17. Black In The Light

74 5 0
                                    

Vote ya vote astaga vote ajalah pokoknya vote intinya vote


Vina mengangkat name tag yang ia kenakan. Dibalik name tag bertulis namanya itu terdapat secarik kertas yang diselipkan. Kertas itu berisi jadwal acara yang akan dilangsungkan selama 2 hari 1 malam ini.

"Jam 3 sore hari ini..." ia memindai kertas itu, "Mendirikan tenda" Kata Vina pada seorang adik kelas yang menanyakan jadwal sekarang.

"Kamu sama regu kamu bisa minta tolong kakak Pramuka yang pake slayer merah buat bangun tenda kalo ga bisa" Vina melanjutkan.

Adik kelas dengan rambut sebahu itu mengangguk paham. Ia kemudian berbalik dan lari menuju pinggir lapangan. Disana, Raihana dan beberapa anggotanya sedang membuat petak berukuran 3x3 meter yang dibatasi oleh patok dan rafia. Yang nanti akan menjadi batas setiap regu untuk mendirikan tendanya masing-masing.


Sementara itu di tenda besar bertuliskan SMA WIJAYA yang berdiri kokoh di sisi barat, Fanya dan beberapa anggotanya tengah membagikan beras, telur, dan mi instan pada setiap perwakilan regu untuk dimasak sore nanti.

Ada juga Dafa yang tengah asyik memanjat pagar dekat bumi perkemahan untuk memasang spanduk SMA Wijaya. Sementara Devin dibawah malah memukul baskom dengan sendok seirama dengan gerakan Dafa.

Membuat lelaki dengan kaus merah itu berteriak, "Lo kira gua topeng monyet?!"


Disebelah selatan lapangan, Farhan tengah mengatur pengaturan mic. Bersamaan dengan Jesy yang memegang mic untuk mengecek pengaturan Farhan tadi.

Tapi bukan "Cek" atau "1, 2, 3" tapi malah "SMA Wijaya digoyang!" menggunakan nada bicara pembawa acara konser dangdut.


Sementara Vina disini.

Menjaga meja registrasi yang terletak disebelah tenda utama SMA Wijaya.

Ia hanya duduk. Sesekali beberapa adik kelas datang untuk registrasi untuk pengambilan tenda atau menanyakan jadwal yang berhubungan dengan kemah ini.

Hingga saat sudah pukul 5 sore dan para peserta kemah sibuk berkutat di dapur kecil mereka, Vina masuk ke tenda OSIS dan langsung disambut oleh Lauren yang tengah memilih beberapa pilox dari kardus yang digeletakkan dipojok tenda.

Vina awalnya tak peduli. Namun melihat Lauren seperti mencari sesuatu membuat langkah Vina menghampiri, "Nyari apaan?"

"Gua udah bilang ke Farhan buat beliin pilox merah. Tapi ga ada. Malah adanya putih sama ijo" Jawab gadis itu tanpa mengalihkan pandangan.

"Lah, Farhan nyuruh gua beli yang ijo sama putih doang tuh" Kata Vina yang membuat Lauren mendongak. Lalu mendecakkan lidah.

"Aduh Farhan gimana sih" Ia kemudian mengambil 2 buah pilox tadi.

"Lo mau kemana emang?" Tanya Vina saat Lauren sudah berdiri.

"Mau nandain jalan di hutan buat penjelajahan besok" Jawabnya.

Vina mengerutkan kening, "Udah mau malem, Ren"

"Ga papa. Lagian gua kesana bareng anak OSIS sama PMR kok" ia kemudian menatap Farhan yang duduk disamping Fanya mengurus tumpukan beras dan telur, "Farhan! Gua jadinya pergi sama siapa nih?" Tanya nya.

"Tuh Vina" Jawab Farhan santai.

Lauren terdiam. Begitupun Vina.

Canggung.

"Euhm, kok cewek semua?" Tanya Vina.

Farhan jadi menoleh, "Lo seksi perlengkapan sama siapa?" Ia balik tanya.

DeLavinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang