Alice,Sevan,Jane,dan Zeyn sudah berkumpul di meja makan untuk melaksanakan makan malam bersama-sama."Wah, kelihatan enak banget" Ujar Jane sumringah.
"Iyalah, kan Alice ikut masak" Sambar Sevan membuat Jane mengerucut kesal.
"Nggak kok, saya cuma bantu dikit" Ucap Alice tak enak.
"Haha, nggak usah gitu lice, kamu emang yang paling banyak bantuin, semua masakan kamu cicipin dan hampir semua makanan kamu benerin, berarti yang buat makanan ini enak ya kamu" Jelas Jane membuat Alice tersenyum.
"Nggak, ini hasil bareng-bareng kak" Ujar Alice sembari memasukan sesuap nasi bersama lauk kedalam mulut nya.
Setelah Alice berbicara seperti itu semua hening karena menikmati makanan yang mereka buat bersama.
"By, besok aku nggak bisa memenin kamu ke dokter kandungan, gimana?" Tanya Zeyn, membuat Alice dan Sevan berhenti makan karena suara Zeyn yang cukup keras.
"Sama Sevan? Mau nggak van?" Tanya Jane dengan mata berbinar ke arah Sevan.
"Kak, Sorry banget, Sorry banget dah, gua sibuk besok" Jawab Sevan dengan tak enak.
"Sama aku aja kak" Sambar Alice membuat seluruh atensi mengarah pada nya.
"Saya salah ngomong ya?" Tanya Alice takut.
"Nggak! Kamu bisa nemenin saya ke dokter kandungan besok pagi?" Tanya Jane antusias.
"Mmm—"
"Kamu nggak kerja lice?" Tanya Sevan memotong perkataan Alice.
"Kerja, tapi dapet jam siang,jadi kalo pagi nggak apa-apa" Jawab Alice, membuat Jane sangat senang karena bisa di temani Alice untuk ke dokter kandungan.
"Beneran nggak papa lice? Kamu nggak repot?" Tanya Zeyn merasa tak enak.
"Nggak apa-apa Bang Zeyn, nggak masalah sama sekali" Jawab Alice mantap.
"Oke, makasih ya lice, besok Jane janjian jam 8 sama dokternya, namanya Dokter Mega" Jelas Zeyn yang di angguki oleh Alice.
"Siap, nanti Alice dateng pagi" Ujar Alice membuat Sevan tersenyum simpul.
"Makasih ya lice" Ucap Sevan dengan senyum tipis di wajah nya.
"Nggak apa om" Ujar Alice.
"Udah malem, aku pulang ya Kak Jane?" Tanya Alice.
"Sekalian sama saya aja lice, saya juga mau pulang" Sambar Sevan.
"Ya udah, nggak apa-apa lice, pulang sama Sevan ya,ini udah malem, nggak baik anak perempuan jalan malem-malem" Ujar Jane panjang lebar.
"Iya kak, makasih" Ujar Alice.
"Yaudah, Kak, bang, kita pulang ya" Ucap Sevan.
"Iya, hati-hati ya van, bawa mobil yang bener" Pekik Jane.
"Iya kak!"
SI OM DAN ALICE
Di mobil Sevan sangat hening, Alice asyik melihat jalanan Kota Jakarta yang cukup macet malam ini sedangkan Sevan sedang fokus menyetir.
"Lice" Panggil Seva tiba-tiba membuat sang pemilik nama menoleh.
"Besok sif jam berapa?" Tanya Sevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Sevan dan Alice {END}
RandomSeorang CEO yang hampir menginjak kepala tiga jatuh cinta kepada gadis yang masih berusia 19 tahun? Bagaimana menurut kalian? Kalo penasaran, ayo baca!