Dosen Pengganti

2.8K 171 10
                                    

Awali pagi hari dengan senyuman karena tanpa sadar senyuman itulah yang akan menguatkan mu!

Kalimat itulah yang selalu menjadi motivasi ku sebelum melakukan aktivitas, bismillah! semoga hari ini engkau turunkan keberkahan untukku yaa Rabb.

"Naa jangan lupa sarapan sebelum pergi ke kampus, nasi gorengnya sudah mama siapkan di meja, teh manisnya juga diminum!"

Kuhampiri umi yang sedang sibuk mencuci piring juga gelas kotor di dapur "mau Hana bantuin mi?" Ujarku

"Gausah, kamu sarapan aja gih! nanti telat" tolak umi dengan lembut

Baiklah, umi selalu tidak ingin merepotkan anak nya. Walaupun sebenarnya aku tidak terlalu pandai dalam urusan rumah tangga tapi aku selalu menawarkan bantuan pada umi, setidaknya aku harus melakukan kewajiban ku sebagai anak untuk berbakti kepada kedua orang tua

***

Macet sudah menjadi rutinitas kota Jakarta setiap pagi, ini benar benar tidak bisa dihindari! Gara gara macet aku membutuhkan waktu yang lama untuk sampai kampus, merepotkan!

Pandanganku fokus kedepan dan aku teringat surat Ar-Rahman yang kubaca saat selesai melaksanakan shalat subuh tadi. Ku coba mengingat isi surat tersebut dan mulai melantunkan ayat demi ayat. Aku bertekad untuk menghafalnya mulai detik ini.

Ketika jalanan mulai agak lenggang aku langsung melajukan mobil kesayanganku dengan kecepatan normal, namun tiba tiba saja mobilku tidak bisa nyala. Seingatku bensin mobil baru kemarin di isi dan saat ini masih penuh, ini sih bisa memakan waktu yang lama dan bisa-bisa aku telat sampai kampus.

Ku coba menelfon temanku yang mempunyai bengkel untuk datang ke tempat ini, namun nihil temanku sedang tidak bisa dihubungi. Akhirnya dengan terpaksa aku harus menaiki angkutan umum, aku coba mencari tapi tidak ada satupun yang lewat.

Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Beberapa menit kemudian ada mobil yang menghampiriku, aku sama sekali tidak mengenal mobil itu. Ketika kaca nya terbuka terllihat jelas lelaki dengan menggunakan jas putih, serta stetoskop yang menggelantung di lehernya, tak lupa kacamata bertengger di hidung mancungnya...

Lagi lagi aku bertemu dengannya!

Dia turun dari mobilnya lalu menghampiriku.

"Kau sedang apa?" Tanyanya

"Mobilku mogok"

"Sudah telfon montir?"

"Sudah, tapi gak bisa dihubungi"

"Yasudah biar kau kuantarkan ke kampus, dan masalah mobilmu biar montir langganan ku yang menyelesaikannya"

"Ta-tapi--"

"Aku tidak ingin menerima penolakanmu" ujarnya ,oh jangan lupakan nada dinginnya juga wajah datarnya

Kini aku dan dia...Irsyad maksudnya, sudah berada di dalam mobil. Hening, tidak ada percakapan sama sekali saat ini, dia sibuk mengendarai mobil dan aku sibuk memperhatikan jalanan

Jangan kira kita duduk bersebelahan! aku duduk di belakang karena dia tidak mengizinkan ku untuk duduk di kursi depan, katanya tempat disebelahnya itu hanya untuk istrinya.

KhumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang