Ada Allah

1.4K 130 40
                                    

Ketika aku sudah mencintaimu, maka aku tak akan mempunyai alasan untuk membencimu.

***

Tepat di balkon kamarnya Hana berada, duduk santai sambil menikmati semilir angin, udara hari ini pun seakan mendukung, udara yang sangat sejuk sehingga membuatnya betah menikmati sejuknya pepohonan yang terkena angin.

Irsyad datang kembali sesuai dengan apa yang dikatakannya, dia memang keras kepala. Mobilnya kini sudah terparkir rapi. Hana tahu Irsyad memperhatikannya dari kejauhan, namun Hana berusaha untuk mengabaikannya.

Tak lama, ia masuk ke dalam rumah. Ada rasa senang dalam diri Hana, tapi di sisi lain rasa kecewa itu belum juga hilang. Ternyata benar, ketika sudah kecewa akan sulit untuk percaya seperti semula.

"Ini disimpan di kamar Hana aja, Syad !" Ujar Fatimah melihat tas Irsyad.

"Gak perlu, mi. Lagi pula Hana pasti masih marah sama Irsyad, biar nanti Irsyad tidur di ruang tengah aja"

Fatimah tersenyum

"Yasudah, kalo begitu umi lanjut ke belakang ya, masih ada yang harus dibereskan. Kamu istirahat dulu saja"

"Iya, mi"

Seperti biasa, di umur kandungannya yang masih muda Hana selalu merasa mual, dan pusing. Seperti saat ini, ketika ia sedang bersantai, tiba-tiba saja rasa mual itu datang lagi.

Perutnya kini terasa lapar, padahal baru beberapa jam yang lalu dia sarapan. Wajar saja, ibu hamil memang butuh banyak asupan.

Ketika membuka pintu kamar, ia mengendap-endap menuruni tangga, karna di sofa ruang tengah ada Irsyad yang sedang tertidur. Bukannya menuju dapur, Hana malan mendekati Irsyad, ya walaupun jaraknya tidak terlalu dekat. Ia memperhatikan wajahnya ketika tidur. Wajahnya terlihat sangat lelah.

"Na!"

"Astaghfirullah! Umi, ngagetin Hana aja" ujarnya dengan nada yang pelan.

"Kamu ngapain?"

"Sttttttt, nanti mas Irsyad bangun, mi"

Hana menarik pelan tangan Fatimah menuju dapur. Jika mereka berbincang di dekat Irsyad, khawatir jika nanti Irsyad terbangun.

"Umi, ada makanan gak? Hana laper banget nih, dedeknya minta makan terus"

"Baru saja umi selesai bikin kue" ujarnya sembari memberikan potongan kue untuk Hana

"Terimakasih umiku yang sangat cantik"

"Kamu ini sudah mau punya anak, masih saja senang merayu uminya"

Hana terkekeh.

"Istri yang shalihah itu adalah dia yang selalu melayani suaminya dengan baik, mengikuti apa yang suaminya katakan, tapi tentang kebaikan, jika suaminya memerintahkan atau mengatakan keburukan seorang istri tidak boleh mengikutinya"

Hana tak menjawab

"Umi sangat mengerti perasaan kamu, tapi memang betul kata abi, kamu tidak boleh bersikap seperti ini pada suami kamu. Apa yang dikatakan abi itu benar, tapi semua tergantung kamu. Mungkin jika umi ada di posisi kamu, belum tentu umi sekuat kamu "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KhumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang