Beberapa tahun kemudian...Alice terlihat sedang menyiapkan bekal unt-
"Bundaaaaaaa"
Anjir,di potong
"Nggak lari-lari gitu juga nak" Ujar Alice dengan tatapan waswas.
Anak remaja itu langsung berlari lalu memeluk Alice dari belakang.
"Bunda,udah kan bekalnya?" Tanya anak itu dengan senyum yang sangat lebar.
"Byan Hadibrata,udah siap masuk sekolah baru hari ini?" Tanya Sevan sembari menuruni tangga."Siap dong yah,Bunda udah ngajarin,ya nggak bun?" Ujar Byan tersenyum jahil.
"Kamu tu cerewet banget,liat Qian santai banget dari tadi" Ujar Alice sembari menatap putri kecilnya yang berusia 9 tahun.
"Kamu sama Qian kan udah besar sekarang,bunda sama ayah harap sekolah ya lebih rajin nggak kayak kelas yang kemarin-kemarin" Ujar Alice sembari menyiapkan bekal kedua anaknya.
"Bunda,tolong kuncirin" Pinta Qian.
"Sini nak,hari ini juga Qian harus semangat sekolahnya ya,bunda harap lancar sekolahnya" Ujar Alice sembari menyisir rambut sang anak."Byan sama Qian nggak boleh yang aneh-aneh, sampe ngelakuin yang aneh-aneh terutama kamu Byan, kalian tau akibatnya" Ujar Sevan sembari meminum kopinya.
"Siap ayah!"
"Abang mukanya kayak mau di introgasi,tegang banget" Ejek Qian lalu tertawa.
"Ananda Aqian Hadibrata, nggak Abang beliin yupi" Ancam Byan.
"Kalo cuman yupi Ayah udah beliin satu lemari es" Balas Qian membuat Alice dan Sevan tertawa.
"Adek tu kayak Ayah,ngambek an tapi kalem" Ujar Alice.
"Kalo abang tu kayak bunda, cerewet terus pecicilan" Ujar Sevan nggak mau kalah.
"Bentar-bentar, aku sama Qian berangkat dulu,baru bunda sama ayah debat" Ujar Byan yang diangguki oleh Qian.
"Ini bekalnya, maaf ya hari ini bunda sama ayah nggak bisa anter kalian sekolah,tapi bunda percaya kalian bisa" Ujar Alice sembari memberikan kotak bekal kepada mereka.
"Belajar yang rajin,jangan jadi biang kerok di kelas Byan" Ujar Sevan.
"Iya Ayah" Jawab Byan malas.
Setelah sampu di teras rumah, Byan dan Qian langsung berpamitan ke Alice dan Sevan dengan senyum lebar mereka.
"Tu anak-anak nya mas,nggak beda jauh kayak kita dulu" Ujar Alice membuat Sevan menatapnya.
"Anak kita lho by,wait,nggak jauh beda sama kita? kamu kali ,cerewet kayak kamu soalnya" Goda Sevan membuat Alice memberikan jiwit an di perutnya.
"Aw~,sakit by" Lirih Sevan membuat Alice terkekeh.
"Lagian pagi-pagi bikin kesel,udah lah mau lanjutin kerjaan" Ujar Alice lalu langsung meninggalkan Sevan di teras.
"Jangan ngambek dong" Ujar Sevan dengan senyum di wajahnya lalu menyusul Alice kedalam rumah.
Lengkaplah sudah keluarga Sevan dengan kedua anak-anaknya.
Udah...
Gimana?
Suka nggak sama bonusnya?Pertama aku minta maaf kalo tokoh disini kurang srek sama hati kalian,karena disini yang ngira-ngira aku:)
Terusss,makasih yang selama ini selalu setia nge vote buat cerita aku satu ini,uwuw❤️
Jadi sayang sama kalean!
And gaesssss,aku buat cerita baru lagi,cek chap sebelum chap ini, dan silahkan di baca dan di vote,uwuw:)
Okelah kalo bgt:)
Aku mau caw dulu
Bye semuaaaaaaa👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Sevan dan Alice {END}
RandomSeorang CEO yang hampir menginjak kepala tiga jatuh cinta kepada gadis yang masih berusia 19 tahun? Bagaimana menurut kalian? Kalo penasaran, ayo baca!