"ta gue balik ke kamar ya, sampah bekas jajan gue, buat elu aja ngga papa kok gue ikhlas" pamit afenia didepan pintu kamar ananta, afenia sengaja mengubah intonasi dengan melambatkan dan melirihkan suaranya
"heh buang ngga" jawab ananta tanpa menoleh kearah afenia yang terkesan pasrah
"ngga...." afenia tertawa melihat wajah pasrah ananta lalu membaringkan badan diatas kasur kesayangannya dan memainkan ponsel tanpa menutup pintu kamar
"ah ilah nih sampah banyak amat si padahal gue cuma makan inian doang ge belum abis" gerutu ananta yang sedang memunguti sampah berceceran didalam kamarnya, memasukannya kedalam kantong plastik berwarna hitam
"yang ikhlas, ntar jodoh lu ganteng deh gue jamin" teriak afenia masih dalam posisi berbaringnya
"teori dari mana orang mungutin sampah temen, jodohnya jadi ganteng"
"gue sama dea" jawab afenia masih dengan tawa diakhir kalimatnya.
ananta tak menjawab lagi, dia pelan-pelan berjalan kearah pintu kamar afenia dan mengambil kunci yang terpasang dibalik pintu, sangat pelan agar afen tidak sadar dengan aksinya. saat kunci sudah terpasang disisi luar, dia menutup pintu afenia dengan kencang dan menguncinya dari luar.
afenia kaget , dia langsung berdiri dan berusaha membuka pintu dengan menaik turunkan knop pintu kamarnya."anantaaaa kunci kamar gueee"
"rasain lu, telat telat deh lu besok hahaha" ananta terus tertawa, sementara afenia mengetuk pintu berulang-ulang agar ananta membukakan pintu kamarnya.
nihil, tidak ada hasil dari usaha afenia berteriak memanggil ananta agar mau membukakan pintu kamarnya.
afenia pun berhenti dari usahanya "udah gila nih bocah, masa gue dikunciin dikamar. kaya penculikan tau ngga" dia berbicara pada dirinya sendiri tanpa ingin dijawab oleh siapapun. tiba-tiba suara tawa terdengar dari luar kamar afenia disusul dengan bunyi knop pintu yang siap terbuka. dan, ananta dengan tawanya.
"gue laporin ke ka seto lu besok" ucap afenia setelah dia mengambil kunci dan menutup pintu kamarnya tanpa peduli jawaban dan tawa dari ananta
***
sudah setengah jam yang lalu dari jam 09:30 afenia dan dea sudah berada dikantin karena dosen mata pelajaran yang seharusnya mengisi jam mereka tidak masuk, niat awal mereka ingin pergi keperpustakaan tetapi tidak jadi karena tiba-tiba saja mereka merasa lapar.
"gimana menurut lu fen?"
"tulisan lu atau si reza?"
"ya tulisan gue tentang reza lah"
"gue yakin lu menang" afenia menutup lembaran terakhir hasil karya tulisan dea
"Aamiin gue traktir ice cream kalo gue menang"
"setuju"
"elu ngga ikutan event ini fen? sayang tau, kan jarang-jarang ada event kaya gini, pas banget disemester akhir kita lagi"
"gue bingung de"
"bingung kenapa?"
"yaaaa bingung aja mau nulis tentang apaan. oh iya de. gue mau cerita soaaall satria" afenia tidak melanjutkan bicaranya, dea menarik nafasnya dalam.
"gue udah tau, udahlaah. biasa aja kali fen, lagian gue ngga suka kok sama dia"
"tapi kata lu, mata dia bagus, terus lu suka sama dia."
"ya teruus, gampang fen gue mah, gampang ilang. gue juga tau kok kemaren lu pergi sama satria" afenia diam dan menatap sahabatnya
"cinta ngga pernah serius yah de dimata lu"
![](https://img.wattpad.com/cover/186022524-288-k593236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Filosofi Diam
RandomAfenia Rahma, hanya seorang gadis yang mampu menikmati setiap situasi kecuali jatuh cinta. Memiliki dua sahabat yang berfrekuensi sama adalah keberuntungan baginya. Lalu senja, lensa, dan satria adalah bagian dari kiasan yang mempunyai ribuan makna