Akad

3.4K 176 2
                                    

Hari berlalu begitu cepat. Kurasa baru kemarin dia dan keluarganya datang untuk melamar ku. Kini dia datang kembali untuk menghalalkan ku menjadi kekasih hatinya.

Apakah dia benar benar mencintaiku?

Aku ditemani Aisyah di kamar, sedari kemarin Aisyah sudah menginap dihotel bersamaku karena aku yang memintanya.

"Sahabatku udah ada yang meminang aja, gak nyangka ya na kamu bakalan berjodoh sama dokter Irsyad" ujar Aisyah, lalu air mata Aisyah turun begitu saja

"Kamu ko nangis Syah?"

"Ini tangis bahagia kok" kata aisyah sambil tersenyum manis dibalik niqa. nya.

Aisyah mengelus kepalaku yang dibaluti oleh jilbab putih senada dengan gaun yang aku kenakan hari ini, lalu aisyah memasangkan niqab di wajahku. Aku memeluk Aisyah erat, dia benar benar sahabat yang sangat baik untukku.

Tubuhku terasa panas dingin saat lantunan ayat suci terdengar jelas oleh gendang telingaku. Aisyah menggenggam erat tanganku saat abi mengucapkan kalimat yang sangat menggetarkan hatiku.

"Saya terima nikahnya Hana Shakila Suraiya binti Arif Zaid Susanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai"

Sah? sah?

SAHH!!!!

"Alhamdulillah" ucapan syukur itu terlontar dari bibir Aisyah

Tangisku pecah saat Mas Irsyad dengan lantang mengucap ijab kabul, tak ada keraguan dari suaranya. Aisyah memeluk tubuhku yang bergetar dengan begitu erat.

Kini Mas Irsyad menggenggam tangan abi dan melantunkan surat Ar-Rahman dengan begitu merdu, aku tak menyangka saat ini aku sudah sah menjadi istri dari lelaki yang belum lama aku kenal.

Setelah selesai melantunkan surat Ar-Rahman, Aisyah menyuruhku untuk diam di kamar dan menunggu kedatangan suamiku. Aku mengangguk dan Aisyah keluar dari kamarku.

Tak lama setelah kepergian Aisyah, mas Irsyad pun datang. Gugup, aku tak berani menghampirinya yang kini telah berdiri diambang pintu.

Jantung ku semakin berdetak kencang saat jarak yang tercipta antara aku dan lelaki yang kini sudah menjadi suamiku semakin dekat. Mas Irsyad berdiri tegak di depanku dan menggenggam tanganku.

Selanjutnya ia memasangkan cincin di jari manisku, begitu pun aku.

Setelah itu dia memegang ubun ubunku lalu membacakan do'a, dan aku mengaminkannya dalam hati, dia mencium keningku dan aku mencium punggung tangannya.

"Terimakasih sudah mau menjadi istriku, Khumaira" ujar Mas Irsyad dengan sangat lembut

Khumaira? bukankan itu nama panggilan Rasulullah kepada Sayyidah Siti Aisyah? yaa Allah kenapa aku jadi gugup seperti ini..

"Selamat ulang tahun, semoga Allah memberkahi umurmu" ujarnya lagi sambil tersenyum manis dengan tatapan yang meneduhkan

Dia tahu bahwa hari ini hari ulang tahunku? padahal kan aku tidak pernah memberi tahu pada nya.

"Aamiin terimakasih mas"

***

Acara resepsi yang diadakan di ballroom hotel ini cukup membuatku kelelahan. Aku dan suamiku menggunakan pakaian yang serasi nan sangat indah. Tema yang kami pilih adalah nuansa putih. Aku cukup kerepotan karna gaun yang menyapu lantai membuatku sulit bergerak.

Sedangkan suamiku, dia menggunakan gamis pria putih yang sangat cocok di badan kekarnya. Mungkin, Mas irsyad sengaja tidak menggunakan jas dan celana karena dia juga seorang ustadz? aku tidak tahu alasannya kenapa, bahkan saat aku menyuruhnya untuk memilih menggunakan celana, ia malah menolaknya dengan lembut.

KhumairaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang