Microscolove - 18

1.9K 102 83
                                    

Rintik hujan mendominasi langit pada pagi hari ini. Alsya berjalan, menyingkap tirai putih yang menjuntai dari balik kaca jendela kamarnya, menatap keadaan di luar. Pandangannya lalu beralih pada ponsel miliknya yang bergetar di atas meja. Dari layar kunci, Alsya sudah dapat mengetahui siapa yang mengirimi nya sebuah pesan.

Chilla Anaira: sya buku tulis ppkn gue yang lo pinjem jangan lupa dibawa

Alsya Allegra: Iya, udah gue masukin dalem tas

Setelah mengirimkan balasan, Alsya keluar dari room chatnya bersama Chilla. Matanya tertuju pada satu nama, orang yang akhir-akhir ini sangat Alsya tunggu pesannya. Terhitung empat hari Dirgan tidak lagi mengiriminya pesan. Bahkan  pesan yang Alsya kirimkan sebelumnya hanya berakhir dibaca saja. Apa mungkin cowok itu sibuk dengan segala urusannya?

Dengan iseng Alsya membuka room chatnya bersama Dirgan. Jarinya mulai menscroll ke atas. Membaca riwayat pesan-pesan dari cowok itu. Sesekali Alsya tersenyum, semakin tenggelam dengan kegiatannya. Hingga secara tiba-tiba tanpa Alsya sangka, Dirgan mengiriminya pesan!

Sekali lagi, SETELAH EMPAT HARI TEPATNYA HARI INI DIRGAN MENGIRIMINYA DUA BUAH PESAN YANG LANGSUNG TERBACA PADA DETIK ITU JUGA!

Dirgan Salya Baskara: Sya

Dirgan Salya Baskara: Berangkat bareng siapa?

Alsya refleks keluar dari aplikasi dan menyimpan ponselnya dengan posisi terbalik. Alsya memegangi dadanya yang berdegup kencang, kaget. Bagaimana jika Dirgan berpikiran yang aneh-aneh dan mengira Alsya memang menunggu pesan darinya setiap hari? Mau menjelaskan, belum tentu Dirgan ingin mengetahui alasannya. Tidak menjelaskan takut Dirgan menelan mentah-mentah apa yang dipikirkannya tentang Alsya. Kini Alsya terjebak pada situasi apapun yang dilakukannya akan salah.

Alsya mondar-mandir sambil menggigit jari, bingung harus bagaimana. “Gue ngapain sih pake scroll segala? Jadi gini kan.”

Alsya meruntuki dirinya. Seketika menyesal dengan apa yang ia lakukan pada beberapa menit yang lalu. Alsya berpikir, langkah apa yang harus lakukan selanjutnya.

“Tarik pesan?” Alsya menimang-nimang, kemudian menggeleng. “Tapi kan udah tanggung kebaca!”

“Minta solusi sama Ali?” tanyanya masih pada diri sendiri. Alsya berdecak. “Tapi nanti gue kena ledek.”

Alsya duduk di tepian kasur sambil memijat keningnya. Belum menemukan jalan keluar tetapi ponselnya kembali berbunyi. Membuat Alsya menatap benda pipih itu dengan was-was.

“Tahan dulu tahan,” ucapnya pada diri sendiri. Selang lima menit rasa penasarannya tidak bisa lagi tertahan. Perlahan, tangannya mengambil ponsel yang ia letakkan di atas meja rias.

Dirgan kembali mengiriminya pesan. Membuat Alsya semakin tak keruan. Dengan segenap keyakinan, Alsya memberanikan diri dan mencoba bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa.

Isi pesannya begini,

Dirgan Salya Baskara: Gue ga minta lo cuma baca chat dari gue

Dirgan Salya Baskara: Bales

Alsya mendadak tremor, telapak tangannya mendingin. Sehingga untuk mengetik mengirimkan balasan terasa sangat sulit dilakukan. Jarinya mengambang begitu saja di atas papan ketik. Alsya harus memberikan balasan yang seperti apa?

Alsya Allegra: Iya Dirgan

No! Itu terlalu ramah. Delete.

Alsya Allegra: Apa?

Yang ini terlalu keliatan sok cuek. Delete.

Alsya Allegra: Iyaa

Nah kalau yang ini keliatan terlalu ramah, gak boleh. Delete.

Microscolove Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang