CH-07

4.2K 355 5
                                    


Hai gaes!

Sebelumnya Author minta maaf pake banget sama chingu-chingu yang baca cerita gua karena gua nggak update lamaaaaaaaaaaaaaa bangetttttttttt😂

Mian guys🙏🏻😌

Author nggak lama update di karena kan ingin menikmati waktu liburan bareng family dan faktor lainnya adalah otak Author blank, wkwkwk😂

Jadiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii, yaudah🙂

Nggak update lama deh😂😂😂

Maap yeee🙂

Mmm, gua mau bikin cerita baru kek nya habis ini😌

Tapi gendre nya masih bimbang😂

Pingin nyoba gendre yang berbeda kayak hororr atau fiksi dan lain lain, tapi takut gagal dan jadinya nggak jelas🙂

Jadi nanti gua pikir2 ulang😀

Dan juga mungkin cerita ini bakal selesai di chapter 20-an, jadi nggak panjang😂

Yaudah deh!

Selamat baca!!!

SI OM DAN ALICE

Setelah memastikan Jane sampai di rumah dengan selamat, Alice langsung pamit pulang ke apartemen nya untuk berganti pakaian menjadi pakaian kerja nya dan memilih untuk tetap di rumah sampai nanti siang.

"Hmmm,bosennn,masih jam segini, jalan-jalan dulu ah, pake motor" Ujar Alice lalu menyambar tote bag nya sekaligus kunci motor nya yang kebetulan ia letakan di dekat tote bag.

Alice buru-buru keluar apartemen nya, karena ia tidak mau mengambil resiko kemacetan, walaupun ia akan tetap mendapat kemacetan, tapi itu tak apa, yang penting ia bisa jalan-jalan, toh, Alice tau jalan tikus agar tidak terjebak macet.

Alice mulai menelusuri Kota Jakarta yang tidak terlalu macat saat ini, dengan perlengkapan yang bisa di bilang lengkap untuk berkendara motor di Ibu Kota Indonesia ini, seperti masker, sarung tangan, helm, dan Alice juga selalu memakai sepatu kets beserta kaus kaki yang panjang agar kulit kaki nya tidak menggelap, Alice sangat menjaga kulitnya dengan baik, ia sangat bersyukur mendapat kulit yang putih dan cerah seperti ibunya, lalu memiliki mata coklat seperti ayahnya, karena ayah Alice adalah orang luar, tepat nya warga Amsterdam yang bekerja di Indonesia dan menikah dengan Ibu Alice yang asli orang Purwokerto, tapi ternyata ayahnya hanya lelaki brengsek yang buta akan kekayaan dan sialnya sifat itu menurun ke kakak lelaki Alice, tapi ia tidak bisa benci kepada ayahnya, se brengsek apapun ayahnya , jiak tidak ada ayah nya Alice tidak akan bisa melihat dunia.

Sudahlah biarkan masa kelam itu berlalu, dan sambut masa depan yang lebih indah lalu nikmati hidup mu dengan bahagia ,lalu cobalah banyak bersyukur agar hidupmu tambah indah.

Alice berhenti di sebuah taman yang memiliki sungai yang sangat bersih, karena taman ini sangat terjaga kenersihannya, dan juga itu sungai khusus taman jadi tidak ada sampah rumah tangga di dalam sana, karena aliran sungai ini hanya ada di sekitaran taman tidak menjalar ke lain tempat.

Karena itu Alice sangat suka di tempat ini, lingkuan nya asri dan bersih, jadi enak di pandang.

Sangat sulit melihat pemandangan ini di Ibu Kota.

"Alice..."

Tiba-tiba ada yang memanggil nama Alice sembari menyentuh pundak Alice, suara itu tampak lirih, membuat sang pemilik nama sedikit merinding.

Om Sevan dan Alice {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang