14. End

424 21 13
                                    

Hubungan Miki dan Yuki semakin diambang kehancuran di mana Yuki sama sekali tak memberi penjelasan dan Miki semakin terpuruk karena begitu banyaknya fakta yang sama sekali tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

Di sekolah pun keduanya tak pernah saling bertegur sapa, banyak yang membingungkan sikap keduanya karena banyak orang tahu jika Miki selalu saja menempel pada Yuki kenamanapun namun kali ini tak ada lagi Miki yang berada di samping Yuki ketika istirahatlah ataupun sepulang sekolah.

Di hari minggu yang cerah barulah Miki berani untuk menemui Yuki kembali karena banyaknya pesan yang ia dapatkan dari Yuki malam tadi.

Mereka berdua bertemu di sebuah kedai kelontong dekat rumah Miki. Yuki tampak seperti biasanya bahkan lelaki itu tak terlihat seperti punya kesalahan sama sekali.

"Kenapa mengajakku kemari?" tanya Miki penasaran.

"Hanya ingin." jawab Yuki seadanya.

Miki menghela napas, ia mengerti dengan sikap Yuki saat ini.

"Hubungan kita ... Sepertinya lebih baik berakhir disini saja, lagi pula kedua orang tua kita tak jadi menikahkan?" ucap Yuki yang tentu saja membuat Miki sadar bahwa Yuki tak pernah mencintainya sama sekali.

Tak ada keajaiban yang dapat mengubah hati Yuki.

Seharusnya Miki sadar itu dari awal. Iya sekarang dirinya merasa bodoh saat ini.

"Baiklah ..." rilih Miki mencoba menahan air matanya yang tak akan lama lagi terjun dari pipinya.

Setelah mengatakan itu yuki malah pamit pergi meninggalkan Miki sendirian. Sendirian dalam perasaan sakit yang menjalar sampai ke tubuhnya.

Bisa bayangkan betapa sakit hatinya Miki saat ini? Tak pernah Miki bayangkan yuki akan memutuskannya disaat sebulan yang lalu lelaki itu mengatakan akan belajar mencintainya dan tak lama berkata dia sangat menyukainya.

Air matanya tumpah begitu saja.

Pengunjung kedai merasa tak tega melihat keadaan Miki saat ini, bahkan seorang pelayan yang bekerja di kedai tersebut menghampiri Miki.

Pelayan itu memberikan sekotak tisu pada Miki. "Jangan menangisi lelaki brengsek, air mata seorang gadis terlalu berharga jangan gunakan untuk menangisi hal yang penting." Setelah mengatakan itu pelayan pun pamit pergi untuk menyelesaikan tugasnya kembali.

Miki terdiam, memandang tisu pemberian tadi.

『••✎••』


Setelah mengatakan hal yang sebaiknya ia lakukan Yuki kemudian pergi ke suatu tempat dimana hanya dirinyalah yang tahu. Tempat di mana dirinya bersama sang ibu sejak kecil. Tempat yang menjadi harta paling berharganya.

Ponsel Yuki terus berdering menandakan banyaknya notifikasi, namun Yuki tak mempedulikannya karena ia tahu siapa yang menelpommua berkali-kali.

Siapa lagi jika bukan Nana.

Yuki saat ini hanya ingin hidup tenang, melupakan masa lalunya dan impiannya di masa depan.

Ia ingin meninggalkan semuanya sekalipun ia sangat mencintai hal itu.

Yuki sangat mencintai Miki. Gadis itu telah berhasil membuat Yuki mengerti apa artinya cinta yang sebelumnya Yuki sangatlah buta akan cinta.

Cinta sama dengan rasa sakit itulah prinsipnya dulu sebelum mengenal Miki.

Prinsip itu ada ketika dirinya bersama nana. Sepupunya yang dengan tega memanfaatkan cintanya untuk kenikmatan semata.

Hamparan laut kini terlihat sangat indah di sertai angin yang menerpa tubuh Yuki.

Perlahan Yuki melangkah memasuki air laut yang dingin dan terasa asin.

Memejamkan matanya menghilangkan seluruh pikiran yang selama ini mengganggunya.

***

SELESAI

Stay Magical | YukiMiki ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang