Jinan terbangun dengan masih setengah nyawa yang terkumpul ketika suara adzan subuh berkumandang. Ia mengucek matanya dan melihat ke arah jam dinding kamarnya. Pukul 4.35 WIB, itu artinya Jinan terlambat untuk bangun sahur lagi.
"Ayaaah, Bundaaa, Najwaaa Jinan ngga sahur lagi." rengek Jinan.
Ia kemudian membuka ponselnya, terdapat banyak sekali notifikasi di sana. 15 panggilan dari Najwa, Bunda, dan sang Ayah. 5 panggilan dan 10 pesan dari Cindy. Serta 20 panggilan dan 20 pesan dari sang pacar semua ia lewatkan. Semua notifikasi tersebut bertujuan untuk mengingatkan Jinan bangun sahur. Tapi tetap terlewat juga.
Lalu kemana Bunda, Ayah, dan sang Adik? Mereka telah mudik terlebih dahulu ke Solo. Jinan tak bisa ikut karena ia masih memiliki jadwal bersama JKT48, alhasil ia ditinggal dan disuruh menyusul jika jadwalnya sudah benar-benar selesai.
Ia kemudian bangkit dari kasurnya, lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu beribadah.
Selesai melaksanakan ibadahnya, ia langsung tidur lagi. Tak berniat membalas pesan-pesan tersebut.
***
"Sore Tante." sapa Jinan pada seorang wanita paruh baya yang tengah menyiram tanaman.
"Sore Jinan. Mau ngapel?" Tanya wanita tersebut.
"Hehe, mau jemput dia buat ke teater bareng." Jinan nyengir.
"Yaudah masuk aja, anaknya di kamar paling."
"Yaudah Tante, Jinan masuk ya?"
"Iya silahkan."
Setelah mendapat ijin dari sang calon Mama, Jinan masuk dan bergegas menuju kamar sang pacar.
"Punteeennn.." Jinan mengetuk pintu kamar tersebut.
"Masuk, ngga dikunci." suara seorang gadis terdengar dari dalam.
Jinan membuka pintu kamar tersebut dan nampak lah gadis setengah malaikat sedang berada di meja riasnya.
"Lama ih, tinggal ni." ucap Jinan.
"Tinggal aja." jawab gadis tersebut enteng.
Jinan mendekat dan memeluk gadis tersebut dari belakang. Modus anjr, puasa juga Lo.
"Becanda tau, ngambeekk.." ujar Jinan.
"Lepas ih, modus!"
"Modus juga kamu suka, yakan?" Jinan menaik turunkan alisnya menggoda sang gadis.
"Katanya kalo puasa setannya dikurung kak?"
"Lah emang iya."
"Lah kok kamu di sini?"
"Heh! Enak aja!"
"Haha, abisan suka godain kaya setan."
"Haha serah kamu lah, udah siap belum? Yok berangkat."
"Udah kok. Oh iya, aku ijin ke Mama Papa buat nemenin kamu beberapa hari. Jadi ntar malem aku nginep di rumah kamu. Biar ngga telat sahur, biar ngga buka puasa pake junk food terus."