17. Bad Side [Naruto Version]

1.5K 143 7
                                    

Shortlist Part
NaruHina
Masashi Kishimoto (Disc)
Hanaamj

.

.

.

.

Rate: T
Genre: Angst/Hurt
Alternate Universe
Third Point Of View

.

.

.

.

"Aku egois. Aku tidak pernah suka milikku dirampas orang lain."

.

.

.

.

Sejak awal Hinata tidak pernah mempunyai rasa spesial kepada Naruto, bahkan rasa yang disebut cinta. Tapi kali ini, hubungan mereka terjalin bukan karena saling ada rasa. Lebih tepatnya, bertepuk sebelah tangan. Lalu, status itu terjalin karena adanya paksaan. Mereka berpacaran dengan memaksakan perasaan maupun kehendak.

Tidak ingin ada masalah seperti sebelumnya, Hinata sudah terlalu terjebak dalam status itu. Mengorbankan rasa batinnya. Namun, ia teguh---ia tidak apa. Asalkan semua masih bernyawa.

Seperti sekarang ini, di kamar sunyi tanpa ada penerangan, Hinata sendiri. Ia terkunci---bukan, ia memang sengaja dikurung. Rantai yang bersambung dengan tembok menahan satu kakinya. Kamar yang terlalu gelap tanpa ada ventilasi membuatnya semakin merasa tertekan. Ia hanya meringkuk. Tatapan kosongnya tidak nampak karena gelapnya ruangan.

"Tapi, kenapa aku...."

Jika ditanya, apakah Hinata menyesal? Tentu. Berkali-kali tekanan batin yang datang padanya membuatnya ingin berteriak. Ia sangat menyesal, yang entah karena apa. Yang pasti, ia membenci dengan semua yang telah terjadi. Namun, ia tidak pernah tahu bagaimana ia harus menyelesaikan masalah itu.

Pada awalnya, Hinata punya seorang kekasih. Tapi, Naruto datang tanpa rasa bersalah dan menghancurkan hubungan mereka secara paksa. Dikirimnya beberapa helai rambut dan baju yang dipakai terakhir kali oleh mantan kekasih Hinata padanya. Dengan sekali paksaan, Hinata menurut supaya orang yang disayanginya baik-baik saja. Ironis, bukan?

Beberapa hari yang lalu, seorang playboy datang ke kelas Hinata dan mencium pipi gadis itu. Walaupun pemuda itu sudah tahu kalau Hinata milik Naruto, ia tetap melakukannya. Tentu, gadis bersurai biru gelap itu amat terkejut. Bukan karena ciumannya, tapi karena hal yang mungkin buruk akan terjadi. Namun, pemuda itu hanya berpikir bahwa itu, hanya sekedar ciuman di pipi.

Pada akhirnya, Naruto mengisolasi dirinya. Dan, entah hal apa yang dilakukan Naruto pada pemuda malang itu, Hinata tidak pernah tahu. Sebenarnya, ia takut untuk mengetahuinya.

Kalau Naruto ditanya, apakah ia peduli bagaimana perasaan Hinata? Jawaban seharusnya adalah tidak. Sebab semua yang telah dilakukannya hanya membuat gadis itu hancur.

Tapi, apa mungkin begitu?

***

Gadis bersurai kelam itu terbangun dari tidurnya dalam posisi meringkuk. Di gelapnya ruangan ia berusaha bangkit perlahan. Kepalanya terasa berat dan ia sempoyongan. Dengan perlahan ia berjalan. Kakinya yang gemetar dipaksa berdiri dan berjalan secara tiba-tiba setelah duduk sekian lama. Tangannya meraba-raba dinding. Yang ia lakukan hanya berjalan, mengikuti dinding yang menjadi petunjuknya.

Shortlist Part | ɴᴀʀᴜʜɪɴᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang