain. Alih-alih ngejagain lo, gue malah nyakitin lo. Berengsek banget ya gue, The?"
Athea melihat lelaki di sebelahnya itu sedang menunduk lemas ditemani rasa bersalah nya.
Ia tak ingin Jaemin sakit hati karena ucapannya. Athea hanya ingin berterimakasih dan ingin menyudahi masa sebagai budak cinta. Ia lelah, itu tandanya ia harus mundur.
"Enggak kok, lo nggak brengsek. Lo baik banget udah mau jadi temen curhat gue. Makasih ya, Jae."
Grep
Jaemin memeluk erat tubuh Athea, gadisnya. Sesekali ia mengelus pelan ujung rambut gadisnya itu.
"Lo jangan pernah dengerin apa kata orang-orang ya, The? Gue suka Athea yang selalu bisa bikin gue ketawa, bukan nangis,"
"Gue cinta sama lo." Sambung Jaemin yang masih berada dalam pelukan hangatnya. Athea yang masih sibuk dengan degup jantungnya, terdiam sesaat.
Jaemin yang merasa Athea sudah membaik, langsung melepaskan pelukannya. Dan menatap gadis dihadapan nya.
"Jae, gue juga c-cinta sama lo,"
"Ta-tapi, untuk saat ini gue nggak tau harus bersikap gimana sama lo. Gue takut, kak Shasa malah nyalahin lo atas semua yang terjadi akhir-akhir ini."
Jaemin menghembuskan nafasnya dalam-dalam. Ia meraih tangan Athea dan menggenggam nya erat. Seperti takut kehilangan.
Athea menatap lekat mata indah milik Jaemin. Ia ragu jika ia bisa beralih dari masa lalunya bersama Jaemin.
"The, gue akan ngelakuin satu hal yang bisa bikin kakak lo berubah,"
"Tapi gue juga butuh bantuan lo, The. Lo mau, kan?"
Athea mengangguk antusias. Bagaimana ia akan menolak begitu saja ketika ada seseorang yang ingin membantunya untuk mengubah sikap dingin Shasa?
"Makasih, Jae. Gue nggak tau lagi harus bilang apa ke lo, Jae." ucap Athea sambil menatap Jaemin dengan matanya yang sudag berkaca-kaca.
"Lo jangan pernah merendah didepan gue, The. Gue ini pacar lo, bukan hatters. Jadi gue nggak suka liat lo sedih apa lagi berkecil hati kayak gini."
Athea dan air matanya berlari menghambur tubuh Jaemin. Ia memeluknya erat seolah tak ingin melepaskan dan merelakan nya kepada siapa pun. Gadis itu benar-benar mencintai Jaemin.
Ia bersyukur Jaemin dapat membalas perasaannya. Jaemin baginya sudah seperti motivasi tersendiri. Entah apa yang akan terjadi jika Jaemin menghilang begitu saja dari kehidupannya. Mungkin ia akan merasa putus asa? Lebay? Mungkin iya. Karena cinta, butuh banyak pengorbanan yang jauh dari kata 'normal'.
Jaemin...
Dasar makhluk tampan!
/peluk Jaemin onlen/TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/170192534-288-k765105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] SHASA | Yeh Shuhua [COMPLETED]
Teen Fiction[ c o m p l e t e d ] Keduanya bukan sengaja bertemu saat Senin lalu. Melainkan keduanya dipertemukan oleh dua faktor; keterlambatan Doyoung dan penggantian jabatan ketua OSIS Shasa. Keduanya memang tak akur, bahkan sulit untuk disebut sebagai 'ken...