Tidak membutuhkan waktu yang lama, Alice sudah ada di loby kantor Sevan.Bagaimana bisa Alice mengetahui di mana kantor Sevan?
Kemarin Sevan memberi tahu lokasi kantornya lewat chat.
"Maaf mbak, ada keperluan apa ya?" Tanya seorang resepsionis kepada Alice.
"Mmm saya mau bertemu dengan Pak Sevan mbak" Ujar Alice sedikit takut karena resepsionis yang ada di depan nya ini menatap sengit.
"Ada masalah apa bertemu Pak Sevan?" Tanya resepsionis itu dengan nada ketus nya.
"Saya mau mengantar makan—"
"Pak Sevan mau makan siang bareng saya, jadi kamu nggak usah anter makanan itu dan sekarang pulang aja" Potong resepsionis itu membuat Alice diam sejenak.
"Oh iya ya? Makasih mbak un-untuk informasi nya" Ujar Alice ingin berbalik untuk mengangkat kaki nya untuk pergi.
"Siapa bilang gua mau makan siang sama lu?" Suara dingin itu membuat Alice mengurungkan niat nya untuk pergi.
"O-Om..." Lirih Alice.
"Gua tanya! Siapa bilang gua mau makan siang sama lu?! Jawab gua!" Bentak Sevan membuat sang resepsionis menunduk takut,sedang kan Alice hanya merasa panik.
"Ti-Tidak ada pa—"
"Gua nggak sudi makan siang sama lu! Jijik gua makan sama perempuan murahan kayak lu! Urusin dulu cowok-cowok yang lu selingkuhin!" Bentak Sevan membuat Alice maupun semua karyawan yang melihatnya kaget atas perkataan Sevan.
"Pak Sevan marah besar tu!"
"Gila! Baru kali ini gua liat Pak Sevan marah besar secara live!"
"Baru kali ini gua denger Pak Sevan pake gua lu! Merinding gua dia marah kek gitu!"
"Eh liat matanya nggak sih? Kek nya bener-bener marah deh!"
Iya Author aja merinding lho-Thor.
"Om udah om" Ucap Alice sembari menyentuh lengan Sevan.
"Masuk aja lice, males saya di sini" Ujar Sevan lalu menarik lengan Alice.
"Maafin Pak Sevan ya mbak" Ucap Alice kepada resepsionis itu sebelum bener-bener pergi.
Semua mata menuju Alice sekarang, ada yang kagum,ada yang bingung, dan juga ada yang iri.
Sapa dah tu? Bening bener!
Itu siapa nya Pak Sevan? Cantik ya?
Iya, putih, tinggi, murah senyum, pokoknya perfect lah!
Ih, seharusnya gua yang di situ bukan dia!
Begitulah para karyawan berbisik saat melihat Alice bersama Sevan.
"Om nggak perlu marah-marah kayak tadi! Kasian mbak nya Om!" Oceh Alice setelah masuk ke ruangan Sevan.
"Nggak bisa gitu Lice! Dia ngusir kamu!" Ujar Sevan kesal.
"Tapi saya nggak apa-apa om! Nggak masalah!" Ucap Alice.
"Yaudah, terserah kamu, mana makan saya?" Tanya Sevan.
"Ini, Kak Josh dimana Om?" Tanya Alice sembari memberi tempat makan nya kepada Sevan.
"Hmmm, nggak tau, katanya tadi pergi cari makan" Jawab Sevan sembari membuka kotak makan yang di berikan Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Sevan dan Alice {END}
AcakSeorang CEO yang hampir menginjak kepala tiga jatuh cinta kepada gadis yang masih berusia 19 tahun? Bagaimana menurut kalian? Kalo penasaran, ayo baca!