Miki tersenyum mendapat pujian yang selalu di nantikannya. Iya dia selalu senang bilang di puji lucu, imut, ataupun manis namun dia akan marah bilang di puji cantik sungguh aneh bukan? Tapi ya begitulah diri Miki yang sesungguhnya
***
Yuki berjalan ke rumah dengan lesu, dia baru saja pulang dari karantina kewirausahaan, terlalu banyak pikirannya terpakai hingga ia memutuskan untuk ijin terlebih dahulu untuk sekolah, lagian kepala sekolah juga memberikan keringanan untuknya.
Di ruang tamu, ia lihat Kento sedang tersenyum sendirian memuat Yuki menaikan alisnya kebingungan apakah adiknya itu sedang kesurupan dan perlu dirukyah? Namun ia hanya pura-pura tidak peduli membuatnya segera beranjak menuju kamarnya.
"Kak, tadi siang aku bertemu dengan cewek imut," ucap Kento, namun Yuki sama sekali tak perduli dia terlalu lelah mendengar celotehan Kento yang sama sekali tak penting baginya.
Ketika Yuki baru saja memasuki kamarnya, ia segera mengunci pintu dengan rapat tak lupa membawa handuk untuk bersiap mandi karena tubuhnya benar-benar sudah basah dengan keringat. Mandi di bawah air shower membuat pikirannya perlahan mendingin.
Hingga setelah mandi Yuki memakai kaos biru langit kesukaannya dengan celana pendek, tak lama dirinya langsung membaringkan tubuhnya pada kasur yang empuk mulai menerawang ke alam mimpi.
"Kak, aku mencintaimu," kata Miki dengan spontan membuat Yuki yang berjalan sedikit tak jauh pun berhenti mendadak hingga Yuki pun kembali berjalan menghampiri Miki membuat sang empu berdebar gugup.
Yuki terbangun dan langsung mengusap wajahnya dengan kasar bagaimana tidak, mengapa ia memimpikan cewek aneh yang tak punya malu sama sekali jauh dari kata layak sampai ia harus memimpikannya.
"BERHENTI MEMASUKI PIKIRANKU! ARHGH!!!"
Sementara di tempat lain Miki sedang memikirkan sesuatu tentang Yuki, ia baru ternyata selain menjadi ketua eskul KIR Yuki juga adalah salah satu dari pengurus osis yang sangat berpengaruh di sekolah. Sepertinya ia berencana untuk masuk kepengurusan OSIS, memang sih dari jaman SD Miki ingin sekali mengikuti OSIS, namun saat SMP ia malah mengikuti eskul PMR karena salah masuk kelas pendaftaran. Sungguh kisah yang memalukan untuk diceritakan apalagi ketika kelas 8 SMP, ia memutuskan untuk keluar dari PMR dan hal itu membuat dirinya merasa ragu untuk memasuki kepengurusan OSIS Miki merasa bahwa ia belum dapat bertanggung jawab dengan baik.
Tapi Miki benar benar ingin memasuki kepengurusan OSIS agar semakin dekat dengan Yuki. Sungguh alasan yang memalukan.
Namun, kali ini Miki akan bertekad karena ini adalah langkahnya, ia tak ingin menyerah sebelum mencoba dan untuk masalah ibunya dengan ayahnya Yuki ia akan mencari cara agar keinginan mereka tak terwujud, mungkin banyak yang akan berpikir bahwa Miki begitu kejam pada ibunya sendiri namun, lebih kejam mana ketika dirimu sama sekali tak dianggap ada dan mengacuhkannya setiap saat tak di perduli kan sekalipun oleh ibumu sendiri.
"Ini langkahku, maju ke depan jangan lihat yang di belakang," ucap Miki menyemangati dirinya sendiri sambil memejamkan mata dan berdoa untuk ayahnya yang telah berada di atas sana.
『••✎••』
"Ki, kamu yakin mau ikut kepengurusan OSIS?" tanya Mayu ketika melihat Miki yang mengambil kertas pendaftaran OSIS, sementara Miki yang mendengar pernyataan Mayu berdiam sebentar untuk memikirkan sesuatu.
"Sebenarnya aku masih belum yakin sih, tapi ingin mencobanya dulu," jawab Miki antara yakin dan tidak membuat Mayu menaikan alisnya tidak habis pikir dengan Mayu yang kelewat labil.
Miki segera mengisi beberapa data yang memang mudah diisi olehnya namun ia masih bingung di bagian pemintaan tanda tangan orang tua. Ia tak ingin ibunya tahu apapun yang di lakukan ya di luar rumah bahkan di rumah saja ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar ketimbang berlalu lalang di dalam rumah.
"Yu, bantu aku dong," ucap Miki memberikan pupy eyes nya.
"Bantu apa?" tanya Mayu penasaran namun kelewat jijik melihat tingkah Miki yang kekanak-kanakan.
"Tolong manipulasi tanda tangan ibuku, ya."
"TIDAK! AKU TIDAK MAU." Mayu langsung menolak dengan keras karena menurutnya itu termasuk tindak penipuan baik pada orang tua Miki maupun pada kepengurusan OSIS angkatan sekarang dan juga sekolah sungguh ia tak habis pikir dengan pikiran Miki.
"Ku mohon, kali ini saja."
"Tidak ya tidak, minta saja tanda tangan ibumu."
Miki hanya diam entah apa yang harus dilakukannya sekarang dengan kesal iapun ijin ke toilet, meski sebenarnya bukan ke toilet tapi lebih tepatnya ke halaman belakang sekolah yang terkenal sejuk karena banyak pohon rindang.
Matanya mulai berbinar ketika melihat seseorang yang sangat dirindukannya sedang duduk di bawah pohon besar dengan badan yang menyender pada batang kayu sementara matanya di tutup rapat menikmati semilir angin.
Karena tak ingin mengganggu Miki hanya diam di depan Yuki mengamati lekukan wajah Yuki yang menurutnya sangat tampan.
"Berhenti memandangku," ucap Yuki yang langsung membuka kedua matanya.
"Maaf a-aku tidak ber ... maksud kok," bela Miki namun Yuki sama sekali tak percaya.
"Wanita yang waktu itu adalah ibumu?" Yuki tiba-tiba saja bertanya membuat Miki kaget mendengarnya.
"Bisa dibilang seperti itu," jawab Miki.
"Tuan Yamazaki ayah tirimu ya?" Kali ini Miki yang bertanya.
"Tidak, ia memang ayah kandungku." Entah kenapa Yuki menjawab dengan jujur sebelumnya tak ada satupun orang yang tahu mengenai tentang keluarganya.
"Kenapa marga mu dan dia berbeda?" Miki di buat bingung ketika mendengar jawaban Yuki.
"Aku mengikuti marga ibuku."
"Oh."
"Apa berpura pura berpacaran dapat mengubah rencana mereka?" Miki menaikan alisnya mendengar penuturan Yuki dengan ekspresi datar seperti biasanya.
"Maksudnya?"
"Jadilah pacarku!"
***
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Magical | YukiMiki ✓
Fiksi PenggemarMiki adalah murid baru yang menyukai Yuki di pertemuan pertamanya. Yuki yang begitu tampan adalah lelaki idaman bagi Miki, selain tampan Yuki juga pintar. 𝐂𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭 𝐁𝐞𝐥𝐨𝐧𝐠 : © Stay Magical | Beomheart © Cover | Pinterest