empat

7 1 0
                                    

"Gini nih nunggu lampu merah lamanya minta ampun kaya nunggu dia ngasih kepastian. Eaakk bucin gue" ucap Kania kepada dirinya sendiri saat menunggu lampu merah didepannya dengan motor matic nya dan tangannya yang membenarkan kaca spion motor.

"kaca spion gue berdebu banget. Maaf yah Niki gue belum nyuci lo jadi lo kotor deh" ucapnya kepada motor kesayangannya yang ia kasih nama "niki" yang sudah 2 minggu ia tidak membersihkannya hingga motor nya ini terlihat kotor. Kania selama lampu merah ia berbicara kepada motornya yang tidak mungkin menjawabnya karena itu benda mati bukan makhluk hidup.

"Gilee... tu cowo bawa motor mirip dilan banget dah. Mirip Iqbal terus motornya juga sama terus jaket dipakenya juga persis kek dilan dan dibelakangnya kek milea gitu... ehh bener kan?" Gumam Kania saat melihat dibelakangnya yang mirip dengan iqbal dan milea melalui kaca spion yang ia lihat.

"Iya!! Itu iqbal OMG! Milea juga! Gue gak mimpi gengs.... gue ketemu artis di jalan!! Gue seneng banget dah. Gue kagak mimpi kan?.ternyata mereka lagi syuting milea ke 2 kali ya? Ah bomat yang penting gue ketemu artis." Teriak Kania histeris membuat pengendara lainnya menengok kearah Kania yang berteriak teriak. Kania mengabaikan lalu ia memundurkan motornya sehingga ia sejajar dengan motor dilan itu

"Iqbal?! Vanesha?!" Teriak Kania saat melihat kedua nya ada didepan.

"Hai Kania... nunggu lampu merah yah? Tanya Iqbal.

"I-iya" gugup Kania jujur ia terkejut Iqbal mengetahui namanya.

"Berat loh nunggu mening aku aja yang nunggu"

"Eh! Kamu tuh yah! Itu kan buat milea doang" kesal Milea tepatnya Vanesha.

"Hehe, foto yuk" ajak Kania lalu ia  mengeluarkan handphonenya dan "ckrek" bunyi itu keluar dari handphonenya dan seketika lampu hijau nyala dan Iqbal pergi bersama Vanesha.

"Iqbal... kemana kau pergi jangan tinggalkan akuuuu" teriak Kania.

Byurrr..

"astagfirulahalazim" teriak Kania yang bangun dari tidurnya karena merasa wajahnya disiram seember oleh seseorang.

" maneh ngalindur? Atau kumaha? Tidur meni nepi ka mimpikeun si Iqbal. Mimpi maneh mah moal kanyataan! Piraku Iqbal apal ngaran maneh?! Ciga nu spesial wae. Nurani ge masih berharap." Teriak sepupunya yang bernama Acep yang kini sedang berkerja dibandung.

"OMG! Lu banjur gue seember? Lu gak salah? Gue lagi mimpi enak Cep! Lu mah ngeganggu tau gak!" Kesal Kania lalu ia berdiri mengambil ember nya yang tergeletak dikasur dan memakaikannya ke kepala Acep.

"Puas lo! Pokoknya bersihin kasur gue! Lu tuh dari pangalengan udah buat gue kesel yah. Udah mah gak bawa oleh oleh susu murni lagi. bulan kemarin dateng kesini dan hari ini langsung banjur gue. Udah mah gue kagak ngerti bahasa sunda!" Kesal Kania lalu pergi meninggalkan Acep dan pergi ke kamar mandi.

"Kania... maneh teh lahir dibandung piraku teu apal bahasa sunda? Pantesan we nilai bahasa sunda na jeblog! Meren eta budak tara diajak ka lembur na merennya! Engke urang rek make bahasa indonesia sok. Didieu mah cigana teu ngarararti basa sunda." Celutuk Acep yang tak menduga bahwa Kania tidak pandai dalam bahasa sunda.

Kania memang lahir dibandung tapi ia tidak tahu bahasa sunda. Maklumi pasti kalian juga yang orang bandung agak gak ngerti sunda lah yah...,, Acep itu sebenarnya nama aslinya Andreonal Fartan cukup bagus bukan?  tapi Kania selalu memanggilnya Acep karena ia tidak suka wajah Andreonal yang tampan plus nama bagusnya jadi Kania memanggilnya Acep masa iyah wajah bagus nama pun harus bagus? Itu tidak adil bagi Kania. Ya cukup dibilang Kania ini egois sekali.

.
.
.

"Kania! Ini adiknya nangis kenapa? Kamu apain?! Turutin yang dia mau Kania" teriak Ibunya yang marah karena adik Kania menangis dan mengadu kepadanya karena Kania tidak mau memberikan hpnya untuk bermain game.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pengagum lelaki?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang