Vers 1.0
On Wattpad by dyahlisty & avrahayuAku penyuka malam yang berawan, tanpa bulan apalagi bintang.
Hai! Aku Bella, orang-orang suka memanggilku Bels, Teh Bella, ataupun Ce Bella. Asalku dari Bandung yang penuh dengan logat sundanya. Selama aku menempuh pendidikan, aku tak pernah keluar dari kota Bandung. Mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Bosan? Justru sebaliknya, aku lebih mengenal kota kelahiranku.
Selama menjadi mahasiswi aku aktif di kegiatan kemasyarakatan, volunteer misalnya. Bukan tanpa sebab, bagiku membantu sesama merupakan kebahagiaan yang tak ternilai harganya.
Itu selama di Bandung. Beda dengan disini, di tempat baruku. Di kota yang masih mempertahankan kekhasan budayanya, Yogyakarta.
Pertama kali dalam hidupku, aku merantau. Terkadang terdengar lucu juga kalau ada orang yang bilang sekolah yang jauh biar bisa hidup mandiri. Alasan yang klise, mandiri dan tidak mandiri bergantung diri dengan orangtua yang selalu memanjakan kita atau tidak, bukan berarti aku ingin menyalahkan orangtua yang memanjakan anaknya. Toh, itu hak mereka.
Sekarang aku merantau bukan karena mau belajar mandiri, tapi karena ingin belajar sebagai orangtua untuk adikku. Maka dari itu, satu tahun yang lalu aku bekerja di salah satu perusahaan desain grafis.
Pagi ini cuaca benar-benar mendukung untuk tetap berada di atas ranjang. Hujan rintik-rintik yang syahdu dan akhir minggu. Aku menguap beberapa kali, masih berat mataku untuk sekedar saja membuka mata, baru tiga jam aku tidur setelah menyeleseikan proyek.
Kringgg… kringggg….
Suara nada dering khusus untuk adikku berbunyi, tanganku mencari keberadaannya.
Tutt.. ku letakkan ponsel di daun telingaku.“Hmm…?” sahutku setengah sadar
“Teh? Teteh begadang lagi?!!”
Aku menjauhkan ponselku dari teriakan adikku.
“Any problem?”
“Teh… hari ini bisa tidak nganterin aku?”
“Nggak!”
“Makasih teh.. adek sayang teteh”
Tut! Aku matikan ponselku. Dia sudah tau kata penolakanku adalah persetujuan. Entah sejak kapan adikku memahaminya, mungkin karena kebiasaanku sejak kecil yang lebih dekat dengannya dibandingkan dengan kakak lelakiku.
Bulan lalu adikku, Paras mendapatkan surat pengumuman masuk perguruan tinggi di Yogyakarta. Mengambil jurusan kedokteran. Sebenarnya orangtua ku terlalu khawatir dengan minatnya itu, usianya lebih muda dua tahun untuk masuk perguruan tinggi apalagi jurusan kedokteran. Dia mengambil kelas akselerasi saat SMP dan SMA. Hari-harinya diisi dengan belajar dan belajar. Itu membuatnya menjadi kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Pukul 10.00 WIB
Aku terbangun dari tidur pengganti tadi malam. Aku bergegas, siap-siap untuk mengantar adikku ke tempat pelatihan pembedahan yang jaraknya lumayan jauh.Drrttt… 1 pesan dari Paras
Teh, aku sudah siap. Tapi helmku dipinjam tetangga kamar ke Semarang, sekarang belum balik T.T
Aku mendesah, ada sedikit kesal di dada,
Kamu pinjem sama temenmu yang lain coba1 pesan Paras
Tapi Teh, aku ndak enak. Kalau teman teteh ada ngga?Aku balas
Kamu sudah coba bertanya?1 pesan Paras
Belum TehAku balas
Coba dulu
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON
ДуховныеPada akhirnya, aku hanya menghabiskan waktu tanpa guna. Dan ceritaku pun berakhir tanpa ada kelanjutannya.