02. For Life

375 27 10
                                    

"What is love?" Miki gugup ketika Yuki mempertanyakan cinta yang menurutnya adalah pertanyaan yang sangat mudah.

"Cinta itu perasaan yang ada di sini." Miki memegang dada Yuki tanpa takut pemilik dada itu murka apalagi dengan senyumannya yang ia buat imut namun terlihat aneh di depan Yuki hingga dengan kesal Yuki pun menghempaskan tangan Miki.

"Kau tak tahu apa apa soal cinta." Yuki akhirnya pergi meninggalkan Miki yang masih terdiam memandang tangannya yang bekas hempasan Yuki.

***

Miki kembali memasuki aula dengan raut yang tampak sedih membuat Mayu yang melihatnya kemudian menaikkan alisnya tanda bertanya 'ada apa?' namun Miki hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah sungguh dirinya masihlah kecewa atas apa yang telah di lakukan Yuki padanya.

Mayu mengelus kedua tangan Miki dengan lembut meski ia tak tahu apa yang telah terjadi namun ia yakin pasti Miki akan berbicara padanya ketika Miki memang ingin menceritakannya. Pengumuman selesai para peserta mpls pun di perbolehkan untuk pulang.

"Mayu, menurutmu cinta itu apa?" tanya Miki ketika mereka berdua berjalan keluar dari gerbang sekolah.

"Emmm ... menurutku cinta itu sebuah perasaan yang spesial," jawab Mayu dengan berpikir keras karena menurutnya cinta yang ada dalam hidupnya adalah cinta kepada kedua orang tuanya karena selama ini Mayu tak pernah mengenal cinta kepada lawan jenis seperti remaja lainnya.

"Ouh ... Begitu ya." Miki tampak seperti sedang berpikir membuat Mayu sedikit bingung namun ia terlalu takut untuk menanyakan hal yang lebih pribadi pada Miki ketika mereka berteman bahkan baru hari ini belum waktunya untuk saling membuka diri satu sama lain.

Seperti biasa Miki pulang menggunakan bus sedangkan Mayu sudah duluan pulang dijemput ayahnya berbeda dengannya yang sama sekali tak punya sosok seorang ayah. Miki sempat mendapat tawaran untuk di antar pulang oleh Mayu dan juga ayahnya namun ia menolaknya karena merasa tak enak.

Langit sore yang indah menjadi pemandangan yang paling menyenangkan dalam hidup Miki kadang ia berpikir apakah ia bisa menikmati pemandangan sore yang orange selamanya? Jawabannya adalah tidak. Setiap manusia pasti akan mati dan hidupnya seakan dekat dengan kematian jiwanya bahkan sudah tak bisa merasakan apapun lagi namun secuil harapan menemuinya di mana untuk pertama kali ia tertarik dengan seseorang yang bahkan belum lama dikenal, namun jalannya tak pernah mulus lelaki itu bahkan tak menyukainya dan malah memandang benci dirinya membuat hatinya yang semula mendapat cahaya kecil pun redup kembali pada suasana yang suram.

Sesampainya di rumah Miki terkejut melihat ibu dan adik-adiknya yang tengah berbincang bincang dengan seorang lelaki seumuran dengan ibunya bahkan tak seperti biasanya mereka tersenyum melihat kedatangannya membuat Miki bingung bukan kepalang.

"Akhirnya kau pulang sayang," sahut lembut sang ibu pada Miki meski terdengar aneh di telinga Miki karena ibunya tak pernah sekalipun berucap se-lembut ini padanya.

"Ini ada apa?" tanya Miki penasaran.

"Perkenalkan ini tuan Yamazaki, kami memutuskan untuk segera menikah," jawab sang ibu atas pertanyaan Miki.

Bukannya terlihat senang atau bahagia namun Miki sama sekali tak menampilkan ekspresi apapun, ia hanya melengos pergi menuju kamarnya yang berada di lantai dua bahkan teriakan sang ibu yang memintanya untuk kembali tak ia dengar sama sekali pikirannya benar benar kacau.

Ketika memasuki kamar Miki segera menutup pintunya dengan rapat lalu menghempaskan tubuhnya pada kasur yang empuk melihat langit langit kamarnya yang berisikan tulisan tulisan harapan dan keinginannya di masa depan tanpa sadar tetesan air mata jatuh dari pelupuknya dengan cepat miki mengusapnya kasar ia tak ingin menjadi cengeng dan itu tidak boleh terjadi.

Stay Magical | YukiMiki ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang