Apa Artinya?

2.1K 115 5
                                    

Wanita kuat. Hatinya setegar karang walau rasa sakit terus menghujam.

-Khumaira-

♥️♥️♥️

"Maaf, aku harus pergi"

Wanita cantik, yang sedari tadi bersenda gurau dengan Irsyad kini tiba-tiba pergi dari hadapannya.

Tak rela melepas, ingin slalu dengannya, itulah yang Irsyad inginkan. Baginya, Nayla sudah seperti penyamangat untuknya.

"Nayla ... Nayla jangan tinggalkan saya, Nay!"

Nayla tersenyum. Sorotan mata Irsyad menjadi bukti, bahwa memang ia masih mencintai Nayla, cinta pertamanya. Pantas saja jika Irsyad tak bisa melupakan Nayla.

"Nayla ... Nayla!"

Mendengar suara dari sampingnya membuat wanita cantik yang berada di samping Irsyad terbangun. Hana menyadari bahwa Irsyad memanggil-manggil nama Nayla.

Semakin Irsyad menyebut nama Nayla, semakin besar pula rasa penasarannya terhadap Nayla.

Air matanya tak kuasa ia bendung, bahkan ia enggan membangunkan sang suami. Tak ingin sampai Irsyad terbangun, ia pun beranjak ke luar kamar menuju mushola yang berada di dalam rumahnya.

Jam masih menunjukkan pukul 02.30 pagi, dan biasanya pukul 03.00 pagi Irsyad akan bangun dari tidurnya untuk melaksanakan Qiyamullail bersama Hana.

Kini, di sepertiga malam yang amat tenang nan sunyi, air matanya berjatuhan membasahi pipi, Hana menumpahkan segala keluh kesahnya pada Allah SWT. Karna ia percaya, hanya bercerita kepada Allah lah ia akan merasa jauh lebih tenang.

Ketika mulut tak bisa berucap, kini air mata lah yang dapat mewakilkan segala perasaannya. Allah maha tahu segala isi hati walaupun hambanya tak memberi tahu apa yang terjadi.

Hana sengaja menunggu Irsyad terbangun untuk melaksanakan sholat berjamaah dengannya. Sambil menenangkan hati, ia kini mengambil air wudhu lalu melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan suara yang bergetar.

Ayat demi ayat ia lantunkan dengan air mata yang berjatuhan. Biarlah heningnya malam menjadi saksi, bahwa cintanya terhadap Irsyad benar-benar murni juga suci.

Dua puluh menit berlalu, hatinya sudah cukup lega. Air matanya sudah mulai surut, ia harap Irsyad tak akan menyadarinya bahwa Hana telah menangis. Biarlah Hana yang merasakan sakit sendirian.

Hana menarik nafas dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan. Ia merapikan peralatan sholat, lalu mulai melangkah menaiki anak tangga menuju kamar untuk membangunkan sang suami.

Saat Hana hendak membuka pintu tiba-tiba ia dikejutkan dengan tangan kekar yang melingkar di tubuhnya. Ternyata Irsyad sudah bangun, ia khawatir jika Irsyad juga melihatnya menangis.

"Mas, kok udah bangun?" Ujarnya

Hana membalikkan tubuhnya, hingga kini ia berhadapan dengan sang suami. Tak berani menatap wajah Irsyad, Hana hanya menunduk. Ingin sekali rasanya ia menangis di pelukan Irsyad.

"Tadi saat saya bangun, dan kamu tidak ada di samping saya. Akhirnya saya cari kamu di kamar sebelah tapi kamu tidak ada di sana,  terus saat saya mau ke bawah ternyata kamu sudah di sini" jelasnya

"Maaf ya, Mas. Hana tadi ..."

Irsyad memotong pembicaraan. Ia mengangkat wajah Hana dengan kedua tangannya, menatap wajah Hana lekat. Irsyad mendapati mata Hana yang cukup sembab, ia pun memandang Hana cemas.

KhumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang