Bukan Dilan

281 15 11
                                    

Aku punya cerita, kalian baca ya..

Namaku Made Devi Ranita, kalau terlalu panjang panggil saja Devi, atau terserah mau panggil apa. Asal jangan sayang, karena cuma dia yang boleh. Hehe

Aku seorang mahasiswa DKV di sebuah universitas di kota Denpasar, Ravenclaw University. Aku masih semester tiga. Anak terakhir dari dua bersaudara. Kakakku seorang perempuan, ia kuliah di Jepang. Papahku arsitek sedangkan Mamahku jurnalis.

Sudah cukup perkenalannya? Apa kau ingin tahu sedikit tentang dia? Baik, aku akan ceritakan. Duduklah, jika perlu ambil camilan.

Ravenclaw University, 2018

Hm, hari pertama perkuliahan setelah 3 hari kegiatan ospek. Aku berangkat diantar oleh Papahku. Setelah berpamitan dan mencium punggung tangan Papah, akupun mulai memasuki area kampus.

"Depiii..!"

Kulihat dua orang berlari mendekat ke arahku. Mereka Melati dan Fia, sahabatku. Kami bertiga lalu berjalan menuju gedung fakultas kami, lumayan jauh dari gerbang utama. Sekitar 500 meter.

"Hai Devi. Mau naik?" Seorang pemuda dengan sepedanya berada di sebelahku.

"Engga." Jawabku seperti biasa.

Kami bertemu ketika hari pertama ospek. Dia yang menunjukkan gedung fakultasku saat aku kebingungan mencarinya. Dan sejak hari itu, anak ini sering muncul di hadapanku dan menawarkanku untuk naik sepeda bersamanya. Jangan berpikir aku mengenalnya, tahu namanya pun tidak.

"Hanya menawarkan, barangkali kamu berubah pikiran. Duluan ya." Diapun berlalu meninggalkan kami bertiga. Dengan kedua temanku yang tidak berhenti mengatakan 'ciee' padaku. Menyebalkan.

***

Hari berganti begitu cepat, satu semester telah aku lalui di sini. Bersama teman-teman baru dan manusia aneh itu yang ada dimana-mana.

Seperti sekarang, dia mengikuti kelasku. Aku tahu dia bukan anak DKV tapi entah bagaimana bisa berada di sini. Dan ia duduk di sampingku.

"Ah, Tuhan benar-benar tidak main-main ya ketika menciptakanmu." Ucapnya berbisik. Aku mendengarnya, tapi aku abaikan saja.

"Kamu tau nama dosen yang sedang mengajar itu?" Tanyanya.

"Tau." Jawabku singkat.

"Wah aku ingin jadi dia, biar kamu tau namaku juga."

Haish, manusia ini. Selalu saja mengucapkan kalimat aneh.

"Sepertinya kamu tidak suka aku di sini, padahal aku menyukaimu."

Kau dengar apa yang dia katakan? Kau mau tahu perasaanku? Entahlah, tapi aku degdegan.

"Hei kamu, Burhan! Apa kamu anak kelas ini?" Ucap dosen yang mengajar pada manusia aneh di sebelahku.

"Saya?" Tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kamu yang dari tadi mengajak ngobrol anak murid kesayangan saya tapi diabaikan." Ujar Pak Bambang, dosenku itu. Seisi kelas tertawa mendengarnya, kecuali aku. Fia dan Melati yang tertawa paling keras.

"Ah, saya hanya salah masuk kelas Pak. Saya akan keluar." Ucapnya.

Sebelum keluar ia meletakkan sebuah sticky note di mejaku. Kemudian berlalu.

"Pak, apa dia murid kesayangan Bapak?" Tanyanya setelah sampai di depan Pak Bambang.

"Iya, karena dia pintar. Kenapa?" Jawab pak Bambang.

FairytalesWhere stories live. Discover now