Tekan bintangnya dulu sebelum baca ya :)
...
Jennie mengunyah sarapannya dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun. Mencoba mengabaikan perasaan mual yang kian mengganggu karena terlalu banyak pikiran.
"Jen, kalo ga bisa jangan dipaksa," kata Kai natap ke arah Jennie iba.
Jennie mendengus lalu menghela nafas lirih. "Andai aja ada hal yang bisa dipaksa buat dipertahanin ya bang?" kata dia. Kai cuma bisa diam dan natap Jennie yang kelihatan lemah.
Sejak nerima pesan dari Sehun, dia langsung nyoba untuk ngehubungin cowok dingin itu. Tapi nihil, Sehun ga bisa dihubungin sama sekali karna nomornya non-aktif. Dan Jennie bisa langsung kalo nebak ada yang ga beres.
"Apa Jennie terlalu maksain buat terus bareng kak Sehun ya bang?" tanya Jennie pelan.
Kai menggeleng. "Engga kok. Si Sehun aja tu yang sok jual mahal sampe kesannya lo yang ngemis cinta. Bajingan emang, tapi sialnya dia sahabat gue," kata Kai.
Jennie ketawa pelan lalu kembali memasukkan sesendok makanan ke mulutnya. "Besok kita jadi balik ke jakarta kan?" tanya Jennie mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Iya, pesawatnya jam 2 siang. Lalu malamnya kita ada acara sama mama papa," kata Kai.
"Bagus deh, Jennie udah kangen banget sama kamar Jennie," kata Jennie lalu nampilin senyumnya.
Kai ikut senyum dan ngusap kepala Jennie lembut. "Janji buat selalu bahagia ya Jen," katanya membuat alis Jennie mengernyit bingung.
"Mulai nih, dari waktu itu gini mulu ngomongnya. Bang, lo ga bakal ninggalin gue kan?" tanya Jennie.
Kai ketawa. "Engga kok. Pokoknya gue pengen lo selalu bahagia Jen."
---
Besoknya...
"Jennie rindu banget sama Jakarta," kata Jennie sesampainya mereka di Bandara Soekarno-Hatta.
"Lebay lu kutyl," kata Kai sambil sentil keningnya.
Tiba-tiba waktu mereka udah sampe di parkiran, mereka dikagetin sama segerombolan makhluk astral yang nungguin mereka kayak mau ngajak tauran. Ada anak-anak ekso-kecuali Kai sama Sehun-, ada sahabat-sahabat Jennie, dan tambah ada Taeyong sama Seulgi.
"Kok ada kak Seulgi?" tanya Jennie bingung ke Kai.
"Lagi deket sama Taeyong," jawab Kai yang bikin Jennie melotot kaget. "Makanya lo gausah sok jual mahal," kata Kai lalu ketawa ngeliat Jennie yang cemberut.
Mereka akhirnya beneran sampe di depan segerombolan itu lalu peluk-pelukan manja.
"Jen, a'a boleh peluk ga?" tanya Baekhyun.
"Enak aja! Berani macem-macem lo?!" kata Lisa lalu natap dia garang.
"Ampun atuh neng," kata Baekhyun lalu nyengir. Yang lain pun ketawa ngeliat dua orang itu.
--
Malam ini, Jennie dan Kai udah siap-siap buat makan malam di luar bareng Heechul sama Hani. Mereka berempat udah duduk rapi sambil nungguin pesanan yang belum datang.
"Setelah ini Jongin bakal lanjut kerja di tempat papa kan?" tanya Heechul.
Kai ngangguk. "Ntar kalo udah selesai nyusun skripsi S2 aku di Singapura, aku balik lagi ke sini," kata dia.
Jennie cuma ketawa. "Ga kebayang lo jadi CEO," kata dia ngeledek. Hani sama Heechul sama-sama ketawa juga.
Diem-diem mereka terharu, gak nyangka juga anak mereka udah pada besar-besar sekarang.
"Jennie mau lanjut di perusahaan papa juga," kata Jennie tiba-tiba.
Heechul sama Hani saling pandang lalu menggeleng. "Anak cewek di rumah aja ngurus suami," kata Heechul.
Jennie masang muka cemberut. "Ga adil dong Pa, masa Jennie ga kerja," kata Jennie ga terima. "Lagian kan Jennie belum punya suami. Masih lama mau nikahnya, Pa," sambungnya sambil mencebikkan bibirnya.
"Kata siapa masih lama?"
Mereka berempat yang ada di sana noleh dan mendapati keluarga Sehun yang tersenyum cerah ke arah mereka. Berbeda dengan yang lain, dua orang yang tengah saling tatap itu hanya mampu terdiam dengan wajah pias. Jennie dan Sehun sama sama kehilangan suara mereka barang satu frekuensi pun.
Kai ngusap bahu Jennie pelan. "Ini arti dari 'gue pengen lo hidup bahagia' yang akhir-akhir ini gue omongin ke elo. Dasar ga peka," kata dia sambil nyubit pipi Jennie.
Jennie natap Heechul sama Hani masih berusaha ngertiin situasi yang ada. "M-maksudnya apa ya?" katanya menemukan suaranya kembali setelah beberapa saat tercekat.
"Kalian berdua udah dijodohin."
Mata Sehun dan Jennie kompak membulat sempurna. "A-apa?" kata keduanya berbarengan.
"Ngomongnya aja barengan, emang udah jodoh ya," kata mama Sehun yang bikin yang lain akhirnya ketawa-kecuali Jennie sama Sehun pastinya. Mereka berdua masih sama-sama kaget.
"Kalian mau ngobrol berdua dulu?" tanya Hani dengan senyum teduhnya.
---
Ada yang bilang masa depan tidak dapat diprediksi oleh orang-orang. Kalian mungkin bahagia detik ini, namun siapa sangka detik selanjutnya kalian mungkin saja mengalami musibah. Atau mungkin juga terjadi sebaliknya.
Tapi untuk saat ini, Jennie belum bisa memastikan perasaan apa yang dia rasakan selain kaget.
"Bener-bener ga disangka ya," kata Sehun memecah keheningan. Jennie hanya mampu menatap sepatu yang dia kenakan tanpa bisa memandang Sehun. "Jadi buat nyelametin hubungan antara aku sama kamu, aku kabur dari perjodohan aku yang ternyata dijodohinnya sama kamu," kata dia lalu mendengus pelan seraya mengukir senyum tipis. "Takdir semempermainkan itu ya."
"Kalau seandainya kakak bukan dijodohin sama aku, berarti pesan yang kakak kirim itu jadi salam perpisahan buat aku dong ya?" tanya Jennie. Sehun cuma bisa diam, gak ngelakuin pembelaan apapun karna emang itu faktanya.
Lalu mereka diem lagi. Sibuk sama pikiran mereka masing-masing.
"Kamu pasti kecewa kan karna aku?" tanya Sehun.
Jennie diem selama beberapa saat, sampai tiba-tiba dia menampilkan senyum tipis. "Banget malah."
Sehun otomatis langsung natap Jennie kaget. "Jadi kamu bakal nolak perjodohan ini?" tanyanya pelan.
Dan Jennie cuma bisa natap sepatunya lagi.
--tbc
Satu chapter lagi tamat, yuhuu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Boyfriend | Complete (✔)
Fanfiction[non-baku] -Jenhun- Sehun itu most wanted idaman siswi sekolahan. Udah ganteng, kapten basket lagi. Orang pada bilang kalo yang jadi pacar Sehun itu beruntung banget karna bisa dapat Sehun dengan paket komplitnya. Tapi menurut pacarnya Sehun; "Apan...