Moon: Lima

19 3 0
                                    

MOON
Vers 1.0
On Wattpad by dyahlisty & avrahayu

Kamu percaya? Bahwa hidup ini seperti sebuah labirin? Yang di dalamnya banyak jalan, dan jalan itu adalah jalan bersekat-sekat tanpa tahu dimana kita akan berujung.

Jalan itu membuatmu bingung sekaligus penasaran. Namun, kamu tetap berjalan mengikuti rasa penasaran itu. Lalu, apa yang akan kau temui? Sesuatu yang tak terduga, kah?

________________________________________________________________________________

Rapat dimulai dengan tenang, tapi tak setenang hatiku. Kenapa jantungku berdebar berada di dekatnya? Kenapa aku seperti merasakan kembali debaran yang pernah kurasa masa putih abu-abu. Ah, payah sekali. Padahal aku bukan lagi anak belasan tahun. Aku mencoba menyembunyikan kegugupanku. Kulirik diam-diam wajahnya yang berpendar cahaya dari layar.

Tiba-tiba Adam menoleh, aku gelagapan lalu tersenyum. Duh! Tertangkap basah, batinku. Aku meronta-ronta sendiri. "Fokus... fokus... fokus... Ini waktunya kerja dan kerja" Aku memfokuskan pikiranku agar tak larut dalam perasaan.

Pak Ridwan memimpin rapat seusai semua anggota tim mengetahui gambaran kasar yang akan dikerjakan. Dari para anggota bersilang pendapat tentang tokoh utama yang seharusnya perempuan atau laki-laki, berhubung proyek animasi 3D ini berbeda dengan cerita animasi yang sudah pernah keluar di layar televisi, maka tokoh utama adalah hal yang terpenting. Proyek ini berencana menceritakan kekayaan dan keindahan alam yang ada di Indonesia, sehingga diharapkan anak-anak Indonesia lebih mencintai bangsanya sendiri.

"Nanti kita juga ditugaskan ke daerah-daerah seluruh Indonesia" Celetuk Adam seraya menyenderkan tubuhnya ke punggung kursi.

Celetuknya itu terdengar oleh beberapa orang disamping kanan dan kirinya.

"Wah... serius Mas?" Seseorang di sisi lain Adam menanggapi dengan antusias. Suara perempuan, aku melirik dan benar saja.

"Oya, masnya dari tim apa?" Tanya perempuan itu lagi.

"Dari tim pengembangan. Kalo mbaknya dari tim apa?" Jawab Adam, yang kudengar suaranya ramah dan antusias.

"Oh.. kalo aku dari tim produksi. Kenal Mas Urfan kan Mas?" Perempuan itu memiliki binary cahaya mata yang indah, berambut panjang yang lurus dan digerai, memiliki kulit putih dan cantik.

"Iya kenal, Mbak" Jawab Adam

"Nah aku setim sama Mas Urfan" Senyumnya.

"Oh..." Jawab Adam manggut-manggut.

"Oh juga" batinku. Aku melirik lagi perempuan tadi. Ada gingsulnya di sebelah kanan, semakin tambah cantik. Pakaiannya stylis, humble dan juga menyenangkan. Aku melirik diriku sendiri. Ah, sangat berbeda dengan Mbaknya.

Tunggu, maksudnya kenapa ini? Aku membanding-bandingkan diriku dengan orang lain? Tidak, aku tak boleh seperti ini, jadilah diri sendiri dan jangan rendah diri. Aku akan terlihat cantik, jika aku juga melihat diriku cantik.

"Oh iya. Boleh kenalan nggak mas namanya siapa?" Ujar perempuan itu lagi. Dan lagi-lagi aku mendengarkan percakapan mereka diam-diam dengan pura-pura menatap ke depan.

"Boleh. Saya Adam. Mbaknya??"

"Oh Mas Adam. Aku Jessica, Mas" jawabnya dengan nada yang masih sama, terdengar periang.

"Oh.. Jessica.. sepertinya nama yang tak asing" batinku lagi. Aku tak ingin mendengar obrolan mereka, tapi sumber percakapannya masih di atas ambang bunyi pendengaranku. Wajar saja, bukan?

MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang