13. Kebenaran

50 5 0
                                    


Vote ayok. Vote.

Lampu bioskop sudah mulai dimatikan. Vina segera mengoprasikan ponselnya untuk menurunkan kontras dan menghidupkan mode hening.

Namun popup sebuah pesan muncul. Disusul sebuah pesan lainnya yang membuat lutut Vina lemas seketika.


Roomchat Devin - Vina

Devin : ngapain sama kevin?

Devin : jangan kemana mana. gua nyusul


Vina menggigit bibir bawahnya. Ia melirik Kevin sudah mulai fokus dengan film yang diputar. Membuat Vina mengurungkan niatnya untuk memanggil lelaki itu.

Namun entah bagaimana, Kevin seakan tahu gerak-gerik gelisah Vina. Ia menanyakan keadaan Vina dan gadis itu menjawab dengan 2 kalimat, yang sukses membuat garis wajah Kevin berubah.

"Devin mau kesini. Gimana dong Vin?"

Kevin mengambil alih ponsel Vina dan mengirimkan pesan pada adiknya sendiri. Vina yang tadinya hendak merebut kembali ponselnya jadi terdiam dengan rentetan ucapan Kevin.

"Dia udah bikin lo nangis, bikin persahabatan lo rusak, bikin hari-hari lo suram. Dan saat dia mau ganggu ketenangan lo sekarang, lo masih mau terima?"

Vina menghela nafas, "Kalau dia beneran nyusul kesini gimana? Ntar kalo Lauren tau bisa bahaya"

"Ga akan" Jawab Kevin sambil mengembalikan ponsel Vina. Lelaki itu kemudian kembali fokus pada film.

Vina menata layar ponselnya.

Roomchat Devin - Vina

Vina : ngapain lo kesini? Mau ganggu hidup gua lagi?

Vina : urusin aja cewek lo itu

---

Jam 10 malam.

Lampu dikamar Chelvin padam. Hanya lampu belajar yang menemaninya dalam bercengkrama dengan buku IPA dan beberapa lembar kertas.

Padahal beberapa saat yang lalu, Sang Ibu datang untuk memperingatkannya agar tidak belajar hingga larut malam.

Namun Chelvin tidak peduli. Ia harus berhasil masuk SMA Wijaya dengan jeri payahnya sendiri. Bukan karena nepotisme karena ayahnya adalah pemilik Yayasan Wijaya.


"GUA CAPEK VIN"

Chelvin menyerngit, "Bang Devin? Ngapain teriak-teriak tengah malem gini?" Ia kemudian beranjak sambil menutup buku IPA nya.

Gadis itu mengendap-endap keluar dari kamar. Membuat gertakan kakaknya semakin jelas terdengar.

"JANGAN LO DEKETIN VINA LAGI"

Langkah Chelvin berhenti. Matanya melebar seketika. Ia kenal betul gertakan tadi.

Kevin.

Niat Chelvin untuk menguping semakin besar. Apalagi menurut Chelvin, Kevin adalah tipe lelaki tenang. Bahkan ia tidak pernah memarahi Chelvin.

Kalau Kevin yang Chelvin kenal sangat hangat itu sampai marah seperti ini, pasti ada sesuatu yang salah.

Chelvin sempat kepikiran soal nama yang Kevin sebut tadi.

Vina.

Chelvin tau. Kedua kakaknya itu memperebutkan seoranh gadis di SMA Wijaya. Namun Chelvin belum paham betul apa masalah yang membuat perebutan itu menjadi sepelik ini.

DeLavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang