Syafakillah Khumaira

2.7K 138 6
                                    

Di kamar yang bernuansa hangat, terpampang jelas perempuan yang saat ini sedang berbaring di atas ranjang. Kondisi Hana yang kini sudah memasuki musim skripsi menjadi mudah drop. Ditambah lagi dengan pertanyaan pertanyaan dari tetangga yang tidak mengenakan untuknya, juga untuk Irsyad.

Hana terlalu larut dalam fikirannya. Ia takut jika ia tidak bisa memberikan keturunan untuk Irsyad, tidak bisa memberikan cucu untuk orang tuanya dan mertuanya.

Untungnya ada Irsyad dan kedua belah pihak keluarga yang slalu menguatkan Hana, dan slalu memberikan pandangan pandangan yang baik untuknya. Irsyad pun tidak pernah mempermasalahkan itu karna Irsyad yakin jika Allah itu adil, mungkin Allah belum mengaruniainya keturunan karna Hana harus terlebih dahulu fokus dengan kuliahnya. Lagipula usia Hana itu masih muda. Allah mungkin sedang mempersiapkan Hana dan Irsyad agar bisa menjadi orang tua yang baik untuk anaknya nanti.

Hana terlihat sangat pucat, matanya sayu, dan setiap makanan yang ia makan slalu terbuang lagi, sehingga membuat tubuh Hana menjadi lemas.

Sudah dua hari ini Hana benar benar drop, hingga Irsyad meminta Hana untuk bed rest dan menyimpan sejenak tugas skripsi nya tersebut sampai keadaannya kembali pulih.

Irsyad adalah suami yang baik, kemarin saja saat mengetahui Hana drop, ia lebih memilih seharian berada di samping Hana untuk merawatnya. Ia menjadi suami rumah tangga sekaligus dokter untuk Hana.

Bagaimana tidak disebut suami rumah tangga, pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci, menyapu dan pel, semua Irsyad yang mengerjakan dengan ikhlas.  Beruntung sekali Hana mempunyai suami macam Irsyad.

Saat keadaan seperti ini, Hana hanya membutuhkan Irsyad ada disampingnya untuk menjaga dan menemaninya. Namun, tidak bisa dipungkiri jika pagi tadi Irsyad harus pergi ke rumah sakit karna ada pasien yang harus di tangani segera.

Mau tak mau Hana harus membiarkan Irsyad memenuhi tugasnya, ia tidak bisa egois, bukan hanya Hana yang membutuhkan Irsyad. Namun, karna profesinya yang penting, orang orang diluaran sana juga membutuhkannya.

Hana menghela nafas gusar, ia tidak nyaman dengan keadaannya. Namun ia juga ingat saat Irsyad mengatakan 'Allah memberikan kamu sakit karna saat ini Allah sedang menggugurkan dosa dosa kamu baik itu di masa lalu maupun saat ini. Bersabarlah'
Entah mengapa kalimat itu mampu menenangkan Hana dan membuatnya bersyukur dengan kondisinya saat ini.

***

Di sisi lain, Irsyad yang baru saja selesai melakukan tindakan operasi pada pasien, kini sedang beristirahat sejenak di ruangannya.

Seketika Irsyad teringat akan istrinya yang sedang sakit dirumah. Ia merasa lalai menjaga Hana. Handphone nya yang sedari tadi di simpan dalam tas belum sempat ia cek karna pagi tadi Irsyad benar benar sibuk dengan operasinya.

Irsyad langsung mengambil benda pipih itu di dalam tas. Dan benar nyatanya, banyak panggilan tak terjawab. Terpampang jelas di layar handphone nya nama wanita yang sangat ia cintai, Khumaira🌷 ya itu adalah Hana, istri yang slalu menghantui fikiran dokter sekaligus ustadz tampan ini.

"Astaghfirullah"

Irsyad terkejut. Tak hanya telepon masuk saja yang tak terjawab, namun Hana mengirimkan banyak sekali pesan melalui WhatsApp.

Tak banyak fikir, Irsyad langsung menelepon balik Hana dan memastikan istri tercintanya itu tidak ngambek karna pesan dan panggilannya tidak terjawab.

"Assalamu'alaikum mas" Salam Hana membuka percakapan dengan Irsyad.

"Wa'alaikumsalam Khumaira. Maaf ya sayang tadi mas sedang mengoprasi pasien, ini baru saja istirahat" tutur nya lembut

KhumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang