"Tapi ..." Mayu sedikit berpikir dan menatap Yuki dari atas sampai ke bawah.
"Aku adalah ketua KIR sehingga jika salah satu anggotaku terluka maka aku yang harus bertanggung jawab." Yuki langsung mengendong Miki dengan bridal style membuat Yuki segera mengeratkan tangannya pada leher milik Yuki.
***
Miki tersenyum senang dalam gendongan Yuki. Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan Miki itu kali ini saja sungguh Miki tak menyangka Yuki menggendongnya seperti ini bahkan Mayu saja sampai di buat melongo karena setahunya bahwa Yuki itu sangat dingin dan tak perduli sekitar semacam Sosiopat.
"Rumahmu dimana?" tanya Yuki masih fokus berjalan dengan pandangan ke depan tak menoleh sedikitpun pada Miki.
"Komplek Sakura block B nomor 217." Miki menjawab dengan pelan.
Yuki menggendong Miki sampai parkiran ia pun memasukan Miki pada mobilnya beruntungnya hari ia memakai mobil biasanya hanya membawa motor kesanyangannya yang sekarang sedang berada di bengkel.
Yuki mengendarai mobil dengan tenang bahkan suasana di dalam mobil benar benar sunyi tak ada yang mengeluarkan suara satu orang pun. Miki yang tak tahu topik untuk di bicarakan sementara Yuki yang memang tak terlalu suka dalam berbasa-basi membuat suasana di dalam mobil menjadi lebih sunyi lagi.
Hingga mobil sampai di kawasan komplek Sakura Yuki mulai membelokkan mobilnya menuju block B no 127. Miki mulai melirik Yuki namun tetaplah sama ekspresi Yuki tetaplah sama dan tak pernah berubah bahkan Miki sudah sebal melihat wajah datar itu ia bahkan berpikir sangat percuma sekali ketika Yuki yang tinggi dan tampan namun ekspresinya tak pernah menunjukkan kehidupan sama sekali berbeda sekali dengan dirinya yang terlanjur over.
"Sudah sampai." Mobil berhenti tepat di depan rumah Miki.
"Terima kasih," ucap Miki tulus ia pun mulai membuka pintu mobil namun sebelum kakinya sempat turun tiba-tiba saja tangan Yuki memegang tangan kanannya yang masih bebas.
"Biar aku yang menggendong mu lagi."
Deg
"Ti-tid ... tidak repot-repot a-aku bisa sendiri kok." Namun sepertinya omongan Miki sama sekali tak didengar oleh Yuki. Yuki turun dari mobil dan memutar menuju pintu kiri mobil dan dengan cepat menggendong Miki yang masih terkejut meski ini sebelumnya ia juga sudah di gendong.
Karena tubuh Miki yang mungil membuat Yuki sama sekali tak merasa berat maupun kesulitan saat berjalan. Baru saja Yuki akan memencet bel rumah Miki mereka harus di kejutkan dengan ibu Miki yang keluar dari rumah namun yang paling mengejutkan lagi ketika tuan Yamazaki menampakkan wajahnya tepat di depan Yuki membuatnya refleks melepaskan tangan yang ia gunakan untuk menopang tubuh Miki sehingga Miki pun mau tak mau merasakan sakit pada pantatnya karena terjatuh dengan tidak elit.
"Kalian berdua sudah saling kenal?" tanya tuan Yamazaki ketika melihat Miki yang di gendong oleh Yuki.
"Untuk apa kau disini?" Yuki malah balik bertanya masih dengan wajahnya yang masih tetap datar, namun menunjukkan kemarahannya.
Miki masih diam melirik ke tuan Yamazaki dan juga Yuki secara bergantian dia merasa bingung apakah hubungan diantara keduanya? Mengapa mereka nampak saling mengenal? Pertanyaan itu terus berputar pada kepalanya.
"Ini nyonya Honoka yang menikah dengan ayah, Yuki," ucap tuan Yamazaki membuat baik Yuki maupun Miki terkejut bukan main apalagi mata Miki bahkan sudah melotot tak percaya karena bagaimana pun marga mereka berdua sama sama berbeda lain halnya dengan Yuki dan Miki, nyonya Honoka tampak memperlihatkan senyumannya pada Yuki.
Belum juga selesai pembicaraan Yuki malah pergi tanpa berkata-kata kembali bahkan ia menancapkan gasnya sangat cepat melajukan mobilnya di atas rata-rata.
"Anak mu sangat tampan," ucap nyonya honoka. Miki dengan cepat memasuki rumah dan segera memasuki kamarnya. Menghela napas panjang atas kenyataan yang benar benar mengejutkan padahal dirinya baru saja bisa mendekati Yuki, namun mungkin dengan kejadian ini pasti Yuki tak akan mau lagi perduli dengan nya bahkan mungkin melirik pun tidak sudi.
Bahkan dirinya juga kaget dan tak menyangka. Ternyata dunia ini sangat sempit dan dia benar-benar merutuki hal ini. Baru saja dia menemukan penyemangat hidupnya dan kini ia akan kehilangannya kembali, dunia ini benar benar kejam.
Waktu yang sudah menunjukkan sore hari membuat Miki dengan cepat memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sekaligus menjernihkan pikiran nya karena dengan hal itu ia dapat tidur dengan nyenyak.
『••✎••』
Tuan Yamazaki pulang dengan senyuman yang masih menenteng pada wajahnya. Wajahnya yang memang awet muda membuat dirinya masih terlihat tampan dan juga gagah.
"Ayah sedang bahagia ya?" ucap Kento yang merupakan anak bungsu dari tuan Yamazaki.
"Sepertinya pernikahan ayah dipercepat saja," gumam tuan Yamazaki.
"Terserah ayah saja, aku akan ikut bahagia atas kebahagian ayah," ucap Kento.
"Ini baru anak ayah." tuan Yamazaki memeluk Kento dengan sangat erat bahkan Kento juga membalasnya.
Bruk
Pintu di buka dengan keras membuat dua orang yang saling berpelukan tadi langsung melirik seseorang yang telah membuat keributan itu yang tak lain dan tak bukan adalah Yuki bahkan wajahnya masih tetap datar ketika memasuki rumah yang sangat mewah dan besar itu.
"Yuki, bisakah sehari saja kau tak membuat keributan?" Tuan Yamazaki benar benar sudah lelah terus-terusan memberi tahu Yuki yang sama sekali tak mendengarkannya bahkan tak menganggapnya ayah seperti semestinya namun masih untung karena Yuki masih dengan sudi menyebutnya 'ayah' setelah apa yang telah dilalui keluarga ini yang telah berantakan dan sangatlah sulit untuk di perbaiki.
Yuki dan Kento itu sangatlah berbeda mereka bagaikan langit dan bumi. Yuki yang Sosiopat sungguh berbeda dengan Kento yang sangat ramah dan memiliki teman yang banyak karena mudah bergaul.
Yuki melenggang pergi beranjak untuk memasuki kamarnya, namun langkahnya harus terhenti ketika tuan Yamazaki memanggil namanya.
"Apa? Jika tak penting maka tidak usah berbicara."
"Sejak kapan kau mengenal putri dari nyonya Honoka?" tanya tuan Yamazaki penuh selidik.
"Apa urusanmu?" Bukannya menjawab Yuki malah balik bertanya namun masih tetap mengatur ekspresi.
"Kalian tidak punya hubungan yang spesial kan? Karena kau juga tahu kan aku dan ibunya ..."
"Aku tahu." Belum sempat tuan Yamazaki menyelesaikan pembicaraannya, Yuki justru sudah memotongnya dan langsung memasuki kamarnya yang tak jauh dari ruang utama.
"Maksud ayah ada apa?" tanya Kento sedikit penasaran pasalnya ayahnya terlihat tampak cemas dan juga takut.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, kau kan tahu ayah dan kakakmu itu tidaklah akur," ucap tuan Yamazaki mencoba untuk tak membuat Kento tak merasa khawatir juga.
Ya ia memang sedang khawatir karena takutnya Yuki dan Miki memiliki hubungan yang lebih dari kata teman apalagi melihat Yuki yang mengantarkan Miki sampai di gendong membuat tuan Yamazaki benar benar di buat salut karena sebelumnya tak pernah ada yang Yuki khawatirkan oleh yuki kecuali dirinya sendiri bahkan dengan sampai rela menurunkan egonya demi seorang perempuan? Tuan Yamazaki tahu itu bukanlah sifat Yuki maka dengan sekali lihat saja ia merasa diantara keduanya pasti memiliki hubungan.
***BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Magical | YukiMiki ✓
FanfictionMiki adalah murid baru yang menyukai Yuki di pertemuan pertamanya. Yuki yang begitu tampan adalah lelaki idaman bagi Miki, selain tampan Yuki juga pintar. 𝐂𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐁𝐞𝐥𝐨𝐧𝐠 : © Stay Magical | Beomheart © Cover | Pinterest