(You) and I

239 10 5
                                    

Kelanjutan dari cerita "You"

Terhitung sudah 5 hari sejak Jinan mengantarkan dirinya pulang, Devi tak sekalipun melihat Jinan di sekolah. Entah dimana dia dan bagaimana keadaannya.

Saat dimana Devi melihat Jinan mimisan malam itu, ia selalu memikirkan Jinan. Jinan yang berkata bahwa ia baik-baik saja dan pergi meninggalkan Devi yang panik saat itu.

"Gimana keadaan kamu?" Devi menghela nafas panjang.

"Kamu bilang apa?" Tanya Brielle ketika mendengar gumaman Devi yang tak terlalu jelas.

"Engga kok." Devi memaksakan senyumnya.

"Oh oke deh." Balas Brielle.

"Biyel, kompetisi dance yang waktu itu jadinya kapan sih?" Tanya Devi.

"Bulan depan tanggal 18. Nonton ya sama aku." Brielle menatap Devi dengan tatapan memohon.

"Hmm.."

"Ih jangan hm doang. Mau ya? Semangatin kak Jinan. Hehe."

Devi memutar bola matanya malas.
"Boleh aku nanya?"

"Apa tuh?" Brielle penasaran.

"JCC itu mereka satu kelas?"

"Iya di 11 IPS 3. Kenapa? Kamu suka sama yang mana? Cieeee.." Bawel emang si Brielle ini.

"Heh apaansih!" Devi mendelik sebal.

"Hahaha, lucu banget mukanya. Kenapa tiba-tiba nanya JCC coba?"

"Ya gapapa." Devi kembali fokus pada bacaannya.

"Dev.." Panggil Brielle.

"Kenapa?"

"Udah beberapa hari aku ngga liat kak Jinan deh." Raut wajah Brielle berubah, tak secerah tadi.

Nah ini yang Devi tunggu, akhirnya Brielle sadar.
"Ya terus?" Tanya Devi seolah biasa saja.

"Kangen, hehe." Brielle nyengir

"Kamu suka beneran ya sama dia, Biyel?"

"Kayanya gitu."

Percakapan mereka berhenti disana. Sebenarnya Devi ingin menanyakan tentang Jinan pada Brielle, namun ia urungkan. Lebih baik ia bertanya langsung pada dua sahabat Jinan. Dan untuk pernyataan terakhir dari Brielle, mengapa rasanya berat untuk Devi?

Begitu bel pulang terdengar, Devi segera merapikan barang-barangnya dan bergegas keluar kelas tanpa pamit pada Brielle.

Devi menunggu keduanya di parkiran sekolah, karena ia tak tau harus kemana. Tadi Devi sempat melewati kelas anggota JCC, namun kelas itu sudah kosong.

30 menit kurang lebih Devi menunggu, akhirnya yang ditunggu datang. Christy dan Cindy tanpa Jinan bersama mereka.

"Kak Chtisty, kak Cindy!" Panggil Devi.

"Eh hai Devi." Jawab keduanya.

"Ada apa nih?" Tanya Cindy.

"Kakak berdua mau pulang ya?" Tanya Devi, ia sebenarnya merasa sungkan.

"Iya, kenapa? Kamu mau bareng kita?" Tawar Cindy.

"Eh, ngga usah kak. Aku naik sepeda kok." Tolak Devi.

"Terus? Kenapa manggil kita?" Christy penasaran.

"Ya emang ngapa sih? Kagak boleh? Sombong amat!" Bukan Devi, tapi Cindy.

"Gue kaga nanya lo." Christy melotot ke arah Cindy.

Devi tersenyum melihat mereka berdua, selalu saja seperti itu.
"Ehm, Kakak berdua kok ngga sama kak Jinan?"

FairytalesWhere stories live. Discover now