Ragu

911 87 18
                                    

Aku kira kamu adalah pelabuhan, nyatanya  hanya tempat persinggahan.

***

Lagi-lagi hatinya sakit mendengar penuturan Irsyad yang seolah-olah sangat mengkhawatirkan Nayla.

Sementara Irsyad pamit pulang, mengambil pakaiannya untuk menginap di rumah mertuanya. Ia tidak ingin berjauhan lagi dengan Hana, walaupun Hana enggan berbicara dengannya.

"Hana harus bahagia, gak boleh stres! Ada titipan Allah yang harus dijaga!" Ujarnya menguatkan.

Berdamai dengan diri sendiri, itulah yang akan Hana lakukan untuk 3 hari atau mungkin lebih. Ia akan menjaga kandungannya dengan baik, jika terus menerus sedih, ia akan stress sehingga akan berakibat fatal pada kandungannya yang sudah lama ia nanti-nanti.

Menyadari suaminya sudah pergi, Hana bergegas keluar kamar, menemui orang tuanya untuk membicarakan masalahnya dengan Irsyad.

"Kenapa kamu tidak mau pulang? Tadi Abi tanya Irsyad, dia bilang biar kamu yang menjelaskan" tanya abi dengan lembut

"Boleh kan Hana nginep 3 hari lagi di sini?"

"Irsyad sudah bilang tentang itu, dan dia juga akan menginap di sini. Anak abi, tolong ya nak jangan seperti ini. Jangan buat umi dan abi sedih melihat keadaan rumah tangga kamu yang seperti ini. Bagaimana pun keadaannya, kamu harus tetap bersama suami kamu, dia adalah imam kamu, nak"

"Udah lah bi, biarin aja Hana di sini dulu untuk sementara waktu, lagi pula Irsyad akan menginap di sini juga kan? Biarkan Hana menenangkan dirinya, setelah semua keadaannya membaik, Hana pasti akan ikut dengan Irsyad. Umi percaya dengan Hana, dan umi juga mengerti perasaan Hana" timpal umi

"Hana janji mi, bi. Dalam waktu 3 hari, Hana akan selesaikan permasalahan ini di rumah dengan mas Irsyad"

Arif menghela nafas, meng-iyakan pendapat Fatimah juga putrinya.

"Maafin Hana ya mi, bi udah banyak ngerepotin"

"Gapapa, sayang"

Sebagai orang tua jelas ingin yang terbaik untuk anaknya, apalagi Hana adalah anak perempuan satu-satunya, sumber kebahagiaan mereka.

"Seberat apapun ujian yang kamu tempuh, cukuplah Allah yang menjadi penolongmu. Allah tau kamu kuat makanya Allah nguji kamu. Begitupun dengan rumah tangga, ga ada tuh yang berjalan mulus-mulus aja, pasti ada percikan-percikannya. Di situ lah kita diminta untuk sabar. Temen-temen yang Insya Allah dimuliakan oleh Allah, percayalah dari setiap ujian yang menimpa kita, pasti ada hikmahnya, kitanya aja yang kadang gak sadar. Jangan pernah mengambil keputusan disaat kalian marah, karna itu datangnya dari syaitan ! Di saat kita marah syaitan itu seneng, dia mendekati kita, ngomporin kita, sehingga ketika kita memutuskan sesuatu disaat kita marah, kalian pasti akan menyesal "

Kajian terus berlangsung, Hana mendengarkannya dengan serius. Ia sengaja menonton kajian tentang serba serbi rumah tangga. Setidaknya akan membuat hatinya lebih tenang dari sebelumnya, dan dari penuturan sang ustadzah, ia tersadar bahwa apa yang dilakukannya belum tentu benar, karna akan ada banyak pihak yang kecewa.

"Pernikahan itu bukan mainan yang bisa kapan saja berpisah, tapi pernikahan adalah suatu bentuk ibadah yang di mana membuat kita semakin dekat dengan Allah. Untuk temen-temen yang sudah menikah, khususnya untuk istri-istri yang shalihah Insya Allah, taati suamimu, berbaktilah padanya, karna suamimu adalah surga untukmu".

KhumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang